Hari pertama..
Pemerintah mengumumkan kota kami terserang virus flu yang mematikan. Hanya dalam hitungan detik, banyak korban berjatuhan. Akses transportasi di tutup sementara hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Hari ketujuh...
Bahan makanan mulai menipis, satu persatu utusan khusus yang ditugaskan membawa logistik terpapar flu dan harus tinggal di kota kami.
Hari ke empat belas....
Semua orang sudah bosan dengan makanan kaleng basi yang terus menerus kami konsumsi tanpa tahu kapan kami diizinkan untuk keluar. Kami memberontak dan menjarah semua toko yang ada di kota kami dan menggambil apa yang bisa kami bawa pulang.
Tiga puluh hari kemudian...
Burung gagak berdatangan ke kota kami memakan bangkai yang tergeletak begitu saja di kota kami. Tidak lama berselang, gagak itu mati terserang virus yang sama.
Empat puluh hari kemudian...
Pemerintah kembali mengumumkan bahwa kota kami bukan bagian dari negara itu dan memutuskan semua hubungan pemerintahan.
Empat puluh sembilan hari kemudian...
Tidak ada aktifitas lain di kota kami selain bunyi berdecak di kolong tempat tidur.
Aku satu-satunya yang masih hidup di kota kami, memakan jari kaki bangkai yang mulai di singgahi belatung.
Hari terakhir....
Lalat-lalat bermingrasi ke kota kami, membentuk koloni pasukan lalat yang siap memakan sedikit demi sedikit bangkai yang disinggahinya.
Bukan hanya itu, di hari terakhir aku melihat gerombolan kecoak masuk ke lubang hidung dan telinga melakukan sesuatu di sana.
----------------------