NovelToon NovelToon
Married With Teacher

Married With Teacher

Status: tamat
Genre:Romantis / Dosen / Perjodohan / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:4.2M
Nilai: 5
Nama Author: seizy kurniawan

PERHATIAN!!!
Jika ingin membaca cerita ini siapkan mental. Takutnya bisa baper stadium akhir dan yang nulis gak tanggung jawab jika bibir kalian gak bisa berhenti ketawa.

Kata orang menjadi cewek cantik itu terlalu beruntung. Karena dipikir banyak yang demen. Tapi apa jadinya jika seorang cewek kaya Ghea Virnafasya yang jutek dan menjadi badgirl di sekolahnya masihlah jomblo.

Tahukah jika kadar kecantikan dan kejutekannya itu terlalu akurat stadium akhir?

Dia, Ghea Virnafasya cewek cantik jomblo abadi yang gak suka pacaran. Dia inginnya langsung menggelar nikahan.

Tapi apa kejutekan dan kenakalannya akan bisa berakhir? Apa Ghea akan sadar dan bertaubat setelah bertemu dengan seorang guru baru yang tampan nya naudzubillah bak aktor Yang yang, mengajar di kelasnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seizy kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dijodohkan

Setelah Ghea membersihkan diri ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tak lupa jaket bomber Pak Geri ia peluk dengan senyum binar di wajahnya. Gak waras memang.

Ya, Ghea sudah tidak waras karena pesona sang guru. Ya Tuhan andai Pak Geri belum punya pacar, Ghea ingin sekali jadi pacarnya. Sumpah, wajahnya selalu terbayang-bayang dalam benak Ghea. Pak Geri yang terus menari-nari di atas kepala Ghea. "Oh, Pak Geri."

Ia mencium jaket itu terus menerus. Lalu setelahnya ia terkekeh seraya menghentak-hentakan kedua kakinya. Seperti orang yang sedang kasmaran. Ia terbahak di dalam kamar seraya memanggil-manggil namanya, "Pak Geri, gue suka sama loe, sumpah!" serunya. Lalu kembali ia mencium jaket Pak Geri. Mencium aroma maskulin dari jaket itu. Ah, aromanya sungguh memabukan Ghea. Rasanya enggan untuk Ghea mengembalikan jaketnya pada Pak Geri. Bodo amat lah kalau sampai dia dimarahi Pak Geri atau dapat hukuman lagi dari guru baru killer itu. Yang jelas Ghea ogah mengembalikan jaketnya. Gak bakal Ghea cuci juga karena aroma wangi maskulin dari jaket itu takut hilang. Sungguh konyol.

Disaat Ghea sedang enak-enak membayangkan wajah tampan sang guru, tiba-tiba ...

"Ghea," tegur Mama Sora membuka pintu. Ghea menoleh. Menyembunyikan jaket Pak Geri di balik selimutnya yang sedang ia pakai dengan cepatan kilat. Sekilat petir menyambar.

"Ya, Ma?" tanya Ghea setengah gugup. Ia beringsut tanpa menyibakkan selimut yang ia pakai. Takut Mama Sora menemukan jaket Pak Geri dan nantinya pasti Mama bakal menyidang Ghea. Oh ribet sekali nanti urusannya.

"Turun, yuk. Papa mau ngomong katanya!" ajak Sora masih berdiri di depan pintu dengan tangan memegang handle.

Ghea mengernyitkan dahi. Tumben sekali Papanya ini mau ngobrol sama Ghea. Wah jangan-jangan Ghea bakal kena sidang lagi. Gak biasanya kan Papa Jordan memanggil Ghea kalau gak ada yang penting atau Ghea sudah berbuat salah?

"Tumben, Ma. Papa mau ngomong apa emangnya?" raut khawatir Ghea kian kentara.

"Turun aja dulu. Temuin Papa di ruang tengah, ya! Mama duluan." Lalu Sora berlalu tanpa menutup pintu kamar sang putri.

Ghea mengesah. Ia hempaskan tubuhnya ke kasur seraya menatap langit-langit kamarnya. Oh, kenapa perasaan Ghea tiba-tiba merasa tidak enak, ya? Ia sibakkan selimut, lalu kembali meraih jaket Pak Geri dan mencium jaket itu lagi. "Pak Geri, doain aku, ya, biar Papa gak mengeksekusi aku. Muahh!" Ghea menurunkan kedua kakinya. Sebelum benar-benar berlalu menemui Papa Jordan, Ghea kembali menatap lamat-lamat jaket Pak Geri.

Menuruni setiap anak tangga dengan wajah gusar dan jantung yang deg-degan. Ghea duduk di sofa single depan Papa Jordan. Di samping Papa ada Mama yang sedang memijat tangan kanan Papa Jordan. Uh romantis sekali orang tua Ghea ini. Ghea jadi iri kan, pengen cepet-cepet nikah sama Pak Geri. Ah mikir apa sih Ghea ini? Ia menggeleng samar dengan kerjapan mata cepat. Seolah Ghea sedang menghilangkan bayangan wajah tampan yang dimana Pak Geri selalu ada di dalam otaknya.

"Papa mau ngomong apa sama aku?" tanya Ghea setelah beberapa saat. Sedangkan Papa Jordan menatap wajah Ghea. Ia seperti sedang menyiapkan diksi untuk menyampaikan sesuatu pada Ghea. Mama Sora masih setia memijat tangan sang suami.

"Ghea," seru Papa Jordan lirih.

"Iya, Pa?" gak bakal kena sidang kan gue? tambahnya dalam hati Ghea. Ia tersenyum canggung.

Walau Ghea anak yang selebor dan nakal. Tapi ketika berhadapan dengan Papa dan Mamanya, Ghea akan berubah menjadi anak ayam yang sedang mencari induknya. Diam dan hanya celingukan menatap sekeliling ruang tengah. Kemana aja mata Ghea memandang. Asal jangan memandang wajah Papa Jordan aja. Takut Ghea, soalnya mata Papa Jordan kalau mentap tuh tajem banget. Wajahnya tegas dengan rahang yang selalu mengeras.

Terkadang Ghea pun berpikir, kalau Papa Jordan ini adalah mantan TNI. Persis banget wajah sang Papa tegas seperti itu.

"Kamu sudah punya pacar?" Ada nada menekan dari kata terakhir Papa.

"Hueh,"

Gak salah Papa nanya soal pacar pada Ghea? Tumben loh, gak biasanya. Ini Papa Jordan yang Ghea kenal kan? Ghea mengerjap-ngerjapkan matanya berulang dengan rahang yang terbuka lebar.

"Ghea,"

"Hah, iya?" Spontan Ghea menurunkan rahangnya hingga mulutnya terkatup rapat. Ia menoleh pada sang Mama. "I-iya, Ma?"

"Papa nanya tuh. Kamu udah punya pacar atau belum, katanya?" ujar Mama Sora mengulang pertanyaan Papa Jordan.

"Belum!" tapi bentar lagi Ghea bakal punya pacar. Ouhh Pak Geri... tambah Ghea dalam hati. Ya tentu saja dalam hati. Kalau Ghea bilang bisa kena cincang.

"Bagus kalau gitu," sahut Papa Jordan dengan wajah berbinar. Mama Sora tersenyum.

Tunggu, ini apa maksudnya bagus? Ghea kembali dibuat bingung oleh kedua orang tuanya.

"Kalau pun sudah. Kamu putusin pacar kamu!" timpal Papa Jordan lagi.

Apa sih maksudnya?

"Karena kalau kamu sudah punya pacar. Papa gak akan menyetujui kamu pacaran sama pria lain." Jelas Papa Jordan yang membuat Ghea membeku dari duduknya.

Ada aqua gak, ya? Pengen minum dari galonnya gue, sumpah! Ghea kembali membatin bingung.

"Ma-maksud Papa?" Ghea memberanikan diri meminta penjelasan pada Papa Jordan. Sumpah, Ghea rasanya ingin menangis.

"Karena Papa sudah menjodohkan kamu dengan anak karib Papa."

Degh!

Seperti ada sebuah bongkahan batu yang mengganjal di kerongkongan Ghea. Sangat susah sekali ia menelan salivanya. Ghea gak salah dengar kan?

"Jodohin?" tanya Ghea mengulang ucapan sang Papa dengan kerjapan lamban.

Gak mungkin, terus gimana nasib perasaan gue sama Pak Geri?

"Iya, nanti besok malam Papa akan kenalkan kamu sama calon suami kamu. Sambil makan malam."

"Ta-tapi, Pa, Ghea udah-"

"Kamu gak bisa nolak, Ghea. Karena rencana perjodohan ini sudah lama sekali direncanakan." Jelas Papa Jordan yang lagi-lagi membuat Ghea tercengang dan mata Ghea pun sudah berkaca-kaca. Siap menumpahkan cairan bening itu kapan saja.

"Tapi, Ghea-"

"Ghea." Mama Sora pun ikut menegur Ghea. Mama Sora yang selalu mendukung apa yang menjadi keputusan sang suami karena itu adalah yang terbaik juga untuk Ghea.

"Ma, Ghea masih sekolah. Gak mungkin kan Ghea nikah secepat itu?" tolak Ghea secara halus. Karena gue gak mungkin bisa nerima perjodohan ini. kaya zaman Siti Nurbaya aja sih main jodoh-jodohan segala. Pak Geri, hiksss .... Ghea lagi-lagi hanya bisa membatin. Air matanya sudah merembes melewati pipi putih dan mulusnya.

"Kalian bisa bertunangan dulu kan. Lagian juga calon suami kamu sudah setuju kok dengan rencana perjodohan kalian." Itu Mama Sora yang berkata. Ia jadi tak sanggup melihat anak semata wayangnya menangis seperti itu. Tapi ini juga demi kebaikan Ghea sendiri.

"Tapi, Ma, Ghea-"

"Besok malam dandan yang cantik, ya, Ghe! Papa cape mau istirahat dulu. Ayo, Ma, kita ke kamar!" Memang Papanya Ghea ini terlalu seauatu banget. Anak nangis bukannya dibujuk ini malah ditinggalin. Malah ngajak Mama ke kamar lagi, mau apa sih dua orang tua itu?

Ghea menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. Ia menangis terisak sembari menutup wajah dengan kedua tangannya. "Gue gak mau dijodohin. Pak Geri, tolongin gue!"

TBC

Siap Ghea nanti saya akan tolongin kamu. wkwkk

Gimana ceritanya Ghea mau dijodohin.. Hikssss

1
Nur Indriana
sing bikin cerita yg ogeb
Nur Indriana
konflik terlalu bertele2 ,gak masuk akal. gini kok cerita ditayangkan
mengecewakam
Nur Indriana
lamban alur cerita, membosankan
Neni marheningsih
syukuri si Gery hajar aja di biar koma si gary
Neni marheningsih
Gery egois...mentingi orng lain tapi ga jaga perasaan istri sendiri... giliran istri nya ada yg perhatian cemburu...makan tuh mua jadi sok pahlawan keluarga sendiri mau di ancurin
Neni marheningsih
baru baca tapi udah emosi....bego semua apa temennya Geri si Adi Chaca Ilham mbok ya berpencar goblog banget
Yensri73
perasaam ghea melulu yg menderita disini, nggak ada habis2nya penderitaannya🥲
it's me oca -off
semangat kk
it's me oca -off
ehm
Zaidah Abd Hamid
best sangatttttyy
Fitri Alika Alda
🤣🤣🤣🤣
♪Lucass;freechs♪
koreksi *Ya Allah
Lu murahan mndingn Lu mati aj
lgian Lu ngpain tlgin si jalang yg bukan bini lu
goblok Lu GHEA wanita jalang malah ditolong
eh jalang gue TABOK lu
Lu tolol atau gmn ghe?
ini lg ibunya jalang jg ngpain Lu ngtur² Gery emgny Lu siapa
ehh GHEA Lu ngapin peduli sm jalang
🌻Ruby Kejora
Karyanya bagus
Sukses bwt karyanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!