Update setiap hari
Ketika pacarnya mengkhianatinya, cahaya kehidupan seolah musnah dalam kehidupan Anna. Untuk membalas dendam mantannya, gadis yang masih SMA itu rela mengorbankan diri menggantikan posisi Kakaknya yang menolak perjodohan ayahnya. Beberapa hari sebelum hari pengumuman kelulusan sekolah, Anna bahkan sudah menyandang status istri Allan, keturunan pengusaha sukses. Anna berpikir bahwa dia akan menemukan kebahagiaan dan dendamnya terbalaskan, namun ia tidak tahu rahasia yang suaminya simpan rapi. Anna butuh bukti akurat untuk memastikan bahwa kecurigaannya tentang suaminya adalah benar. Sayangnya tidak akan mungkin ada kata perceraian antara Anna dan Allan karena adanya kesepakatan hitam diatas putih sebelum pernikahan berlangsung, yang salah satunya menyatakan kalau Anna dilarang meminta cerai dari Allan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selingkuh
Setengah jam berlalu, guru BP masih asik berbicara, masih soal penyebab Alan membubarkan acara. Anna hanya bisa menunduk dan mengulang kalimat yang sama, ‘minta maaf’.
Anna mulai gelisah. Perutnya juga sudah terasa lapar, apa guru BP juga tidak merasakan hal yang sama? Apa pria bertubuh tinggi dihadapannya itu tidak bosan mengulang-ulang kalimatnya?
Anna kembali mengetik pesan yang ditujukan untuk Rafa.
Anna
Lo pulang aja deh. Entar sore kita ketemu di kafe biasa.
Rafa
Ya udah, kalo gitu gue pulang.
Anna lega akhirnya Rafa pulang juga. Ia kasihan juga jika Rafa kelamaan menunggunya.
Hampir satu jam duduk diam mendengarkan petuah bijak guru BP, akhirnya Anna keluar dari ruangan itu setelah dipersilahkan. Ia melangkah gontai menuju parkiran. Sesaat setelah memutar kunci motor, ia baru ingat besok ada pelajaran Biologi. Dan ia belum mencatat tugas karena di pertemuan terakhir pelajaran Biologi, ia tidak masuk sekolah karena sakit. Ia harus meminjam buku Joli untuk menyalin tugas tersebut. Ia memilih buku catatan Joli dibanding Arini karena tulisan Joli jauh lebih rapi sehingga mudah dibaca. Sementara tulisan Arini? Lebih banyak yang sulit dibacanya.
Bagaimana mungkin Anna sampai lupa meminjam buku Joli saat di sekolah tadi? Berarti ia mesti mampir ke rumah Joli terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah. Semoga saja Mamanya Joli sedang menggoreng bakwan. Anna merindukan bakwan buatan Mamanya Joli yang dulu sering ia santap saat bermain di rumah sahabatnya itu. Bakwan udang yang luarnya terasa krispi.
Anna memarkirkan motor di depan rumah Joli. Dengan langkah anggun, ia berjalan memasuki rumah yang sudah familier.
“Joli mana, Bik?” tanya Anna pada pembantu yang tengah menyapu lantai ruangan.
“Eh, Neng Anna. Non Joli ada di kamarnya. Apa ada perlu, Neng? Kok, udah main kesini aja masih pakai seragam sekolah?”
“Iya, Bik. Mau pinjem buku.”
“Ooh.”
Anna berlari menaiki anak tangga menuju lantai dua. Dengan sekali sentak, pintu kamar terbuka. Mata Anna membelalak seiring jantungnya yang berdegup keras menatap pemandangan di depan mata.
Plak!
Duez!
“Bangsat!”
Setelah mendaratkan tamparan di pipi Rafa, Anna menonjok kening cowok itu tanpa ampun. Tak puas sampai di situ, Anna juga mengumpat Rafa yang ia pergoki tengah berciuman dengan Joli menggunakan kata-kata yang belum pernah selama ini ia ucapkan.
Anna menatap jijik pada Joli.
Yang ditatap diam saja, menunduk sambil mengancing kemeja sekolah yang terbuka semua, sementara rok abu-abunya tersingkap dan rambutnya yang diikat satu tampak berantakan.
Rafa yang bertelanjang dada, berdiri dan mendekati Anna.
“Ini nggak seburuk yang lo lihat, Honey.” Rafa menatap Anna penuh penyesalan. “Ini cuma main-main. Kita bergurau, kok.”
“Jangan mendekat!” Anna melangkah mundur.
Mendengar perintah itu, spontan langkah Rafa terhenti. “Gue ke rumah Joli mau nyariin lo, sayang.”
“Jangan lo kira gue ini bodoh, dan jangan panggil gue sayang. Dia sayangnya elo.” Anna menunjuk Joli. “Gue jijik sama lo.”
Sekilas Anna mengedarkan pandangan ke seisi kamar yang berantakan. Amit-amit. Apa yang baru saja mereka lakukan sampai kamar Joli jadi seperti kapal pecah begitu? Perang badar? Pikiran Anna mendadak cabul.
“Kalian bener-bener brengsek! Nggak nyangka gue.” Anna berlari keluar kamar setelah memberi hadiah tendangan dahsyat di **** Rafa hingga membuat cowok itu bersimpuh mengaduh.
TBC