NovelToon NovelToon
THE SECRET : Terror Brings Love

THE SECRET : Terror Brings Love

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Misteri / Romansa Modern / Balas dendam. / Peningkatan diri-Perubahan dan Mengubah Takdir / Chicklit / Tamat
Popularitas:132.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ratih mirna sari

Erina harus menerima ketidak adilan saat dirinya menjadi tertuduh telah menghabisi nyawa Ameera, sahabat karibnya sendiri.

Sebab saat ditemukan Erina lah satu-satunya orang yang ada di tempat kejadian perkara. Kebodohan besar yang Erina lakukan adalah, dia berusaha melepaskan pisau yang menancap di perut Ameera.

Dugaan diperkuat sebab Erina menyukai Devan, kekasih Ameera.

Di tengah usahanya untuk membela diri, Erina menemukan fakta jika saat Ameera meregang nyawa, ternyata sahabatnya itu sedang berbadan dua. Kecurigaan Erina seketika tertuju pada Devan. Namun Devan menyangkal telah menghamili Ameera.

Lantas, mampukah Erina membuktikan jika dirinya tidak bersalah dan menemukan siapa orang yang sebenarnya telah membunuh Ameera?

Albi, pengagum setia Erina berdiri di barisan paling depan saat perempuan itu dikucilkan.

Di tengah pencarian itu, benih cinta mulai tumbuh di hati Devan untuk Erina. Sedangkan hati Erina semakin terpikat lebih jauh oleh sosok Albi, laki-laki menyebalkan yan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratih mirna sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu dia

"Papa bukanlah laki-laki yang baik di masalalu. Papa telah menyakiti hati banyak orang demi untuk bersama dengan mama." Kemudian papa tertunduk, menjeda kalimat, merasa malu mengakui tapi juga merasa harus jujur. Putrinya itu telah beranjak dewasa, dia berhak tau.

Sedangkan mama Sofi, perasaan bersalahnya selalu saja menyeruak saat menyinggung tentang masa lalu. Tapi, sekuat tenaga dia berusaha untuk meredam perasaan yang bergejolak di hatinya. Lagi pula, kejadian itu telah lama berlalu, dan seiring bergulirnya waktu, semua masih berjalan baik-baik saja. Masalalu kelamnya seperti hanyut terbawa arus, bermuara di laut kemudian tenggelam. Dan kini harus kembali ia selami untuk mengenangnya.

"Sebelum bersama dengan mamamu, papa pernah menikah dengan seorang perempuan bernama Devi. Saat itu papa tidak tau jika Devi sedang mengandung anak papa. Papa tidak setia kepada Devi. Papa memacari mamamu dan mengaku kalau papa ini lajang. Dan akhirnya, kamu ada di perut mama." Papa Heri bercerita sambil menerawang ke masa silam, masa-masa tersulit dalam hidupnya karena menghadapi pilihan yang sulit.

Erina masih menyimak, meskipun ia tak menyangka jika dirinya ada sebelum mereka terikat dalam suatu pernikahan.

"Ternyata benar apa kata pepatah. Kalau kita menyembunyikan bangkai, baunya pasti akan tercium. Devi mengetahui perselingkuhan kami. Tapi dia tak ingin di madu. Papa harus memilih antara mamamu dan Devi. Rasa cinta papa pada mamamu lebih besar. Karena jujur, tidak pernah ada perasaan cinta di hati papa untuk Devi. Kami menikah karena sebuah perjodohan."

"...akhirnya, papa lebih memilih bersama mamamu. Pilihan papa ini sangat menyakiti hati Devi dan keluarganya. Sehingga keluarganya membawa Devi pergi entah kemana. Mereka menghilang dari hidup papa dengan membawa anak yang ada di kandungan Devi. Papa sendiri tak tau dia laki-laki atau perempuan. Selama ini papa sudah berusaha untuk mencari keberadaan mereka. Namun belum juga membuahkan hasil. Mereka menghilang tanpa jejak. Tapi papa merasa jika papa masih memiliki kewajiban untuk tau bagaimana rupa anak papa itu."

"Bahkan belakangan ini papa sering bermimpi tentang anak kecil yang memanggil-manggil papa dengan sebutan ayah. Tapi dia bukan kamu, bukan juga Baim. Papa merasa jika dia adalah anak papa dari Devi."

"Makanya waktu tadi papa meliat Sari, papa merasa harus bicara padanya dan menanyakan dimana anak papa yang dulu di kandung Devi. Tapi Sari kabur, dia seperti menghindari bertemu dengan papa. Dan waktu hendak menyebrang jalan, papa tidak sadar ternyata ada motor yang sedang melaju cukup kencang sampai papa terserempet." Dongeng papa yang masih menyisakan tanda tanya besar di kepala Erina.

"Sari itu siapa pa?" Tanya Erina.

"Sari adalah adiknya Devi. Dia ikut menghilang bersama Devi dulu, dan papa yakin kalau dia sekarang masih bersama Devi dan anaknya." Jawab papa Heri.

Erina terdiam. Dia tau, pasti sulit bagi papanya keluar dari masalah seberat itu. Meskipun papa memang bersalah, tapi papa mau bertanggung jawab. Seandainya saja istrinya papa dulu mau menerima mama Sofi dan dirinya.

Hah, entahlah. Mungkin Erina bisa dengan mudah bicara seperti itu. Sedangkan yang menjalaninya pasti akan sangat sulit. Ternyata, permasalahan orang dewasa itu rumit. Erina benci jika harus menjadi dewasa. Ia ingin selamanya menjadi anak remaja yang di pikirannya hanya ada wisata dan kuliner.

Perlahan Erina meraih tangan papanya, menguatkan laki-laki yang telah mengayominya selama ini.

"Erina yakin kok, cepat atau lambat kita bisa menemukan adik Erina yang hilang itu. Apalagi petunjuknya udah ada sekarang. Kita cuma perlu bersabar sedikit lagi." Ucap Erina diiringi dengan seulas senyum di bibirnya.

Mama Sofi menoleh ke arah putrinya itu. Dia tak menyangka jika Erina memiliki hati sebesar itu, dengan mudahnya dia mau menerima kenyataan. Sedangkan papa Heri sudah menduganya dari awal, jika Erina pasti takan keberatan dengan ini semua. Putrinya itu mewarisi sifat mama Sofi yang tak banyak menuntut dan mau menerima dirinya apa adanya.

"Terimakasih Er, karena kamu mau mengerti keadaan kedua orang tuamu ini. Kami masih belajar untuk menjadi orang yang lebih baik lagi." Mama Sofi memeluk putrinya itu. Erina balas memeluk sang mama.

"Erina udah nggak sabar buat kumpul sama adik Erina itu. Erina pengennya dia perempuan. Pasti umurnya nggak tauh beda sama Erina. Kita pasti bakalan jadi temen curhat dan temen jalan-jalan." Erina sudah membayangkan dia memiliki saudara perempuan. Pasti sangatlah menyenangkan saat mereka seiya dan sekata. Dia pasti semenyenangkan Via dan Ameera.

***

Teriknya sinar matahari kini telah di gantikan oleh cahaya redupnya sang rembulan. Malam ini malam minggu, malam yang dinanti-nantikan oleh Devan sejak awal pekan kemarin. Dia yakin, rencananya ini akan berjalan mulus tanpa hambatan. Apalagi, selama PDKT kemarin Ameera memberikan responnya yang positif. Jika sudah seperti itu, ia takan berlama-lama lagi untuk menjadikannya sebagai kekasih hati.

Senyum mengembang nampak tak pernah pudar dari wajah tampan Devan yang terhalang oleh helm. Ameera duduk dengan anteng di jok belakang. Sesekali terlibat perbincangan ringan dengan si pengemudi.

Motor melaju dengan kecepatan sedang, mendahului kendaraan kendaraan lain yang berjalan lambat menghalangi jalannya.

Tamparan angin malam membelai pipi Ameera, menerbangkan ujung rambut yang tak tertutupi helm.

Sebelum akhirnya motor Devan berbelok dan berhenti di sebuah restoran yang cukup ramai pengunjungnya. Ameera turun terlebih dulu, kemudian disusul oleh Devan.

"Ini gimana sih?" Ameera kesulitan saat membuka helmnya. Padahal ini bukan pertama kalinya dia di hadapkan dengan helm itu, tapi Ameera masih sering kesulitan untuk memakai dan membuka benda bulat itu.

"Gini. Sini biar aku yang buka." Devan mendekat ke arah Ameera. Wajah mereka bertemu disana, hanya menyisakan beberapa centi saja.

Glek!

Devan menelan salivanya saat melihat wajah cantik Ameera dari jarak sedekat itu, wajah putih nan mulus berbentuk oval seperti barbie. Tak salah jika dirinya menjatuhkan hatinya pada perempuan sempurna ini.

"Udah bisa?" Tanya Ameera menyadarkan lamunan Devan.

"Ahh. Iya udah. Maaf ya." Gelagapan Devan menjawab. Kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain, meskipun sebenarnya ia sama sekali tak ingin berpaling.

"Mau masuk sekarang atau berdiri di sini aja?" Tanya Ameera lagi.

"Eh, hehe. Kita masuk sekarang aja Meer." Salah tingkah, dia merasa menjadi laki-laki yang bodoh jika sedang berhadapan dengan perempuan yang ia sukai. Wajar saja.

Ameera mengulum senyum melihat tingkah Devan. Devan mempersilahkan Ameera berjalan duluan, diapun ikut berjalan mensejajari langkah Ameera masuk ke dalam realstoran itu.

Suasana didalam cukup ramai. Tentu saja, ini adalah malam minggu. Biasanya akan ada banyak muda-mudi yang menghabiskan malam panjang ini bersama orang terkasih.

Deg!

Baru saja berjalan beberapa meter dari pintu masuk, netra Ameera menangkap sosok yang sangat ia kenali tengah duduk di salah satu kursi pengunjung. Jantungnya berdegup kencang, apalagi saat sepasang mata itu juga melihat kearahnya saat menyadari keberadaan Ameera disana.

Cepat-cepat Ameera melepaskan pautan tangannya dengan Devan. Ameera nampak gelagapan ditatap olehnya seperti itu.

Tubuhnya laki-laki yang tinggi itu terlihat mencolok sehingga Devan juga bisa menyadarinya lebih cepat.

"Hai bro! Loe disini juga?" Devan tak segan menyapa. Karena disekolah, mereka cukup akrab dan tergabung dalam sebuah komunitas sosial.

Iqbal, laki-laki tinggi nan kaku itu bangkit dari duduknya dan menjabat uluran tangan Devan.

"Ya, lagi ada acara keluarga." Kemudian melirik ke arah Ameera dengan tak berekspresi, raut yang selalu ia tunjukan di hadapan semua orang. Ameera memalingkan pandangannya ke sembarang arah saat Iqbal menatapnya, dia tak ingin Devan mencurigai jika pernah terjadi sesuatu di antara mereka. "Kalian juga disini?" Imbuhnya masih dengan wajah datar.

"Iya nih. Baru aja datang. Kalo gitu, kita mau ke meja sana ya. Loe lanjutin deh acara keluarganya. Takut ganggu gue." Devan memang begitu, jika bicara pasti terdengar ramah dan ceria, sangat bertolak belakang dengan Iqbal.

"Oke. Have fun!" Sesingkat itu Iqbal menjawab. Setelahnya, Devan dan Ameera kembali melanjutkan langkahnya menuju meja yang mereka maksud tadi. Sesekali Ameera melirik ke belakang, tepatnya pada Iqbal. Kini laki-laki iti sudah kembali duduk di kursinya. Namun tatapan matanya masih tertuju pada Ameera.

Astaga!

Cepat-cepat Ameera memalingkan wajahnya untuk menatap Devan.

______________

*Jangan lupa tinggalkan jejak setelah m***em***baca*...

1
Haryati
bagiku yg cuman bisa baca gak bisa nulis....ceritamu selalu bikin penasaran
Haryati
Uda mampir say.....tak nyimak dulu yah....tetap semangat....💪💪💪
Lyana Gunawan
ya g ada lanjutan nya yaa🤭🙏
TiiehAtieh: ada kelanjutannya cerita Albi sama Dea kak,
total 1 replies
Lyana Gunawan
ahir yg indah tp kasian si dea aturan di jodohin ke ma devan pa iqbal🤭
Lyana Gunawan
allhamdulilah siswa baik bgt, biarpun udah di tuduh "
Lyana Gunawan
albi cepet selamatin erina 💪💪💪💪
Lyana Gunawan
wahh g nyangka bgt yya klo ternyata si via orang nya
Lyana Gunawan
kesel sama si erina labil nya kebangetan, coba di tanya baik", lah klo gitu rame kan si pelaku makin seneng
Lyana Gunawan
siapa siii pelakunya? apa si sari"itu kah?
Lyana Gunawan
ohhh siapa kah diaaa
Lyana Gunawan
kok jd gemes yaa
Lyana Gunawan
ikut dagdigdug der
Lyana Gunawan
si albi narsis juga yaa semangat pdkt nya
Lyana Gunawan
😭😭😭😭
Lyana Gunawan
duhh jd bingung nii sapa yg jahat, klo filing ku meera hamil ma si iqbal dan yg jahati erina si dea, semoga g meleset tebakan ku yakin🤭
ㅤㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻
wah teka teki nih,udah kayak det Conan dkk nih🤭
q mampir kak mau baca kisah bang Albi 😁
semangat terus berkarya 👍👍

dan jempolnya lekas sehat🤲🤲🤲
TiiehAtieh: jangan lupa jejaknya ya kak 🥰🥰🙈🏃
total 1 replies
saira
baru gitu aja si Dea udah grogi 🤣
saira
aku lompat dulu bacanya Thor langsung Dea Albi 🤣
Daroah339
lanjutin dong thor kisal albi sama erina nya
Daroah339: ok kk author aku masih ttp baca ko karna msih pnasaran. walaupun awalnya males tspi setelh baca satu bab sampe 5 bab agak penasaran jadi msh lnjut😁😁 mksh y semngat nulis novel nya semoga sukses slalu
total 7 replies
anggrek violet
salah kaprah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!