The Last My Love
Andrieta Rendra
Hey, perkenalkan nama saya Clareta veronica, biasa dipanggil Clara. Aku mempunyai seorang kekasih seorang Polisi bernama Radit, dia sangat menyayangi ku, bahkan dia yang menjadi pelindungku saat ini.
Aku adalah seorang anak yatim, Ayahku meninggal dibunuh pada saat usiaku berusia 8 tahun, dulu ayah merupakan seorang wartawan senior, dia meninggal karna dia menyimpan sebuah bukti kejahatan dari seorang koruptor negara, namun ketaatanya pada Negara, hingga dia menyimpan bukti itu dengan rapat tanpa memperdulikan nyawanya sendiri.
Namun selang berapa waktu, polisi berhasil menemukan pelaku pembunuh Ayah, dan juga telah diberikan hukuman setimpal. Namun kejadian masa lalu itu membuat ku menderita phobia sekarang.
Karna dulu aku melihat sendiri bagaimana Ayah ditembak dan mendengar suara tembakan itu dengan sangat keras, karna Ibu menyembunyikan ku di bawah meja, yang tidak bisa di temukan oleh orang-orang jahat itu, aku menutup mulutku agar pemjahat itu tidak bisa mendengarnya.
Dan sebab itulah saat ini aku paling takut saat mendengar guntur dan petir di saat hujan datang menghampiri, jika aku mendengar suara guntur, maka aku akan menutup telingaku dengan rapat dengan rasa ketakutan yang besar, tanpa perduli dengan sekitarku.
Tapi phobia ini lah yang membawa ku bertemu dengan Radit, di saat itu aku tengah ikut bersama dengan teman-teman ku melakukan demo disebuah kantor pemerintaahan, awalnya aku merasa biasa saja, namun dipertengahan demo tiba-tiba aku mendengar suara ledakan yang membuatku langsung ketakutan dan menutup mata dan telingaku seketika, tanpa melihat sekitar yang saling menyerang, tanpa dia sadari bahwa ada seseorang dari belakang yang memeluknya dan membawanya ke pinggir agar terlindung dari serangan yang membabi buta.
“Are you okay?” Tanyanya dengan khawatir dengan memberikan sebotol air mineral, namun aku tak kunjung meresponya karna rasa ketakutan yang terus menerus menyiksaku, “bawa aku pergi dari sini,aku takut.” Tangisku tanpa sadar langsung memeluk tubuh pria asing itu.
Radit yang mengerti akan ketakutan ku, akhirnya membawaku pergi dari tempat kejadian itu, untuk membuatku lebih tenang, hingga keadaan ku berangsur mulai kembali tenang, dan langsung mengambil air yang berada di tangan pria asing, “nama kamu siapa?” Tanyanya pada ku.
“Clara.” Jawabku singkat masih dengan sedikit rasa ketakuatan.
“Aku Radit,,” ucapnya tersenyum penuh arti.
Aku membalas senyumanya, dengan sebuah senyuman canggung, karna ini pertama kalinya aku berada sangat dekat oleh seorang pria, terlebih dengan profesinya dia yang seorang polisi. .
Cita-citaku dari dulu ingin menjadi seorang Wartawan, namun Ibu menentangku karna takut jika nasibku akan sama seperti Ayah nantinya. Sehingga aku menyampingkan impianku dan berkuliah mengambil jurusan Manajeman
“Kamu ngapain bisa ada di sana tadi? Dan kenapa kamu terlihat sangat ketakutan seperti tadi?” Tanyanya mulai penasaraan akan sikap ku tadi.
“Aku memiliki sebuah Phobia dengan suara yang nyaring,” jawabku singkat tak ingin betele-tele.
Terlihat dia menganggukan kepalanya perlahan dan tidak bertanya banyak lagi kepadaku.
******
Dimulai pada hari itulah kami berdua menjadi dekat hingga berpacaran, aku selalu menemaninya bekerja dan terkadang aku juga sering membawakannya bekal sarapan sebelum aku berangkat kuliah.
Dia selalu mendukung apa pun yang aku lakukan, aku menjadi wanita paling bahagia di dunia tanpa pernah mengingat lagi masalahku
Hubungan kami sangatlah terbilang indah, seperti saat ini. kami tengah duduk berdua menikmati keindahaan langit malam di bawah sinar rembulan.
Mas Radit yang memberikan ku kehangatan, dengan memeluk tubuhku dari belakang, lalu menyenderkan dagunya di bahuku.
"Menurut kamu ada tidak, hal yang paling indah dari sekedar jatuh cinta?" Tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku dari rembulan.
“Hal yang lebih indah dari sekedar jatuh cinta, ya adalah sayang menurut aku, hal terindah yang lebih dari sekedar jatuh cinta adalah kamu, dan aku mau hal terindah ini hanyalah untuk ku selamanya." Jawabnya yang langsung membuat ku tersipu malu.
Dia selalu bisa membuat ku melayang tinggi, dengan segala kata-katanya yang membuatku merasa paling di cintai.
Malam ini kita habiskan berdua, bagaikan dunia hanyalah milik kita berdua saja. Namun semuanya berubah di saat dirinya harus pergi dariku.
. Hari ini dia mendapatkan sebuah tugas Negara untuk mengamankan aksi domstrasi di luar Daerah, namun aku mencoba untuk melarangnya karna aku memiliki firasat buruk tentang ini. .
“Kamu tidak boleh pergi Mas Radit.” Ucapku benar-benar tidak ingin dia pergi kali ini, karna bagiku ini sangatlah berbahaya.
“Aku harus pergi sayang, please ini adalah kewajiban aku sebagai seorang Polisi. Kamu taukan jika aku ini milik kamu dan Negara kita.” Ucapnya mencoba menenangkan ku.
Dan akhirnya dengan terpaksa aku mengizinkanya pergi untuk menjalakan perintah Negara.
******
Satu bulan kepergianya, hingga saat ini dia masih belum memberikan kabar sama sekali kepadaku, setiap malam aku memikirkan dirinya yang tak kunjung kembal
Hingga temanya yang bernama Dion datang menghampiriku, kami bertemu di sebuah Café yang tak jauh dari kampusku.
“Ada apa ya Mas? Kok tumben Anda membawa saya bertemu seperti ini?” Tanyanya yang mulai canggung akan situasi.
Dia langsung menyerahkan sebuah laptop yang berisikan vidio dari Mas Radit, terlihat Mas Radit yang tengah menyapa dan menyebutkan namaku, aku tersenyum melihat vidio itu, dan bersyukur pada Tuhan jika dia baik-baik saja.
Namun di detik kemuadia vidio itu terdengar suara ledakan yang sangat keras sekali dan langsung membuat vidio itu mati.
“Mas maksudnya apa ini? Kenapa Vidio itu mati bersamaan dengan suara ledakan itu?” Tanyanya dengan mulai direndungi rasa khawatir dan gelisah.
Dion yang melihat Clara gelisah langsung berusaha menenangkanya, “kamu jangan khawatir dulu ya Clara, info yang saya dapatkan jika dia sudah di rawat di rumah sakit, dan keadaanya juga sudah berangsur-angsur pulih.” Ucap Dion dengan setenang mungkin, agar Clara juga ikut tenang.
Dan akhirnya Clara mengikuti saran Dion untuk menunggu informasi selanjutnya.
Hingga 3 hari kemudian, di saat aku sedang bersantai duduk di depan rumah. Aku langsung di kejutkan dengan kedatangan sosok yang sangat ku rindukan, sosok yang selama sebulan ini aku dengan rasa khawatir yang berlebihan, kini benar-benar ada di depan mataku.
“Mas Radit.” Pekikku bahagia, langsung berjalan memeluk tubuhnya.
“Aku sangat merindukamu sayang.” Ucapnya sambil mendaratkan ciuman bertubi-tubi di keningku.
“Aku juga sangat merindukanmu Mas,” balasku dengan memeluk tubuhnya se erat mungkin.
Tak lama dia langsung melepaskan pelukanya itu, dan berjalan masuk untuk menyapa Ibu. Mas Radit memanglah orang yang sangat sopan, bahkan tidak pernah aku melihat atau dia menunjukan sikap jeleknya pada kami. Dia selalu hormat dan menjaga ku dengan baik, itu lah yang membuatku semakin mencintainya.
Jika kalian bertanya mengapa kami tidak menikah, jawabanya dia masih menungguku lulus kuliah, karna dia tidak ingin menggangu pendidikan ku, dia ingin aku menyelesaikan dulu baru dia akan melamarku, sangat romantis bukan.
Ke esokan harinya aku yang bermain ke rumahnya, hal ini sudah biasa aku lakukan di saat hari libur, iya hari ini adalah hari Minggu di mana emang kita selalu menghabiskan waktu bersama, apa lagi ini adalah hari pertama setelah kembalinya dia dari tugasnya yang udahlah aku tak ingin mengingatnya lagi.
Aku yang sedang duduk di ruang tamu rumahnya, sedang asik dengan laptop ku,semenjak dia pergi aku mencoba untuk menghabiskan waktu ku untuk membuat sebuah karya Novel, tapi masih belum selesai hingga saat ini.
Dan begitupun juga dia, aku melihat dia sedang sibuk dengan pekerjaanya di sebelahku.
“Sayang aku lapar dong,” ucapnya yang selalu seperti itu, ketika sedang bersama ku, dan dia memang paling menyukai nasi goreng buatanku.
Aku langsung menoleh ke arahnya dengan sebuah senyuman manis. “Baiklah, aku akan membuatkan satu nasi goreng sepesial untuk ke sayanganku.” Ucapku menggodanya, dan aku segera bangkit dari duduk ku, untuk segera membuatkan makanan untuknya. Dan tak lupabaku mencium pipinya sebelum aku melangkahkan kakiku.
Pov Radit.
Setelah terjadinya insiden itu, dokter memvonis hidupku tak lama lagi, karna sebuah pembulu darah yang pecah di otak ku, dan hari ini aku merasakan sakit yang sangat hebat di kepalaku
Aku meminta Clara untuk membuatkan nasi goreng untuk ku, karna aku mulai merasakan darah yang keluar dari hidungku dan aku tak ingin dia melihatnya
Dan benar saja, selang beberapa detik kepergianya ke dapur, hidungku langsung mengeluarkan banyak darah, aku berusaha menghapusnya dengan tissue, tapi darah itu tak kunjung berhenti, bahkan saat ini darah itu juga keluar dari mulutku.
Perlahan aku mulai merasakan dadaku yang sangat sesak, namun sebelum aku benar-benar pergi, aku berusaha menuliskan sebuah pesan cinta padanya, agar dia tau jika aku benar-benar sangat mencintainya dengan segenap jiwa dan ragaku, hingga di detik terakhirku, aku mencintainya untuk selamanya.
Pov Clara
Di saat aku telah selesai memasak untuknya, dengan segera aku keluar dengan membawa sepiring nasi goreng pesanan dari Mas Radit. Aku keluar dari dapur dengan senyum yang tak kunjung surut di wajahku.
Aku merasa sangat bahagia sekali, karna sebulan lamanya aku menantikan saat-saat di mana Mas Radit kembali ke pelukanku.
“Mas ini nasi gorengnya udah jadi, ayo makan dulu yuk.” Ucapku dengan lembut.
DEG
Jantungku berpacu dengan sangat cepat melihat arah pemandangan di depan mataku.
Tubuh Mas Radit terjatuh di lantai dengan dipenuhi banyak darah, bahkan dia memegang laptopku yang juga penuh dengan banyak darah, air mataku mulai terjatuh dan aku perlahan mulai mendekatinya “mas,,mas.” Panggilku dengan pelan, namun tak ada jawaban dan pergerakan.
“Hiks,,hiks,,mas,,bangun mas,,” tangisku mulai meninggikan suaraku untuk membangunkanya.
“Mas bangun,,mas bangun,,hikss,,hiks.” Tangisku mulai histeris karna dia benar-benar tidak meresponku sama sekali.
Dan tatapan ku teralihkan pada sebuah tulisan besar di laptop ku yang ada di pangkuanya tadi.
“Dear Clara, aku mencintamu dengan sangat tulus, hanya kamulah wanita yang ada di dalam hatiku. Aku tau pertemuan kita memanglah sangat singkat, namun cintaku padamu tidak se singkat aku jatuh cinta kepadamu. I Love You Clareta Veronica, selalu ingat itu! Aku memang pergi dari dunia ini, namun aku akan selalu ada di sisimu selamanya. Jadilah Clara yang pemberani, jangan takut lagi dengan segala sesuatu yang baru, tetap semangat jalani kehidupan ini, apa pun yang terjadi tetap lah menjadi orang yang baik, aku memberikan semua kepadamu, agar kamu tau bagai mana caranya cinta mengajarkan mu arti sebuah kenyamanan, aku harap kamu bisa bahagia walau tanpa diriku, selamat tinggal Clara I Love You Forever.”
Tangisku benar-benar histeris membaca pesan terakhir darinya, “mas Radiiiitt.” Teriak ku sudah tak perduli. Dan tiba-tiba hujan deras turun tanpa diundang, suara guntur dan petir mengejutkan ku.
Aku ketakutan, aku menutup mata dan telingaku di sebelah tubuh mas Radit, berharap dia akan bangun dan memberikan ku sebuah pelukan yang akan menenangkanku seperti biasanya.
“Mas bangun mas,, aku takut,. Hikss.” Tangisku benar-benar ketakutan saat ini.
“Mas,, bukanya kamu berjanji akan selalu melindungi ku selamanya, tapi mana janji kamu, sekarang kamu bahkan tidak memeluk ku lagi.” Ucapku memukul tubuhnnya yang sudah tidak bernyawa, aku membuka mata dan telinga ku berusaha memberanikan diriku untuk terus membangunkanya.
Hingga ketika Dion datang, “astaga ada apa ini?” Tanyanya yang juga tersontak kaget melihat tubuh Mas Radit yang sudah tak bernyawa.
“Mas Radit,,hikss.” Tubuhku benar-benar lemas hingga detik kemudian aku pingsan.
Aku benar-benat tidak sanggup kehilangan mas Radit, namun kalimat “harus” selalu menghantuiku.
Setahun kemudian.
Aku berhasil menyelsaikan kuliah ku, dan hari ini adalah terbitnya karya ku yang pertama.
Semua kisah hidup ku, aku buat menjadi sebuah karya True Story yang banyak di gemari para pembaca.
Dan pada hari ini aku mengadakan jumpa Pers untuk semua para pembaca karya ku ini, bahkan tak sedikit wartawan yang datang untuk meliput acara ini.
Dan aku juga mempersilahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan.
“Nona apakah cerita ini benar-benar nyata di kehidupan anda?” Tanya wartawan 1
“Nona, apakah pemeran Radit di dalam cerita ini benar-benar menjadi cinta terakhir anda?” Tanya wartawan 2
Aku membalas dengan senyuman indah di wajahku, “benar, semua cerita yang tertulis di dalam buku itu adalah True Story dari saya, semua kejadian indah, kesedihan dan bagaimana caranya saya bisa terus melangkah maju kedepan tanpa pernah melihat ke masa lalu, karna aku yakin di ujung jalan sana, ada banyak kebahagiaan yang menanti saya.”
“Dan jika kalian bertanya apakah Radit yang menjadi cinta terakhir saya, maka jawabanya adalah bukan, karna dialah THE LAST MY LOVE .” Ucapku menunjuk ke arah Dion, yang merupakan sahabat dari Mas Radit.
Semua orang langsung menatap ke arahnya, dan melihatnya sedang melangkah maju ke arahku.
Aku tersenyum ke arahnya dan begitu juga denganya.
Riun tepuk tangan mengiringi langkahnya, sesaat hingga dia berhasil mendekat padaku dan mendaratkan sebuah kecupan di keningku.
“I Love You Clara.” Ucapnya dengan lantang agar di dengar oleh semua orang yang berada di ruangan ini, membuatku benar-benar merasa beruntung memiliknya.
Dan aku berharap Mas Radit merestui hubungan kami dari atas sana.
Tamat.