NovelToon NovelToon
Bayangan Sang Kembar

Bayangan Sang Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Zee dan Zia adalah saudara kembar tak identik yang bersekolah di tempat berbeda. Zia, sang adik, bersekolah di asrama milik keluarganya, namun identitasnya sebagai pemilik asrama dirahasiakan. Sementara Zee, si kakak, bersekolah di sekolah internasional yang juga dikelola keluarganya.
Suatu hari, Zee menerima kabar bahwa Zia meninggal dunia setelah jatuh dari rooftop. Kabar itu menghancurkan dunianya. Namun, kematian Zia menyimpan misteri yang perlahan terungkap...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suara yang tak pernah bohong

Zee meletakkan makanannya di atas meja, merapikannya dengan telaten sebelum mulai menyantap.

Meski tubuhnya mungil, porsi makanannya tidak mencerminkan ukuran fisiknya. Zee makan dengan lahap—habis tanpa sisa.

Selesai makan, ia segera merapikan bekas bungkus dan membuang sampahnya.

Lalu ia mengambil ponsel. Belum ada balasan dari detektif.

Zee menghela nafas panjang, lalu melempar ponselnya ke atas kasur dengan kesal.

Frustrasi mulai memenuhi kepalanya. Untuk menenangkan diri, Zee memutuskan mandi.

Beberapa menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi. Wajahnya tampak segar.

Ia membuka lemari dan mengambil pakaian santai, lalu mengenakannya.

Tiba-tiba, terdengar suara ting! — satu notifikasi masuk.

Zee buru-buru meraih ponselnya dan membuka pesan itu.

(Maaf, pihak keluarga telah memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus ini. Kami tidak bisa bertindak lebih jauh. Ini keputusan langsung dari Tuan Zidan.)

Pesan itu membuat Zee mengepalkan tangannya kuat-kuat. Rahangnya mengeras.

"Dasar brengsek... orang tua sialan… Argh!" desisnya penuh amarah.

Frustasi memuncak. Ingin rasanya Zee berteriak atau melampiaskan amarahnya pada siapa pun yang terlibat.

••••

Pagi kembali menyapa.

Kali ini, Zee tidak lagi terlambat bangun. Seperti kemarin, ia memesan sarapan lebih awal. Meski perutnya lapar, pikirannya tetap kacau, terutama saat mengingat kedua orang tuanya.

Wajahnya datar seperti biasa, namun ia melahap sarapannya tanpa sisa. Selesai makan, Zee melirik jam dinding—baru pukul enam pagi. Masih ada waktu satu jam sebelum pelajaran dimulai. Ia bersandar di kursinya, mencoba menikmati ketenangan pagi.

Ting!

Suara notifikasi dari ponsel membuyarkan lamunannya. Zee melirik ke layar. Sebuah nama muncul dan membuat ekspresinya sedikit berubah-Bibi Sari.

Bibi Sari adalah pembantu keluarga Wolfe sekaligus pengasuh Zee dan Zia sejak kecil. Sosok yang bukan sekadar pekerja, melainkan bagian dari keluarga.

Zee menjawab telepon itu, senyum tipis—hampir tak terlihat—terbit di sudut bibirnya.

“Non Zee…” suara di seberang terdengar lirih, bergetar.

“Iya, Bi,” jawab Zee pelan.

“Non Zia… dia sudah pergi, Non… hiks…”

Tangis Bibi Sari pecah. Ia baru kembali dari kampung dan belum mengetahui kabar kepergian Zia.

Tangisnya tulus, seperti tangis seorang ibu kehilangan anak kandungnya.

Zee menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan emosi.

“Zia sudah tenang di sana, Bi… Doakan dia, ya,” ucap Zee pelan, namun mantap.

“Pasti, Non… Bibi dengarnya kaget banget… Zia…”

Tangis itu kembali pecah.

Zee terdiam, menatap meja dengan pandangan kosong.

“Kenapa Non Zee pindah, sih? Bibi baru pulang, eh Non Zee udah pergi aja…”

Nada suara Bibi Sari berubah menjadi rindu.

“Zee harus pergi, Bi…” balasnya singkat.

“Andai Bibi nggak balik kampung hari itu… Bibi pasti larang Non Zee pindah. Bibi kangen, tahu nggak…”

Zee menarik napas panjang. Ia menunduk.

“Nanti aku akan pulang, Bi…”

“Bibi nggak bisa lagi bikin rujak favorit Non Zee, ya?”

Ucapan itu diiringi tawa kecil yang terdengar dipaksakan.

Zee tersenyum getir. Hanya Bibi Sari yang bisa membuatnya merasa seperti pulang. Dia bukan darah daging, tapi kasih sayangnya tulus dan nyata. Sejak kecil, dia yang paling mengerti Zee dan Zia.

“Sehat-sehat ya di sana, Non… Bibi tunggu kamu pulang.”

Ucapannya hangat dan penuh harapan.

Zee mengakhiri telepon tanpa banyak kata. Ia memeluk lututnya sebentar, lalu menatap keluar jendela.

"Dia bukan darah dagingku... tapi kehadirannya seakan menyatu dalam nadiku."

••••

Pelajaran pertama dimulai.

Zee dan Rey duduk membisu, seperti dua patung hidup tanpa ekspresi. Aura dingin menyelimuti bangku mereka, membuat siapa pun ogah mendekat.

Di bangku depan mereka, Leo menoleh sedikit ke arah Raka dan berbisik.

“Rak, itu dua patung es masih belum ngomong-ngomong juga, ya?”

Raka melirik ke belakang sebentar, lalu kembali menatap buku di mejanya.

“Iya… Aneh juga sih. Rey biasanya galak banget kalau ada yang duduk sembarangan di sebelah dia.”

Leo mendengus pelan.

“Iya kan? Tapi ke si Zee, dia malah diem-diem aja. Jangan-jangan…”

Belum sempat Leo menyelesaikan kalimatnya, suara berat dan datar menyela dari belakang.

“Hmm.”

Leo dan Raka langsung menegang. Mereka tahu persis suara itu berasal dari siapa.

Secara perlahan, keduanya menoleh ke belakang. Rey menatap tajam ke arah mereka, sedang Zee hanya menatap datar seolah tak peduli.

“Maaf, Bos. Hehe.”

“Maaf juga, Zee…”

Mereka buru-buru menoleh ke depan lagi, jantung mereka berdetak kencang, seolah baru saja dikejar sesuatu yang menakutkan.

••••

Bel istirahat berbunyi. Guru mata pelajaran pamit keluar kelas, meninggalkan suasana yang agak lengang.

Viola berjalan pelan menghampiri Zee, senyumnya tipis tapi tulus.

“Zee… kamu mau ke kantin?”

Zee menggeleng pelan, tatapannya tak beranjak dari meja.

“Gue nggak lapar. Lo duluan aja.”

Viola tidak tampak kecewa, hanya mengangguk kecil dengan senyum ramah.

“Oke. Kalau nanti berubah pikiran, kabarin aku ya.”

Ia pun melangkah pergi, tanpa memaksa, tanpa merasa tersinggung. Ia tahu benar, Zee bukan tipe yang mudah didekati. Tapi justru karena itu, Viola tidak berniat menyerah.

1
Febychan
herann cerita sebagus ini malah ga rame tpii gpp thorr tetap semangat yo
Nona Jmn: Bantu Remein Ya kak😭🙏🤭✨️
total 1 replies
Akbar Aulia
Luar biasa
ᬊAnAnime-?
menarik
Nana Colen
crazy up donnnng 😍😍😍😍
Nona Jmn: Tunggu lulus kontrak agar Up banyak" hehehe🤭
total 1 replies
Nana Colen
luar biasa
Nana Colen
up yang banyak dong thooooor😍😍😍😍
Nona Jmn: Nanti lulus kontrak ya kak😄🤲
total 1 replies
tia
akhirnya teka teki terjawab,,ada kemungkinan viona pembunuh ny ,,,,
Nona Jmn: Hmm iya nggak sih?
total 1 replies
tia
cerita ny masih penuh misteri,,, semangat thor
Nona Jmn: Tapi Novel aku belum lulus kontrak kak😭😭Doakan ya, agar cepat lulus dan aku bisa update banyak😭🙌
total 1 replies
tia
kunci ny ad disahabat zia ,,apakah viola???
Nona Jmn: Tetap pantau kak ya🤭
Nona Jmn: Tetap pantau kak ya🤭
total 2 replies
tia
lanjut thor,, semangat berkarya
Nona Jmn: Siap kakak🤭🤍
total 1 replies
tia
lanjut thor cerita bagus
Nona Jmn: Sabar ya kak🤭✨️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!