Hari mulai gelap dan sebentar lagi sunyi dan rindu akan menghimpitku kembali seakan ia mengajariku menyiksa diriku sendiri mungkin bukan hanya aku yang merasakan perasaan rindu dengan seseorang yang sangat berarti yang pernah hadir di kehidupan kita, sudah lama ingin kupertanyakan tapi dengan siapa aku harus bertanya, apakah saat aku merindukan dia, dia juga merasakan perasaan sama yang kurasakan dan hampir setia memejamkan mataku dan aku mulai mengantuk lalu berbaring di tempat tidurku tiba-tiba handponeku berbunyi aku langsung membuka ternyata nimam yang bbm aku aku tersenyum ternyata dia masih mengungatku, aku langsung mebalasnya dengan cepat.
“Ping”
“Iya”
“Bagaimana kabarmu”
“Baik, kamu?”
“Aku juga baik-baik”
“Kamu lagi ngapain”
“Lagi main gitar”
“Kalau begitu kamu voice note dong ke aku, lagu yang sering kali aku nyanyikan di sekolah kamu masih ingat kan?’
“Yang mana indri kamu punya banyak lagu yang kamu suka heheheh, coba kamu nyanyikan sedikit”
“Baiklah aku nyanyikan niman dengar baik-baik lalu setelah kunyanyikan kamu mengulang kembali, (aku pun menyanyikan nya), kemarin kau putuskan mengakhiri kisah ini, tak urun kufikirkan apa salahku padamu dan ku tak mengerti dengan alasan yang kau beri, karena mereka yang tak merestui, sebagai seorang wanita yang pernah mencintaimu harusnya kau tau betapa hancurnya hatiku”
Aku sudah mengirim voice noteku ke niman semoga dia merasakan kalau aku masih sayang dia hehehe
“Niman kamu sudah dengar voice noteku”
“Yahh, aku sudah dengar, tunggu yah aku voice note ulang dulu lagu kesukaanmu kalau ndak salah judulnya wanita yang mencintaimu”
Jawabku dengan tersunyum
“Iya niman judulnya wanita yang mencintaimu”
Beberapa menit kemudian niman mengirim voice notenya
“Indri ini vn nya”
“Makasih yah niman sudah vn menyanyi lagu kesukaanku”
“Iya indri sama”
“Jadi sekarang lagi ngapain niman”
Aku menunggu ia membalas bbmku tapi ia hanya read bmku, dan ia memasang status bm tunggu sayang di tempat biasa kita ketemu, kesayanganku tika, dehhh ternyata dia hanya mengangapku sebatas teman tapi aku masih menunggu ia kembali sebab dialah orang yang mengajariku kebaikan, dulu kami putus gara-gara tika yang selalu mengganggu niman dia selalu mendatangi kelasnya jadi bagaimana aku bisa menahan perasaanku, lebih baik kami akhiri saja hubunganku dengan niman.
Setelah lama kutunggu niman membalas bbmku kusempatkan diriku makan malam, wahh ternyata makan pun tak enak kalau rindu menghimpit kita dalam kesunyian, dan akhirnya makanan itu kusimpan kembali, aku kembali berbaring di tempat tidurku.
Aku mulai kembali gelisah tak tau kepada siapa aku harus mengadu atau membagi cerita, aku harus bbm mita
“Ping!!”
“Iya indri”
“Mita bisa nggak malam ini kamu ke rumah sebelum larut malam”
“Iya tunggu indri aku ambil kunci mobil dulu, soalnya aku takut pulang ke rumah kalau naik motor”
“Oh iya”
Di sela-sela menunggu mita datang ku ping!! Terus niman ku ingin bertanya apa kah dia masih sayang dan cinta denganku, namun ia tak membaca bbm dariku. Aku mulai lesu dan akhirnya mita datang dan menuju ke kamarku
“Indri kenapa kamu memanggilku kesini padahal sudah malam”
“Mita maaf ya aku mau curhat, karena hanya kamu sahabatku yang selalu menerima curahan hatiku”
“Iya cerita saja, kenapa raut mukamu seperti orang penuh pikiran”
“Iya ini mita, kenapa yah sampai saat ini aku belum bisa melupakan niman padahal aku sudah sering kali sudah dapat penggantinya yang lebih keren, kaya, cakep, tapi tetap saja aku kepikiran sifat niman yang selalu memotivasiku untuk terua berprestasi,”
Jawab mita tersenyum lalu mengambil foto niman yang kupajang di dinding kamarku. “Lihat muka niman indri, dia adalah seaeorang yang yang penuh kesederahanaan tapi ia menarik tak seperti cowok yang di luaran sana, jadi sekali lagi kuingatkan ke kamu indri jangan putus asa kejar kembali cintamu, jangan siksa dirimu aku yakin niman masih sayang sama kamu, karena dulu kamu sendiri yang salah kau yang putuskan hubunganmu”
“Iya mit saya yang salah karena dulu aku cepat sekali menggambil keputusan”
“Indri aku pulang dulu nanti terlalu larut malam”
“Iya mita makasih”
“Iya indri, sampai ketemu nanti”
Akhirinya lega juga perasaanku, dan rasa gelisah itu kembali pada akhirnya aku menyalahkan diriku yang terus merindukan mantan, tiba-tiba ada bbm masuk ternyata niman yang membalas bbmku.
“Maaf indri aku baru balas”
“Iya, ndak apa-apa kok niman, oh iya kamu dari mana?”
“Aku baru saja ketemu dengan tika, untuk memberikan buku novel yang kemarin aku belikan”
Aku seperti merasakan kesakitan, lebih sakit dari kejedot pintu. Jawabku dengan santai. “Oh iya”
“Iya”
“Niman sebenarnya aku ingin bertanya”
“Apa itu indri”
“Jujur yah niman, sampai saat ini aku masih sayang kamu walau hubungan kita sudah berakhir dan kau sudah menjalin hubungan dengan tika”
“Maaf yah indri, bukan maksud saya menyakiti perasaanmu tapi saat ini aku ingin serius dengan tika untuk hubunganku saat ini, sekali lagi aku minta maaf indri”
Setelah kubaca balasan kirimanku tentang perasaanku yang masih sayang dan berharap hubunganku kembali terjalin, air mataku tak terasa langsung menetes, aku seperti merendahkan diriku di depan niman, dan sebaiknya aku tak membalas balasan bbm dari niman.
Jika rasa cinta dan sayangku ini menyiksaku, maka baiklah dan akan kugenggam lukaku untukmu dan nanti luka ini pada saatnya akan kuhempaskan bersama rasa sayang dan cintaku setelah kudapat seseorang yang mampu mencintaiku dengan tulus, meski tak seperti dirimu niman.