NovelToon NovelToon
Pembalasan Mafia Kejam

Pembalasan Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Beda Usia / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lovleyta

Raffaele Matthew, seorang Mafia yang memiliki dendam pada Dario Alexander, pria yang ia lihat telah membunuh sang ayah. Dengan bantuan ayah angkatnya, ia akhirnya bisa membalas dendamnya. Menghancurkan keluarga Alexander, dengan cara membunuh pria tersebut dan istrinya. Ia juga membawa pergi putri mereka untuk dijadikan pelampiasan balas dendamnya.
Valeria Irene Alexander, harus merasakan kekejaman seorang Raffaele. Dia selalu mendapatkan kekerasan dari pria tersebut. Dan harus melayani pria itu setiap dia menginginkannya. Sampai pada akhirnya ia bisa kabur, dan tanpa sadar telah membawa benih pria kejam itu.
Lalu apakah yang akan dilakukan Valeria ketika mengetahui dirinya tengah berbadan dua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovleyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Hilangnya Sebuah Kehormatan

"Lepaskan aku pria pembunuh!" Teriak Valeria.

Valeria terus meronta di samping Raffaele yang hanya diam memfokuskan dirinya pada benda pipih di tangannya.

Keadaan gadis tersebut diikat tangannya dan kakinya juga. Ia tak bisa diam, terus bergerak seolah ingin membuat ikatan di pergelangan tangan dan kakinya bisa terlepas.

"Bisa diam tidak mulutmu itu? Atau butuh disumpal?" Ujar Raffaele dingin.

Namun Valeria tidak merasa takut. Tatapannya malah menantang pria tersebut. Jelas-jelas, jika dirinya melawannya pasti akan kalah, tubuhnya saja lebih kecil dari pria itu.

"Aku tidak akan diam! Lepaskan aku! Aku mau bersama kedua orang tuaku." Nada bicara Valeria keras.

"Mau ikut dengan mereka?" Raffaele tertawa mengejek.

"Maksud kamu dengan mayat mereka?" Imbuhnya lagi.

Mata Valeria memerah dan berkaca-kaca. Rahang gadis tersebut pun mengeras. Ia baru kembali teringat, orang tuanya sudah dibunuh oleh pria ini. Ia sudah tidak punya orang tua lagi. Satu-satunya keluarga yang dirinya punya saat ini hanya sang kakak yang berada di Prancis. Ia bisa meminta bantuan kepadanya, tapi bagaimana caranya?

"Kamu pembunuh! Kamu pembunuh Mama, Papa ku!" Teriak Valeria.

"Ya Tuhan! Mama, Papa!" Teriakan histeris Valeria memenuhi isi mobil.

Anak buah Raffaele yang menyetir mobil menoleh kebelakang saat melihat histerisnya gadis yang dibawa pergi oleh tuannya ini.

"Kenapa kamu melihat ke sini? Fokus saja ke depan!" Perintah Raffaele.

"Baik Tuan. Maaf sebelumnya." Anak buahnya itu hanya bisa patuh.

Sementara tangisan Valeria semakin histeris. Gadis tersebut terus menyebut Mama, dan Papanya. Membuat Raffaele muak mendengarnya.

Dengan kasar Raffaele menarik lengan Valeria. Hingga tubuhnya saling bertubrukan dengan lengan kokoh Raffaele.

"Bisa diam tidak?! Telingaku hampir pecah mendengar tangisanmu ini." Marah Raffaele.

"Turunkan aku! Aku mau ketemu Mama dan Papa! Turunkan aku!" Ucap Valeria.

Lalu Raffaele beralih mencengkram rahang Valeria, membuat gadis tersebut sedikit mendongak. Wajah Valeria sudah basah dengan air mata. Sangat menyedihkan sekali, bahkan sorot matanya kali ini kosong. Hanya bibirnya yang terus bergumam menyebutkan kedua orang tuanya.

"Dengarkan aku baik-baik! Sama seperti diriku yang tidak pernah bertemu dengan makam Papiku. Kamu juga tidak akan pernah menemukan makam kedua orang tuamu itu! Kecuali aku yang memberitahumu!" Suara Raffaele terdengar penuh penekanan.

"Dan satu hal lagi, kamu akan menjadi pelampiasan dendamku. Aku akan buat kamu menderita setiap detiknya!" Imbuhnya.

"Mama, Papa..." Hanya dua kata itu terus yang keluar dari mulut Valeria.

Dan jangan lupakan air mata gadis tersebut yang terus menetes. Ia juga sudah tidak terlalu mendengar perkataan yang diucapkan oleh Raffaele tadi kepadanya. Yang ada dipikirannya saat ini hanya kedua orang tuanya. Yang terakhir kali dirinya lihat, sudah tergeletak tak berdaya di rumahnya tadi.

Selama perjalanan Valeria tak berbicara sama sekali. Pandangannya kosong tapi air matanya terus keluar. Mungkin karena kelelahan, gadis tersebut perlahan ambruk dan kepalanya bersandar tepat di bahu Raffaele. Membuat pria tersebut tampak terkejut. Namun membiarkannya.

...****...

"Bawa dia di kamar utama." Titah Raffaele.

Mereka sudah sampai di Italia. Tepatnya di rumah persembunyian Raffaele ketika menjadi seorang Mafia. Rumah yang berbeda dengan rumahnya yang lain. Mengapa dirinya memilih rumah ini sebagai penyekapan terhadap Valeria? Semua jelas karena agar tidak ada yang menemukannya. Karena rumah ini berada jauh dari kota. Dan hanya hutan yang mengelilinginya.

"Suruh para maid untuk membersihkan badan gadis itu dan menggantinya dengan baju bersih." Ucapnya sekali lagi memerintah.

"Siap Tuan." Balas para anak buahnya.

Sampai malam hari tiba. Valeria masih betah memejamkan matanya. Di sebuah kursi single itu, Raffaele duduk memandangi Valeria yang berada di atas ranjangnya.

"Betah sekali dia tidak kunjung sadar. Apa dia ikutan mati?" Gumam Raffaele. Tatapannya masih ke arah Valeria, sama sekali belum berpindah.

Hingga sebuah pergerakan mulai terlihat. Raffaele menegakkan tubuhnya. Berdiri dan berjalan mendekati ranjang. Ia mengamati mata yang mulai terbuka perlahan itu. Mata yang tadi sempat menghipnotisnya karena keindahannya.

"Sudah sadar? Berarti sangat siap untuk melayaniku." Ujar Raffaele.

Tubuh Valeria yang masih terasa lemas itu dipaksakan untuk duduk. Ia terkejut saat suara Raffaele mulai terdengar dan menyuruhnya untuk melayaninya.

Pegangan di selimut begitu erat Valeria lakukan. Raffaele menarik selimut tersebut. Membuangnya ke samping. Dan merangkak mendekati Valeria.

"Mau apa kamu! Jangan mendekat atau kamu aku bunuh!" Ancaman Valeria tersebut membuat geli Raffaele.

Gadis di hadapannya ini ingin membunuhnya? Sangat menarik sekali. Memangnya siapa yang bisa mengalahkan seorang Raffaele? Tidak ada yang bisa mengalahkan.

"Bagaimana caranya kamu membunuhku? Sebelum kamu membunuhku, aku akan tunjukan bagaimana kamu memuaskanku." Kata Raffaele, tangannya menarik kaki Valeria hingga saat ini gadis tersebut terbaring.

Sempat berontak dan ingin melarikan diri. Raffaele lebih dulu menindih kaki tersebut. Lalu menahan kedua tangan Valeria juga di atas kepalanya. Gadis itu sama sekali tak bisa berontak sekarang ini.

"Layani aku pel4curku." Hina Raffaele sebelum pada akhirnya pria tersebut meraup bibir menggoda milik Valeria.

Memagutnya pelan dan dalam. Lidahnya melesak ke dalam, membelit lidah Valeria.

Rontaan terus saja dilakukan oleh Valeria. Namun tenaganya cukup kecil untuk mengalahkan energi Raffaele. Ia akhirnya hanya bisa menangis dengan perlakuan dari pria asing yang saat ini tengah menjamah tubuhnya ini.

Tangan Raffaele juga sudah kemana-mana. Tidak bisa diam dan membelai serta memainkan tubuh dan bagian sensitif Valeria.

"Jangan aku mohon!" Tangisan Valeria memohon.

"Akhh! Sakit!" Cengkraman Valeria di punggung Raffaele mengerat saat pria tersebut berusaha menerobos pertahanannya.

Dan tanpa menghiraukan kesakitan yang Valeria rasakan. Raffaele tetap memaksa. Hingga jeritan pilu dan penuh kesakitan Valeria kembali terdengar. Dan menjadi pertanda, hilangnya sesuatu yang telah dijaga oleh gadis tersebut sesuai apa yang diajarkan oleh sang ibu dulu. Untuk menjaga kehormatannya.

Namun, kini semua itu telah hilang. Selain pria asing ini telah membuat kedua orang tuanya tiada. Dia juga sudah menghilangkan kehormatannya. Valeria sudah tidak memiliki apa-apa lagi saat ini Ia hancur, dan tak berguna lagi.

Gadis yang saat ini sudah tidak gadis lagi itu hanya pasrah dan terdiam bagaikan mayat hidup. Membiarkan gilanya pria asing tersebut menggunakan tubuhnya. Ia rasanya ingin mati saja, menemui kedua orang tuanya. Perlahan kedua mata berwarna coklat hazel itu tertutup. Valeria tak sadarkan diri, tapi Raffaele tetap melanjutkan aksinya, tak peduli dengan Valeria. Karena inilah yang dirinya inginkan, membuat hancur putri dari Dario dan Dasha. Hingga Valeria seperti merasakan sebuah neraka.

"Huh!" Helaan napas panjang Raffaele menjadi pertanda pria tersebut telah mencapai puncaknya.

Pria tersebut ambruk dan ikut tidur di samping Valeria. Ia bahkan tidak sadar tertidur dengan tangan yang memeluk pinggang Valeria. Rasanya, semua bebannya terasa hilang.

1
Putri Sahara
lanjut thor
partini
kalau sampai bisa kabur dan bibi membantu nya ,wah bisa di eksekusi kamu bisa
Mia Camelia
lanjut thor😁
Risnanyabudi
aku rasa Raffaele itu hnya dimanfaatkan oleh Daddy angkat nya papinya mungkin dibunuh sama Daddy angkat Raffaele 🙄klo kebenaranya terungkap pasti bakal nyesel tu raffaele
TRI FAA
lanjut thorr
partini
setalah kabur semoga Rafael stres karena sudah ada rasa di hati nya biar nyesek orang ko jaharaaa sekali
Raquel Leal Sánchez
Wahhh!!
lord ivan
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
Dear_Dream
Jalan ceritanya bikin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!