"Ti-tidak, bukan aku a-aku tak mengenalmu" Aku terbangun dari mimpi buruk yang mendatangiku, entah mengapa mimpi buruk sangat sering mendatangi tidurku, ah aku lupa hari ini hari senin aku harus sekolah.
♧♧♧
"Bendera siap!!" Ucap lantang sang pengibar bendera
"Hiduplah indo-..."
Bruk-!!
Seorang siswa berseragam sekolah jatuh dari lantai 3 gedung utama, semua siswa yang sedang melakukan upacara menjadi saksi bunuh dirinya siswa tadi, kepalanya mengeluarkan darah, semua orang panik, guru segera memanggil ambulan, namun sayangnya nyawa Aldo tidak bisa diselamatkan.
♧♧♧
"Kenapa gak diliburin aja sih?" Geram Nina sahabatku
"Aku juga gak tau, Nin yang tadi menurutmu siapa?" Tanya ku pada Nina
"Dia mirip Aldo kelas Ipa1" Jawab Nina
"Berarti aku gak salah liat Nin, eum...Nin aku sempat bermimpi buruk akhir akhir ini dan ya...apa menurutmu ada hubungan dengan kejadian tadi?" Tanyaku ragu
"Haish sudah lah jangan dipikirkan, mana mungkin ada hubungannya" Perkataan Nina membuatku lega
♧♧♧
"Assalamualaikum bu, Nana pulang" Saat aku memasuki rumah, aku merasakan hawa tidak biasa eum...dan kemana ibu?
Aku melihat sebuah kertas diatas meja "Na, ibu pergi menginap dirumah kerabat ibu, ibu sedang ada masalah dan pekerjaan, nanti ibu transfer uang jajan kmu, jangan tungguin ibu" Ya, seperti itu tulisan yang ada di kertas yang aku temukan
"Na~" Aku mendengar bisikan kecil ditelingaku, aku menoleh kebelakang namun aku tak melihat apapun, lagi pula sekarang aku sendirian dirumah, ahh mungkin pikiran ku sedang kacau.
♧♧♧
Aku sedang memperbaiki seragamku dikamar mandi lantai 3 sekolah ku, aku sangat terkejut melihat pria berseragam sekolah berlumuran darah, dan yah itu Aldo siswa yang bunuh diri kemarin tepat saat upacara bendera
"A-aldo?" Ucap ku terbata-bata aku segara menghadap aldo, jujur aku takut aku terus berjalan mundur hingga tubuh ku menabrak tembok
"Na, bantu aku" Lirih nya, sumpah aku tidak mengerti apa yang dia maksud
"Kumohon ja-jangan ganggu aku" Aku menjatuhkan tubuhku perlahan sambil berteriak
"AHK!!" Teriak ku, tiba-tiba sebuah tangan menyentuh tubuhku
"Kumohon jangan ganggu aku" Ucapku sambil menangis
"Na, ini aku Nina" Huh ternyata Nina, aku langsung memeluk Nina
"Nin tadi aku liat Aldo nin, dia minta tolong a-aku a-aku takut Nin" Ucapku sambil terus menangis
"Hey Na, tenang ada aku disini" Nina menenangkanku
♧♧♧
"Ibu kapan pulang?" Aku sedang menelpon ibu ku
"Urusan ibu masih banyak Na" Ucap ibu disebrang telpon
"Ibu cepat cepat pulang ya, Nana kangen sama ibu eum...Nana juga takut sendirian dirumah" Aku merebahkan tubuhku dikasur
"Iya sayang, ibu tutup ya telponny" Ucap ibu yang langsung menutup sambungan telpon
Kini aku merasa kesepian dan juga ketakutan
"Na, temani aku" Ya tuhan bisikan itu datang lagi
"Siapa kau!!"
"Na, ini aku Aldo" Aku terkejut mendengarnya, i-itu beneran Aldo
"Aldo, kumohon jangan ganggu aku, jujur aku takut" Ucap ku menahan tangis membayangkan wujud Aldo tadi dikamar mandi sekolah
"Aku sendirian dan hanya kamu yang bisa melihat ku, Na" Lirih Aldo terdengar jelas ditelingaku
Tiba-tiba sosok Aldo muncul di hadapanku, dengan seragam sekolah bersih tanpa darah bahkan Aldo terlihat tampan
"A-aldo?" Ucapku
"Apa yang harus aku bantu?" Lanjutku, Aldo duduk tepat dihadapanku
"Aku hanya ingin berteman dengan mu Na, semua orang tak bisa melihatku, aku sedih dan aku menemukan mu yang bisa melihatku" Ucap Aldo sambil tersenyum, huh jujur hantu yang satu ini sangat tampan
"Aku akan menjadi teman mu, tapi jangan tunjukan dirimu yang penuh dengan darah, jujur aku takut" Ucap ku hati hati
"Haha iya maaf kan aku tadi dikamar mandi sekolah" Ujar Aldo
"Na, sebenarnya aku tidak bunuh diri" Aku terkejut mendengar itu, Aldo tertunduk air matanya seketika menetes
"Ada yang mendorongku, kumohon bantu aku untuk menemukan orang itu, Na" Aldo menggenggam tangan ku, tangan Aldo terasa dingin, ahh aku lupa dia kan hantu
"Tenang saja aku akan membantu mu menemukan pelakunya" Aku tersenyum Aldo pun ikut tersenyum
Aku akan mendapatkan pelakunya agar arwah Aldo bisa tenang di alamnya