"sakiiitttt."
"Aaahhh perut ku sakit sekali, tolong perut ku sakit!"
Siti terus menjerit karena perut nya sakit bukan kepalang, di usia kehamilan nya yang menginjak lima bulan ia harus pendarahan. tapi bukan cuma rasa sakit akibat pendarahan saja yang membuat dia takut, melainkan ia melihat tangan berbulu meremas remas perut.
KRAAAAUUKK.
KRAAAAAUUUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Bertanya tanya
Kabar kematian Puspita yang mirip dengan Siti langsung menyebar kencang karena ini mulai di anggap tidak biasa, para wanita hamil sudah merasakan resah yang bukan kepalang karena takut mengalami hal serupa juga pada diri mereka. masalah nya bukan cuma satu orang saja yang mengalami, melainkan sudah dua orang yang mati karena pendarahan.
"Apa tadi malam ada yang mendengar kuntilanak juga?" tanya Maura pada Kinan yang ada di sana.
"Tidak ada, Puspita itu mungkin terpeleset dan perut nya membentur meja." jawab Kinan berusaha berpikir positif.
Maura menelan ludah nya dengan susah payah karena dia pun takut akan mengalami hal yang serupa, tapi dia sudah besar hamil nya alias sudah mau melahirkan sehingga tidak mungkin bisa pendarahan dan keguguran seperti Puspita dan juga Siti. walau tidak munafik dia juga takut, bagai mana bila dia akan mati begitu juga.
Pokok nya semua wanita hamil mulai merasakan ketakutan bila akan mengalami nasib seperti dua wanita itu, ini tidak bisa mau di anggap main main. semua nya langsung bergerak mencari tangkal yang sangat bagus, ada bermacam macam tangkal yang mereka cari.
Kopsah yang paling banyak tingkah karena sejak awal dia sudah mendengar secara langsung kuntilanak yang tertawa di dekat rumah Siti, pokok nya semua dia tuduhkan pada kuntilanak yang tertawa malam itu. padahal cuma tertawa saja tapi malah kena kasus tuduhan, sebab Kopsah yakin kuntilanak memang suka dengan wanita hamil.
"Aku takut kalau mengalami nasib seperti mereka." lirih Maura.
"Banyak berdoa sama allah, jangan banyak pikiran macam macam." nasihat Kinan.
"Tidak mungkin kan ini semua cuma kebetulan saja, dua wanita hamil meninggal mendadak begini." keluh Maura masih saja tidak tenang.
"Semakin kau pikirkan maka semakin takut hati mu, jadi lebih baik cuek saja dan terus berpikir positif lah." Kinan tau kalau Maura sudah ketakutan sekarang.
"Kalau cuma satu yang meninggal maka aku tidak akan takut begini, ini loh dua yang meninggal dan mereka sama sama hamil." Maura berucap pelan.
Kinan menarik nafas berat karena dia juga paham bagai mana perasaan nya Maura sekarang, pasti nya juga cemas karena dia sedang hamil besar begitu. warga sini banyak yang hamil, ini cuma di desa ini saja dan belum di desa yang lain lagi.
"Purnama." Maura mendekati Maura yang baru datang melayat.
"Bila hati mu mau tenang maka berhenti lah membicarakan nya, semakin kau bicarakan maka akan semakin takut." Purnama menatap Maura.
"Buat lah aku sesuatu agar bisa tenang, tolong ya." Maura memelas pada Purnama agar bisa di tolong.
"Kita bicara nanti, aku mau melihat mayat nya Puspita dulu." Purnama masuk kedalam rumah.
"Jangan lupa ya, Pur! kasihan lah sama aku ya." Maura benar benar takut.
Siapa yang tidak takut bila sudah ada tragedi seram begini, di tambah Kopsah juga terus bercerita akan ada nya kuntilanak yang tertawa. di sini kuntilanak memang habis habisan terkena fitnah, mana sekarang ketua nya sedang puyeng akibat tertimpa buah kelapa.
"Purnama itu tidak bisa apa apa, cuma gaya nya saja." bisik Kopsah.
"Ngomong apa kau ini, nanti di banting dia kau." Maura menoleh kesal.
"Percaya lah sama aku, kau hanya akan buang buang waktu kalau percaya sama dia." Kopsah memang kesal pada Purnama yang cantik.
"Enggak kok, aku lebih percaya sama Purnama saja dari pada sama kau." Maura menjauhi Kopsah.
"Ngeyel kau di bilangi, awas saja kau nanti malam di datangi kuntilanak." Kopsah berseru kesal.
"Apa lah kau ini, orang tidak percaya kok kau marah marah tidak terima!" Kinan juga ikut kesal jadi nya.
Kopsah melongo karena dua teman nya langsung menjauh pergi dari diri nya, tidak bisa lagi mau berlagak paling tau karena malam itu dia menemukan suara kuntilanak tertawa. padahal hati nya yakin, tapi kemarin Purnama malah bilang kalau itu bukan lah kuntilanak yang sedang memakan janin Siti.
...****************...
"Sudah dua orang yang mati dan sama sama hamil, Pur!" Andini berseru tidak tenang.
"Aku juga sedang memikirkan bagai mana cara nua mencari tau, kuntilanak itu bukan pelaku nya." jawab Purnama.
"Lalu bagai mana mau kita usut nya, aku takut ini pembunuhan berantai seperti yang Nino lakukan dulu." cemas Maharani.
"Eko kirim foto di grup Bapak Bapak!" Arya berlari mendekati Kakak nya.
Eko memang menyebarkan foto yang sempat Puspita kirim di malam kejadian, Purnama memperhatikan nya dengan seksama bayangan hitam di balik jendela kamar tersebut. satu kali lihat saja dia langsung tau bahwa ini bukan lah bayangan manusia, sebab Purnama sudah sangat hapal.
"Pasti ini pelaku nya!" yakin Arya memperhatikan lagi.
"Ini apa?" Purnama sampai tidak tau ini iblis jenis apa.
"Dari perawakan nya ini genderuwo, Pur!" seru Andini yakin.
"Betul, badan nya besar dan tinggi sehingga sudah pasti genderuwo." Nilam juga yakin sekali.
"Tapi sejauh ini tidak ada genderuwo yang makam janin, Lam." sangkal Nana.
Semua terdiam karena memang tidak ada genderuwo yang memakan janin atau wanita hamil, kecuali anak anak yang berumur dua sampai lima tahun maka baru lah di culik oleh mereka. jadi ini tidak mungkin kalau setan berbulu itu yang membuat masalah, Purnama rasa nya tidak percaya.
"Palasik itu ada yang dari manusia, Pur!" Arjuna membuka suara.
"Hem?!"
"Tidak semua palasik surah jadi setan, ada yang manusia dan saat mau beraksi maka mereka akan melepaskan kepala dari raga nya." jelas Arjuna.
"Kau jangan berpikir kemana mana, ini bukan ulah Zahra." sambung Arjuna lagi.
"Betul, lagi pula kan Zahra sudah kau buang kelaut sehingga tidak akan mungkin kembali lagi." Nana juga setuju.
"Saran ku lebih baik kumpul kan dulu para palasik yang sudah jadi setan murni, mereka pasti akan kenal walau yang membuat ulah adalah palasik manusia." saran Samuel.
Purnama masih menimang nimang saran dari Samuel ini, tampak nya memang masuk akal dan akan di pakai nya saran ini. lagi pula kan bisa mengundang mereka sama seperti kuntilanak kemarin, tapi apa yang akan di berikan pada para palasik sebagai balasan nya.
"Mereka suka nya apa? bila tidak ada pancingan maka mereka pasti ada yang tidak datang." ucap Purnama.
Aksara dan Jeno diam saja walau saat itu mereka pernah ada urusan dengan parakang atau palasik, tidak mau lagi dia bertemu dengan setan kepala genit itu. wajah setampan ini harus di cium oleh mereka sehingga menimbulkan rasa jijik, sayang nya mereka berdua lupa kalau ketua agensi bisa membaca pikiran.
Jangan lupa like dan comen nya ya guys, terima kasih untuk hari ini dan selamat malam ya.
kopi meluncur thor🤭🤭🤭poin'y kismin kudu ngumpulin dulu