Musim berganti, tahun demi tahun terlewati. Wanita datang dan pergi begitu saja dalam hidupnya. Semudah itu merahi, semudah itu juga berlalu.
(Author : maaf kalau ada bahasa inggrisnya.
Easy come, easy go. Kadang dia menggap betapa berpihaknya keberuntungan dalam dirinya dan kehidupannya semua apa yang dia mau, dapat dengan mudah yang dia peroleh.
Tapi apa yang dia dapatkan, semua itu juga akan menimbulkan suatu kebosanan dalam dirinya. Kering tanpa tinta warna namun, kini akan menjadi masalah lain.
Dia hanya di sudut oleh sang waktu, lima jam lagi dia harus mendapat seorang wanita untuk memastikan kehadirannya dalam suatu acara pesta, membuat kehadiran yang tidak akan di permalukan.
Satu persatu wanita banyak yang dia kencani, dia selalu menghubunginya. Namun, tidak ada satu pun yang punya waktu luang untuk acara itu. Semua pada sibuk.
Begitulah keadaanya yang sebenarnya wanita yang selama ini dia kencan. Mereka sangat mesra ketika sedang membutuhkannya untuk membayar tagihan atau sesuatu yang lainnya.
Semua yang tercantik selalu di manja. Selalu ingin di perhatikan dan di maafkan. Walaupun kadang dia ingin marah, akhirnya dia menyadari dia tidak lebih hanya pecundang di hadapan semua para wanita itu.
Bila sudah begini, benarlah kata sahabat dekatnya. " Kamu tidak bisa memiliki mereka selagi kau menganggap mereka mereka bisa kau beli dengan uangmu yang banyak. Coba kamu melihat wanita itu dari sisi lainya. Setidakanya, dari apa yang ada di dalam dirimu sendiri, bukan karena ada yang terkemas dari penampilan mu.
Mungkin dengan begini kau akan dapat merasakan arti dari sesungguhnya kehadiran wanita.
Temannya itu ada benarnya juga tapi dia belum bisa menerima dengan sepenuhnya.
Semua wanita yang ditemui di dalam hidup adalah mereka yang membutuhkan kualifikasi seperti yang dia miliki. Untuk itu, teman nya punya penilaian tersendiri.
"keluar lah dari lingkungan mu karena dunia ini sangat lah luas, kehidupan bukan hanya ada di lingkungan mu. Masih ada dunia yang lain yang harus kamu kenal. Mungkin dari dunia lain itu kamu bisa menemukan suatu sangat berbeda, yang akan membuat kamu lebih bijak untuk menyikap hidup. "
Masalahnya sekarang, dalam lima jam dia harus menentukan sikap untuk tetap dalam dunianya atau keluar.
Dalam kebingungan seiring berjalan nya waktu detik demi detik, akhirnya dia memaksakan diri untuk keluar dari hotelnya.
Seorang diri berjalan menyusuri di tengah kota, sesuatu yang hampir tidak pernah dia lakukan. Pakaian yang di kenakannya juga sederhana, tidak bermerek seperti biasa yang dia kenakan setiap harinya.
Dia ingin tampil seperti biasa dengan berjalan kaki di kota ini. Masalah nya kemana langkah yang akan dia ayunkan untuk mendapatkan seorang wanita di tengah kerumunan penduduk di kota itu.?dia tidak mau berlama lama dalam Pencarian, uang di dompet nya tentu dapat membantu nya dan menolongnya.
Di sebuah supermarket dia melihat ada seorang wanita yang lagi berjalan seorang diri, berpakaian rapi mengenakan pakaian muslimah.
Entah kenapa dia begitu tertarik dengan pancaran aura di balik wajah wanita itu. Usia dari wanita itu di taksirkan sudah lebih dari 26 tahun, sangalah anggun.
Seperti ada sebuah magnet yang memaksanya untuk mengikuti wanita itu.
Ada sebuah pertarungan di dalam dirinya untuk menyapa atau membiarkan wanita itu berlalu di hadapannya
Sebagai pebisnis yang besar dan tanggung menangkap setiap pulang, keberanian untuk mengambil resiko mendorongnya untuk menyapa wanita itu.
" Maaf, apa anda dapat menolong saya"? Tanya kepada wanita itu.
" Tentu katakan saja, " jawab wanita itu dengan senyum.
" Saya membutuhkan wanita untuk menemani saya dalam suatu acara. Apakah anda dapat membantu saya?" Entah mengapa kata kata itu keluar dari mulut nya.
" Maksud anda? " wanita itu mengerutkan kening.
" Maaf, mungkin anda dapat membantu saya mendapatkan wanita untuk acara malam ini. Hanya malam ini saja." Dia sekarang tampak bodoh di hadapan wanita itu. Tidak tampak rasa percaya diri yang selama ini dia banggakan sebagai seorang pebisnis.
" Acara apa? " wanita langsung menampakan kepolosannya.
" Teman baik saya mengundang saya ke resepsi pernikahannya. Saya butuh wanita untuk mendampingi saya. Itu saja."
" Jam berapa?"
" Jam tujuh."
" Artinya empat jam lagi." wanita itu sambil melirik jam tangannya.
" Iya. "
" Mengapa anda tidak membawa pacar atau istri anda?" tanya wanita itu.
" Saat ini tidak ada yang dapat saya ajak untuk menemani saya. "
" Mengapa?"
" Karena memang tidak ada."
Wanita itu terdiam, tapi matanya melirik. seperti nya sedang memperhatikan sosok diri nya tampak bodoh. Atau mungkin wanita itu tidak mempercayainya.
" Maaf kalau anda tidak bisa membantu tidak apa-apa saya hanya berusaha di tengah keasingan di kota ini. "
Dia segera ingin mengakhiri kebodohannya di hadapan wanita itu. Keluar dari percakapan lebih baik dari pada di ketawakan. Dia segera pergi.
" Pak, eeh mas..."
Suara wanita itu membuat nya menghentikan langkah. Dia menoleh, di lihat nya wanita itu tersenyum.
" Saya punya teman yang tidak cantik dan tidak sepadan untuk mendampingi anda dalam acara itu tapi dia sangat membutuhkan uang untuk kekasihnya. Mungkin anda dapat membantu nya. "
" Berapa dia butuh uang? "
" Berapa anda bisa membantu nya."ucap wanita itu.
Saya tidak tahu, katakakanlah. Mungkin saya bisa membantu nya."
" Tapi dia tidak cantik? "
" Tidak masalah. "
" Mungkin satu juta lima ratus ribu rupiah cukup, " kata wanita itu.
" Baik saya akan bayar usai acara. "
" Tidak ada masalah yang penting anda setuju. "
" Terima kasih. "
" Tapi ada yang harus anda ketahui tentang temanku ini," kata wanita itu yang membuat dia terkejut.
" Dia sudah punya kekasih yang tidak mungkin dia khianati. "
" Tidak masalah aku hanya ingin dia mendampingi ku di acara, itu saja. "
" Ada lagi, " kata wanita itu.
" Sebutkan. "
" Umurnya tidak mudah lagi tapi juga tidak terlalu tua untuk anda. "
" Tidak ada masalah."
" Dan yang terakhir, dia lumpuh."
Perkataan wanita itu membuat dia berpikir bahwa dia sedang di permainankannya.
" Apa anda setuju? " tanya wanita itu.
" Baik, tapi bagaimana dia bisa datang dalam acara itu kalau dia lumpuh?"
" Andalah yang menuntunnya, " jawab wanita itu sambil tersenyum.
" Kalau anda setuju, saya akan memberikan alamatnya. Jemput lah dia satu jam lagi sebelum acara di mulai. Saya akan pastikan dia bersiap- siap menanti anda. Bagaimana? "
Dia terdiam menatap kecantikan wajah wanita yang ada di hadapan nya itu.
" Cepat lah ambil keputusan karena waktu anda tidak banyak, "ucap wanita itu.
" Baiklah, saya setuju. " jawabnya tegas.
Wanita itu menulis alamat temanya di kertas yang sudah di siapkan dan menyerahkan itu kepada nya. Wanita itu langsung pergi dan dia pun berlalu sambil terbayang olehnya, dia akan di permalukan oleh teman-temannya dalam acara itu karena membawah wanita invalid.
Pengalamannya dalam negosiasi bisnis mengajarkan bahwa tidak selalu keputusan yang buruk akan menghasilkan sesuatu yang buruk.
Tidak ada manusia yang dapat menjamin masa depan. Bersikap dengan jelas adalah lebih baik dari pada tidak sama sekali, apa lagi dia bersikap karena seorang wanita yang telah membuat nya terpesona.
Segera dia kembali ke hotel untuk siap siap menjemput wanita yang akan mendampingi nya ke resepsi.
Dia akan datang dengan kesederhanaannya. Menumpang angkutan umum dan berpelu harus meradang kepanasan di tengah impitan para penumpang di dalam bus. Dia sudah merencanakan akan membawa wanita pendampingnya dengan taksi.
Sebelum berangkat menjemput dia sempat menelepon sahabatnya.
" Temuilah wanita itu. Suka atau tidak suka, kamu telah mengambil keputusan yang benar. Itu lah dunia lain yang harus kamu kenal," kata sahabatnya itu. Saran ini lah yang harus menguatkan niatnya untuk datang ke alamat yang di berikan perempuan itu yang tadi di Temuinya di supermarket.
Tepat satu jam sebelum acara di mulai, dia sudah berada di depan rumah wanita calon pendampingnya. Rumah itu berada di perdesan dekat sawah yang tempatnya sederhana saja.
Pintu pun terbuka seorang nenek tua berdiri di depan nya. " anda yang ingin menjemput cucu saya? " tanya nenek tua itu sambil memperhatikan dirinya. Tapi tetap dengan kesenyuman.
" Iya, betul seseorang yang saya lupa namanya telah memberikan alamat ini kepada saya."
" Iya, silakan masuk nak. " nenek tua itu membawanya ke ruang tamu yang sederhana.
Duduklah. Sebentar lagi cucu saya akan menemui anda. "
Dia melihat isi rumah itu, walaupun sederhana kecil tapi di dalam sangat cantik dan indah membuat dia sangat nayaman. Setelah menunggu beberapa menit, seorang perempuan cantik tadi menghampiri nya. Dengan berbalut berpakaian muslimah, lengkap lah keanggunan wanita yang di lihat nya.
Dia tenang kan pikiran nya karena wanita yang ada di depannya ini bukan wanita yang akan di jemput nya. Di hadapannya kini adalah wanita yang tadi ditemui nya di mall.
Saya menepati janji saya untuk menjemput wanita yang anda rekomendasikan, " katanya, tak berani menatap wanita itu berlama lama.
" Aku wanita yang akan mendampingi mu. " kata wanita itu dengan tenang.
" Tapi kata anda.... Wanita itu lumpuh," katanya membingungka.
" Benar saya hanya bisa melangkah bersama dengan pria yang dapat menuntun saya ke jalan yang benar, " ucap wanita itu dengan embuatnya tersudut.
" Apa mungkin saya dapat menuntun anda?"
Wanita itu tidak menjawab tapi langsung berdiri. " Apa anda akan terus di sini atau pergi ke acara teman anda? "
" Tentu, dan itu bersama anda. "
" Iya. " wanita sambil tersenyum.
Kehadiran bersama dengan wanita itu membuat dia merasakan memiliki seisi dunia. Wanita itu memukau seluruh pria yang melirik nya ada kebanggaan sebagai pria karena di dampingi oleh wanita anggun yang dapat berbaur dengan berbagai kalangan, namun tetap santun bersikap. Ketika acara usai dia mengantarkan wanita itu pulang.
" semua yang hadir menghormati anda, " kata wanita itu sambil meliriknya.
Karena sebagian dari mereka berharap dari diri saya. "
" Apa anda menyukai mereka? "
" Saya tidak tahu mereka adalah kumpulan orang yang pandai pura pura, sama hal nya dengan saya. Tolong jangan lihat saya dari apa yang mereka lihat pada saya. " Dia tertunduk di hadapan wanita itu.
" Anda harus segera pulang karena saya tidak ingin kekasih anda marah. " dia menyerahkan cek ke tangan perempuan itu.
" Anda salah menulis cek. "wanita itu kembali menyerahkan cek tadi dia terima.
Saya minta satu juta lima ratus ribu rupiah. " wanita mengingatkan jumlah yang harus di terimanya.
Oh.., Maaf. Cek itu di antar oleh staf saya tadi tanpa saya periksa terlebih dahulu," katanya tergugup.
Sebetulnya dia sudah merencanakan menggoda wanita itu dengan agar tertarik padanya.
Dia berharap dengan uang sebanyak itu dapat membeli perhatian wanita ini.
" Jumlahnya itu satu juta lima ratus ribu rupiah bukan lima ratus juta, " wanita itu mengerutkan kening nya.
" Begitu tidak berarti nya jumlah uang bagi anda sehingga anda tidak bisa membedakan mana ribu dan juta." sambung wanita itu.
" Maaf saya tidak memperhatikan cek itu. Tapi terima lah. "
Hanya itu yang dia dapat katakan karena menyadari wanita ini memang tidak muda di beli dengan sebanyak itu.
" Terima kasih." wanita itu memasukan cek tersebut ke tas.
Wanita itu tampak biasa biasa saja ketika menerima uang sebanyak itu.
" Antar saya pulang karena kekasih saya sudah menunggu saya. " ujarnya.
Namun, wanita itu agak sungkan melangkah masuk ke mobil mewah yang sudah di siap di depan gedung pertemuan itu.
" Silakan masuk. Kalau anda tidak berkenan, kita bisa naik taksi atau angkutan umum, atau terserah apa yang anda mau. " dia hanya berusaha membuat wanita itu terasa nyaman.
Wanita hanya tersenyum dan masuk ke mobil. Tidak duduk di belakang tapi di depan sama seperti tadi ketika naik taksi.
Dia hanya diam tanpa protes walaupun ingin sekali duduk berdua dengan wanita itu di belakang.
" Dimana alamat kekasih anda?" tanya pria itu.
Si wanita memberi sebuah alamat ke pada sopir. Dia hanya terdiam setengah jam kemudian, kendaraan berhenti sebuah gedung yang bertulis " panti asuhan." Dia merasa bingung dan aneh.
Mungkin kah kekasih wanita itu pengurus panti asuhan? Kalau benar dia sangat cemburu. Tapi dia tetap tegar dan sabar.
" Apa saya boleh menemani anda masuk ke dalam atau saya menunggu anda di sini dalam mobil?" tanyanya.
" Saya akan sangat bila anda ikut saya masuk bersama saya masuk kedalam," jawab wanita itu dengan senyum indah.
" Apa kekasih anda tidak cemburu dengan kehadiran saya panti asuhan ini? "
" Mari," ujar wanita itu tanpa menjawab pertanyaannya.
Dia menuruti langkah wanita itu dari belakang. Namun, wanita itu berusaha berjalan di sampingnya tanpa merapat ke tubuh nya.
Kehadiran dia bersama wanita itu di sambut oleh pengurus panti asuhan seorang ibu setengah baya. Ibu itu langsung merangkul tubuh wanita itu dengan hangat, kemudian menyalami dia.
" Maaf, Bu saya tidak bisa berlama lama di sini. Ini ada uang untuk anak anak yang minggu lalu saya janjikan. Maaf saya terlambat karena honor menulis saya belum juga turun dari redaksi. " kata wanita itu.
" Uang ini terlalu banyak, anakku, " kata ibu itu setelah membaca cek yang di serahkan si wanita itu.
" Iya. Terimalah uang itu, Bu."
" Dari mana kamu dapatkan uang sebanyak ini? "
" Dari seorang hamba Allah, " kata wanita itu sambil melirik ke arah pria itu.
Dia tersipu malu namun tetap diam melihat wanita itu bersama Ibu itu tanpa komentar.
Terselip kekaguman yang luar biasa di hatinya, wanita itu baru saja melepaskan uang sebesar lima ratus juta dari genggamannya untuk kebahagiaan penghuni panti asuhan, padahal dia tau betul wanita ini bukanlah dari keluarga yang berlebih harta.
" Katakan pada seseorang itu, kami dan anak anak panti asuhan ini akan selalu mendoakan agar hamba Allah itu di berkati hidupnya dan dimudahkan rezeki, juga jodohnya."
" Amin...., " jawab wanita itu. Di peluk lah ibu itu sambil pamitan untuk pulang.
Mereka melangkah keluar dari panti asuhan itu. Dia masih bingung. Di manakah kekasih yang di maksud oleh wanita ini? Permainan apa lagi yang di lakukan wanita ini? Wanita ini selalu saja membuat kejutan dan membuat dia bodoh.
" Dimana kekasih anda?" dia tak tahan menyimpan pertanyaan itu.
" Di tempat ini, " wanita itu menunjukan ke arah gedung panti asuhan.
" Dan dimana saja ada orang yang teraniaya, di kejar utang, kelaparan, terjajah, sakit dan terkena musibah. Di situlah kekasih saya hadir. Kepadanya lah saya berutang seumur hidup berbakti kepada nya, " kata wanita itu.
Dia bertambah bingung.
" Katakan kepada saya, siapa yang membuat wanita secantik anda bertekuk lutut? "
Wanita itu menoleh ke belakang, menatapnya. Sejurus kemudian dia kembali menghadapi ke depan tanpa suara.
Tidak ada jawaban keluar dari mulut perempuan itu. Dia pun tidak ingin memaksa ketika kendaraan sampai di depan rumah, wanita itu keluar sambil berkata.
" Terima kasih untuk segala galanya. "
" Apakah mungkin saya mendapatkan jawaban tentang siapa kekasih anda sebenarnya?"
" Apa itu sangat perlu? "
" Iya, kalau anda tidak keberatan. "
" Dia lah Tuhan, dialah yang selalu saya kejar cinta-Nya. Kepada-Nya saya menggantungkan hidup dan mati saya. Hanya kepada-Nya saya berharap perlindungan iya. " Kemudian wanita itu melangkah masuk ke rumah.
Dia terdiam lama terus menatap rumahnya wanita itu.
" Pak, apakah kita bisa pulang sekarang? " pertanyaan sopir itu membuat dia terkejut.
" Pulang kemana? "tanyanya dengan kebingungan.
" Kembali ke hotel Bapak."
" Tidak. antar saya ke tempat masjid, " katanya tegas.
Sopir itu melanjuhkan kendaraannya ke tempat dia harus menyapa sang kekasih, sang pemberi segala cinta yang sesungguhnya, yang selama ini dia selalu melupakan hingga membuat dia terjerat dalam kesendirian. Di tempat ramai dan kekeringan di tengah hujan lebat.
" Ya Allah, beri aku kekuatan menerima kelemahanku. Beri aku kebijakan melawan segala nafsuku. Beri aku keikhlasan menerima apa pun dari-Mu, tapi aku juga tidak sanggup menerima beratnya siksaan neraka."
Dia berdoa dalam hati membuat dia tangis sampai membasahi pipinya, saat dia melangkah bersama orang orang yang bersujud untuk merahi suatu kemenangan di dalam dirinya.
ITULAH CINTA YANG ABADI. CINTA SESAMA ORANG YANG KITA PEDULI DAN BERBAGAI CIPTAAN-NYA, CINTA KEPADA ALLAH MERUPAKAN CINTA YANG SANGAT ABADI.
Penulis :
Ramadhan LA.
Tamat