Hai aku adalah seorang siswi dari Redstar Academy. Sekolah yang memiliki predikat terbaik di negri ini. Sungguh sulit sekali untuk bisa masuk ke sekolah ini.
Tapi ada kisah yang menarik di sini, di sekolah ini. Kisah 3 tahun lalu, kisah seorang siswi kelas 10 yang mati karena menemukan secuil rahasia Redstar Academy.
Di sekolah ini ada satu kelas dengan predikat istimewa. Redstar class, kelas ini adalah kelas misterius yang membuat banyak murid penasaran, pasalnya kelas ini banyak menyimpan rahasia dan tempatnya sedikit terpisah dari area kelas biasa.
Hanya murid dan guru terpilih saja yang boleh memasuki area khusus Redstar class, yahh.. tentu saja orang-orang terpilih itu adalah murid yang belajar dan guru yang mengajar di Redstar class.
Tak ada yang tahu siapa saja murid-murid yang belajar di kelas ini dan guru yang mana saja yang mengajar di sini. Karena mereka melakukan kegitan di malam hari, atau di hari khusus.
Redstar class hanya ada 20 murid. 20 murid ini tak semuanya berada di satu tingkat kelas yang sama, tapi terdiri dari tingkat X, XI, XII. Jadi junior atau pun senior mereka akan di letakkan di kelas yang sama.
Karena yang mereka pelajari di sini berbeda dari yang mereka pelajari di siang hari saat mereka berbaur dengan murid biasa lainnya.
Ini cukup berkembang dari 3 tahun yang lalu hanya ada 13 murid, dan sekarang menjadi 20 murid.
Aku adalah salah satu penghuni Redstar class, yahh,, aku bisa di bilang senior di sini. Karena seharusnya aku sekarang kelas XII.
Aku akui kalau kelas ini memang menakjubkan! orang-orangnya, siswa dan gurunya,, mereka tidak biasa..
Baiklahh mari kita mulai kisahnya,, mari menyusuri waktu 3 tahun yang lalu.
*****
Sherinna, atau sering di sapa Herin. Dia adalah murid Redstar Academy sekarang, Ini adalah hari pertamanya.
Lihatlah raut wajahnya tampak senang sekali, yah,, bagaimana tidak? ini adalah sekolah impiannya dan ia di terima di sekolah ini. Itu membuatnya benar-benar senang.
Bodoh seharunya ia tak perlu sesenang itu bukan? karena ia akan menemui nasib buruknya, segera.
Tak ada acara MOS di sekolah ini, mereka akan langsung memulai kegitan belajar mengajar.
Herin berjalan cepat menyusuri lorong kelas, ia hendak menuju kelasnya. Herin melangkah masuk menuju kelasnya, ia melirik sekilas kearah papan nama yg terpajang di atas pintu kelas, yang bertuliskan "Xstr2".
Herin berjalan menuju bangku urutan 5, itu nomor urutnya. Ia segera duduk dan meletakan tasnya pada bangkunya. Kelas itu sudah terisi, sudah banyak murid yang hadir.
Seseorang duduk di bangku kosong sebelah Herin. Hari ini Herin akan mendapatkan teman baru.
"Hai! Aku Herin, salam kenal." Herin menyapa ramah teman sebangkunya itu.
"Hein. Nomor urut 6 salam kenal juga Herin nomor urut 5." Ucap Hein orang yang akan menjadi teman sebangku Herin.
"Orang ini kaku." Batin Herin setelah mendengar ucapan Hein.
"Wow! nama kita mirip!" Ucap Herin antusias.
----------------------------
"Hei! ayo kekantin Hein. Berhetilah menatap buku mu, saatnya Istirahat!" Ajak Herin.
"Baiklah." Hein menutup bukunya dan mengikuti Herin pergi ke kantin.
Sudah sebulan berlalu, Herin dan Hein adalah teman baik sekarang. Tapi, yahh,, Hein masih kaku, tampaknya ia memang orang yang kaku.
"Hein, apa pendapat mu tentang Redstar class?" tanya Herin. Sekarang Redstar class adalah topik yang sedang hanggat.
"Kelas istimewa." Jawab Hein seadanya.
Herin mendengus gemas, "Selain itu, berikan pendapat yang cukup panjang."
Hein diam, ia sedang memikirkan deretan kaliamat panjang.
"Baiklah lupakan." Setelah beberapa lama Herin mulai bosan menunggu Hein yang masih memikirkan deretan kalimat panjang.
"Kau tau? tentang kelas Istimewa ini? sepertinya ada yang aneh dengan kelas ini." Ucap Herin berbisik pelan kepada Hein.
"Kenapa kau berfikir seperti itu?" tanya Hein dengan eskpresi bingung.
"Kau tau Mr. Sun? guru musik, dia ternyata mengajar di kelas Redstar." Bisik Herin lagi.
"Benarkah? kau tahu dari mana?" Tanya Hein, dengan raut wajah terkejut.
"Emm.. aku.. aku.." Herin sujurnya sedikit ragu, apakah ia boleh menceritakan ini kepada Hein?, tapi ia Hein adalah temanya ia percaya pada Hein.
"Aku tak sengaja menguping pembicaraan, Mr. Sun dan kepala sekolah." Jelas Herin, akhirnya ia memutuskan untuk menceritakan hal ini kepada Hein.
Kepala sekolah : "Bagaimana perkembangan murid-murid istimewa yang baru masuk? masih ada yang enggan melakukan eksperimen?"
Mr. Sun : Sekarang mereka sudah terbiasa justru mereka antusias sekali pak. Sekarang sudah tak ada lagi yang menolak, mereka justru menanti-nantikan waktu untuk eksperimen, bahkan ada yang melakukan eksperimen hingga kelinci percobaan mati dan mendapakan hasil yang bagus."
Kepala sekolah : "Bagus, mereka bersemangat."
Mr. Sun : "Tapi kita memiliki masalah pak, anak-anak panti yang kita sediakan untuk keperluan eskperimen murid-murid kelas istimewa sudah mulai menipis, beberapa di anatara mereka semakin cepat mati, jika sampai habis kita akan kehilangan bahan eksperimen."
Kepala sekolah : "Baiklah, saya akan memikirkanya solusinya nanti."
Mr. Sun : "Baik pak."
Jelas Herin kepada Hein, Hein tampak terkejut.
"Itu hal yang kejam buka? aku tak menyangka saat mendenggarnya" Ucap Herin.
...
Herin bejalan menuju, gedung belakang dengan tergesa-gesa. Ia mendapatkan pesan dari Hein, Hein bilang ia menunggu Herin di gedung belakang.
Hein menghilang setelah mereka berdua makan di kanti. Hein bilang ia ingin ke toilet, tapi akhinya tak kembali lagi hingga jam pulang.
"Tak ada siapa pun di sini, dan ini sedikit menyeramkan." gumam Herin.
Herin terus menyusuri gedung belakang yang sepi dan ia mendapati seseorang mengenakan topeng wajah datar dengan jubah hitam tengah menunggunya.
Tanpa berfikir panjang Herin segera berbalik dan berlari, "Jika kau pergi teman mu dalam bahaya." Ucap sosok bertopeng itu.
Herin berhenti ia segera tringat tentang Hein, " Dimana Hein? apa yang kau lakukan? siapa kau?"
Ikut aku jika kau ingin teman mu selamat. Herin tak punya pilihan ia memilih ikut.
Dalam perjalanan mengikuti orang bertopeng itu, Herin terus memikirkan banyak rencana, dan kemungkinan.
Hein di bawa ke sebuah gedung, gedung yang letaknya masih di area sekolah. Tapi Herin tak pernah tahu tentang keberadaan gedung ini, dan ini membuatnya sedikit terkejut. Mereka masuk kedalam kedung itu dan akhinya berhenti di sebuah ruang kelas? yah itu terlihat seperti ruang kelas, tapi sedikit berbeda juga.
"Hein! apa kau baik, baik saja?" Herin berteriak ke arah temanya itu, di sana ia melihat Herin, sedang bediri di tengah kerumunan sekelompok orang yang juga berjubah hitam."
"Ya, aku baik-baik saja Herin. Maaf.." Ucap Hein terpotong.
"Ini bukan salah mu Hein." Tanpa aba-aba Herin menendang sosok berjubah di Sampingnya dengan cepat, sosok berjubah itu tidak siap dia terlalu meremehkan Herin. Dia tak tahu kalau Herin ahli bela diri.
Tanpa membuang waktu Herin segera berlari ke arah Hein, menarik tangan Hein dengan cepat, dan berusaha melarikan diri bersama Hein.
Tapi tentu saja itu bukan hal mudah, orang-orang berjubah yang berdiri di dekat Hein tadi menyerang Herin secara bersama, dengan cepat Herin menghindari serangan mereka.
Herin, menyuruh Hein berdiri di belakangnya, "Hein berlindunglah di belakangku, biar aku yang urus mereka." Hein menuruti perintah Herin.
Setelah beberapa saat bertarung, Herin sudah hampir menumbangkan semua orang berjubah hitam itu. Sekarang tinggal satu.
Ketika satu orang terakhir itu tumbang, Herin, bertanya kepada orang berjubah hitam itu, "Siapa kalian? kenapa kalian melakukan ini kepada kami?"
"Kami?" Ucap orang itu balik bertanya.
"ya, ugh! siapa? " Herin membelak kaget saat ia merasakan sebuah benda tajam menusuknya dari belakang. Ia pikir tak ada musuh di belakangnya. Sekarang ia cemas dengan keadaan Hein yang berdiri di belakangnya.
"Seharusnya kau tidak memotong kalimat ku tadi Herin, ini kesalahan mu sendiri. padahal aku hanya ingin mengatakan, Maaf kau sudah mengetahui sesuatu yang tak seharusnya kau tahu." ucap seseorang yang menusuknya, Herin menoleh, tapi sebelum Herin menoleh orang itu telah menarik cepat pisaunya yang ia tusukan tadi. Hein menoleh karena ia mengenal suara itu.
"Ka..kau? Hein? ugh." Keterkejutan Herin bertambah, Hein yang menusuknya dari belakang, "Dan kau harus di singkirkan, selamat tinggal." Hein dengan cepat menusukan kembali pisaunya kearah perut Herin tepat di organ vital milik Herin, Herin masih larut dalam keterkejutan. Herin tak menghidari tusukan itu.
"Ke-kenapa Hein?" Ucap Herin sambil menahan rasa sakit. Ia tak tahu sakit yang ia rasakan sebenarnya di mana, di perutnya? atau di hatinya?
Herin terlalu cepat mempercayai orang, itu mungkin akan menjadi pelajaran hidup baginya untuk pertama dan terakhir kalinya.
***
Baiklah kisah ini mungkin berakhir sampai disini. Manusia-manusia yang menghuni Redstar Class sudah datang, sepertinya hari ini akan ada kegitan eksperimen?
Di hari pertama untuk semester yang baru ini mereka sudah melakukan tindakan keji seperti biasa. Apa tahun ini akan ada murid baru yang histeris ketakutan? lalu menjadi antusias di pertemuan berikutnya. Apa Orang-orang genius memang gila dan psychopath semua?
Dan lihatlah beberapa bocah malang itu, nasib mereka sangat buruk. Tapi apa yang bisa aku lakukan? aku hanya bisa menyaksikannya, dan sekarang menjadi cukup terbiasa setelah 3 tahun berlalu.
Ini menyebalkan, kenapa aku harus terjebak di sini? walau aku sudah cukup terbiasa tetap saja, menjadi penghuni abadi tempat ini menyebalkan. Huh! apa mereka masih bisa di sebut sebagai manusia? mereka lebih buruk daripada kami.
Sekiann terimakasih...