Pada saat itu mataku terbuka dengan mendadak, napasku tidak beraturan, dadaku terasa sakit, dan entah kenapa aku merasakan pusing yang teramat menyakitkan, kepalaku serasa perbutar, aku masih tidak tau apa yang terjadi.
Cukup lama aku berdiam diri dari tempat aku terbangun sekarang. Masih dengan perasaanku yang sangat tidak enak, kulihat sekeliling di sekitarku, aku hanya melihat kegelapan. Sial kepalaku masih pusing, kini aku mencoba untuk bangkit dan mencoba melihat apa yang sedang terjadi sekarang ini.
Ada apa ini? ini di mana? kenapa semuannya gelap? kataku dalam hatiku sambil melihat keadaan sekitarku, sangat gelap, namun entah kenapa aku rasa aku sudah terbiasa dalam kegelapan ini.
Aku masih di tempat aku berdiri sekarang. Aku rasa aku berada di suatu padang rumput, entah ini ada di mana, namun ada suatu hal yang membuatku ganjal, aku masih tidak dapat melihat apapun, kenapa aku ada disini? kenapa aku merasa aku sudah lama disini? kenapa? tiba-tiba saja kepalaku sakit lagi. Sontak aku langsung memegang kepalaku yang sakit itu dengan kedua tanganku, sakit, sakit yang teramat sakit.
Cukup lama aku masih berdiri di sana, sampai rasa sakit itu hilang, setelah itu aku coba langkahkan kaki ku menyusuri padang rumput gelap ini, cukup sulit aku melintasi ini mungkin karena padang rumput disini, cukup tinggi.
Masih dalam tanda tanya besar di kepalaku, sebenarnya ada apa ini? kenapa aku di sini? cukup lama aku mencoba menyusuri padang ini, mungkin cuma perasaanku tapi padang rumput ini memang semakin turun, turun rumput itu semakin turun hingga ia hilang dari langkah kakiku sekarang.
Kini aku sadari aku berada di tepi sungai, sungai yang sangat gelap, sangat gelap hingga aku rasa sungai itu tidak berdasar, masih melihat di tepi sungai, nampak terlihat sedikit cahaya dari seberang sungai, kecil namun aku rasa cuma itu satu-satunya petunjuk mungkin kenapa aku berada di sini sekarang.
Aku tidak tau bagaimana aku bisa menyebrang. oleh karena itu, aku coba menyusuri tepi sungai itu mencari sesuatu, siapa tau ada yang mungkin dapat aku pakai untuk menyebrang.
Mungkin ini cuma perasaanku tapi ternyata perasaanku benar, aku menemuka sebuah rakit kecil, rakit yang hampir tidak dapat di pakai, aku tidak terlalu peduli dengan keadaaan rakit itu, tanpa pikir panjang, aku langsung menaiki rakit itu, dan mencoba untuk keseberang.
Kini sekarang aku berada tepat di tengah sungai gelap ini, sangat gelap, aku terus mengkayuh rakit ini menggunakan tanganku.
Merasakan sentuhan dari air sungai yang sangat dingin ini membuat bulu kudukku semakin merinding, ku kayuh, terus aku kayuh, namun tetap saja aku merasa aku tidak semakin dekat dengan cahaya itu, akan tetapi justru aku semakin jauh dari cahaya itu.
Sangat lama aku mencoba mendatangi cahaya itu hingga aku kelelahan, tanpa aku sadari kini mataku semakin berat, aku merasakan kantuk yang teramat sangat, kucoba untuk menahan tidur, namun tidak bisa, cukup lama aku menahannya hingga akhirnnya mataku pun terlelap.
Aku rasa ini hanya mimpi, ya ini pasti mimpi, oleh karena itu jika aku terbangun dari mimpi ini, pasti tidak akan terjadi apa-apa.
Aku berharap jika ini memang mimpi, aku sudah tertidur cukup lama namun aku masih berada disini, di tempat gelap ini di tengah-tengah sungai yang teramat gelap ini, namun ada suatu hal yang berbeda, kali ini banya sekali rakit-rakit di tengah sungai ini, rakit yang memiliki ukuran yang berbeda-beda, di atas rakit itu kosong, hanya ada bangku dan baju anak-anak tertancab menggunakan kayu di sana seperti orangan yang biasa di pakai untuk mengusir burung di kebun, dari ukurannya aku rasa anak-anak itu seusia denganku.
Kucoba mendekati lagi tepi sungai di tempat aku berada, tidak membutuhkan waktu cukup lama aku hingga aku hampir berlabu kembali di sana, sesaat aku akan berlabu di sana, tiba-tiba saja aku melihat dua buah rakit yang berisi beberapa anak, rakit pertama membawa cukup banyak anak-anak, sedangkan rakit kedua hanya berisiki dua anak-anak saja.
Dengan cepat aku mencoba mendekati rakit itu, entah cuma perasaanku saja namun jika saja aku tidak mengikuti rakit ini, mungkin aku akan di sini terus.
Setelah berhasil mencapai rakit itu, aku dengan cepat meninggalkan rakitku dan mencoba mengejar anak-anak yang sudah mulai berjalan, aneh namun jalan yang di tempuh gerombolan anak ini tidak ada rumput yang menghalangi, namun hanya ada pepohonan yang sudah mati, ya pepohonan yang sangat banyak.
Kucoba menyusul gerombolan anak itu, mencoba mencari tau apa yang memimpin anak-anak ini dan apa yang sedang mereka tuju sebenarnya.
Sesampainya di depan, aku mencoba bertannya pada anak yang memimpin perjalanan ini, namun ia hanya diam, ia terus berjalan tanpa mempedulikan aku, terus ku coba bertannya, hingga kami tiba di suatu belokan jalan, anak itu diam melihat jalan itu, terus aku coba bertannya namun hasilnya nihil, anak itu terus saja diam tidak memperhatikanku.
Karena kesal aku tinggalkan anak itu dan berjalan duluan di belokan jalan itu, cukup jauh hingga aku tidak dapat melihat anak itu lagi, berjalan, aku terus berjalan menyusuri jalan setapak yang gelap ini.
Jalan yang sangat sunyi sampai tiba-tiba saja ketika aku menoleh kebelakang, aku melihat sebuah cahaya, cahaya yang cukup terang dan mulai mendekatiku, terus aku perhatikan cahaya itu, hingga aku sadari cahaya itu adalah api, sontak aku langsung membalikan badan dan berlari menjauhi api itu, namun api itu mengejarku, terus berlari, tetap berlari hingga aku merasa mulai kelelahan.
Di tengah kecapeaanku aku melihat kedepan, ada sebuah cahaya, cahaya yang mungkin aku lihat waktu itu, aku coba mendekati cahaya itu, hampir sampai, hampir sampai, hingga aku berhasil mendatanhi cahaya itu, aku tidak tau cahaya itu, namun yang jelas mataku silau, aku tidak dapat melihat apa-apa.
Tiba-tiba saja mataku terbuka dengan mendadak, kepalaku pusing, mataku penat, entah kenapa aku merasakan perasaan yang tidak enak, aku melihat sekitarku, sekarang aku berada dalam kamarku, kamar yang entah sudah berapa lama aku tinggalkan.
Cukup lama aku berbaring hingga aku mencoba mebangunkan tubuhku, aku lihat di dalam jam alaramku, aku rasa, aku sudah tertidur lebih dari satu jam, waktu yang sangat sebentar namun sangat lama bagiku di dalam sana, aku masih memikirkan mimpi yang aku alami tadi.
Benar-benar mimpi yang menakutkan, aku coba melihat kedalam kaca, aku pandang dengan pandangan kosong, sambil sesekali masih memikirkan mimpi tadi, ada perasaan yang tidak enak yang masih membekas dalam pikiranku, namun aku rasa itu hanya perasaanku saja.
Cukup lama aku berada di dalam kamar ini, hingga aku rasa, aku harus keluar kamar ini, aku coba mendekati pintu dari kamarku, dan aku buka pintu kamarku, ketika aku membuka pintu kamarku, sontak mataku langsung membulat.
Aku melihat pemandangan yang sama seperti di mimpiku, bukan mungkin lebih tepatnya aku masih berada di dalam mimpiku, mimpi yang gelap, namun yang aku tau pasti yang jelas kini aku masih bermimpi, ya mimpi yang mungkin tak berujung ini...
Limbo(The End)