NovelToon NovelToon
Jurus Terakhir Tuanku

Jurus Terakhir Tuanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah sejarah
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: HARJUANTO

JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU

​Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
​Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.

​Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".

​Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.

​Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?

​Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU

BAB 4: PENYELIDIKAN BAYANGAN DAN JARINGAN PENGKHIANATAN

1. Menyusun Strategi di Dataran Merah

Pangeran Sultan Sati tidak bisa tinggal di desa itu terlalu lama. Aura keberadaannya, meskipun tersembunyi, terlalu rentan terhadap intuisi Raja Kultivasi seperti Sultan Raziqin. Ia mundur ke hutan lebat di luar Dataran Merah, mendirikan tempat persembunyian sederhana di sebuah gua kecil yang tersembunyi.

Kini, ia memiliki dua musuh yang kuat: Klan Naga Hitam yang mengejar pembalasan, dan Sultan Raziqin yang mengejar harta karun.

Fokusnya adalah Sultan Raziqin. Jika Pangeran Sultan Sati bisa memutuskan aliansi itu, ia akan memenangkan waktu. Untuk melakukannya, ia harus menemukan kelemahan Sultan Raziqin, atau bukti pengkhianatan Klan Naga Hitam.

Klan Naga Hitam menjanjikan peta Harta Karun Jember. Peta itu pasti berada di tangan Jendral Zhuo sebelum dia hancur. Jika tidak, Klan Naga Hitam akan mencari gulungan itu di reruntuhan klanku.

Pangeran Sultan Sati menyadari bahwa Klan Naga Hitam telah berbohong. Gulungan yang mereka curi tujuh tahun lalu palsu, seperti yang diungkapkan Jendral Zhuo. Jika Jendral Zhuo percaya gulungan Jurus Terakhir palsu, maka kemungkinan besar mereka juga berbohong tentang 'Harta Karun Jember' kepada Sultan Raziqin.

"Klan Naga Hitam menggunakan Sultan Raziqin. Itu adalah kelemahan," gumam Pangeran Sultan Sati. "Aku harus menemukan bukti janji palsu ini."

Ia menghabiskan tiga hari dengan menyusup secara diam-diam ke perimeter benteng Umbul Sari Jember. Berkat Qi Yin Mutlak, ia dapat bergerak dengan sangat hening. Qi-nya terasa dingin, seperti bayangan, dan tidak terdeteksi oleh teknik pelacakan Qi normal.

2. Intip di Aula Perundingan

Pada malam keempat, Pangeran Sultan Sati berhasil menyusup ke area perkemahan dalam. Ia harus berhati-hati. Meskipun ia bisa menghindari deteksi Qi, ia masih rentan terhadap penjaga fisik.

Ia merangkak ke atap paviliun utama yang terbuat dari sutra tebal. Di bawahnya, ia mendengar suara dua orang yang sedang berunding. Salah satunya pasti Sultan Raziqin; suara lainnya terdengar licik dan tua—seorang tetua Klan Naga Hitam.

Pangeran Sultan Sati mengangkat sepotong ubin kayu kecil di atap, menciptakan celah kecil untuk melihat dan mendengar.

Di bawah, duduklah Sultan Raziqin, dengan ekspresi tenang tetapi tegas. Di depannya, duduklah seorang tetua Klan Naga Hitam, Tetua Wuyan, dengan jubah hitam berlambang naga emas.

"Sultan Raziqin, kerja sama kita telah membuahkan hasil," ujar Tetua Wuyan, suaranya mengandung nada menghina yang terselubung. "Pasukan kami telah menyisir daerah terpencil, dan kami semakin mendekati lokasi Pangeran Sultan Sati."

"Saya menghargai itu, Tetua Wuyan," jawab Sultan Raziqin, nadanya datar. "Tetapi saya harus mengingatkan Anda akan perjanjian kita. Sudah hampir tiga minggu, dan Anda belum menunjukkan peta asli Harta Karun Jember."

Tetua Wuyan tertawa kecil, suara kering seperti gesekan pasir. "Anda harus bersabar, Sultan. Harta Karun Jember adalah rahasia terbesar Klan Naga Hitam. Peta itu sangat dilindungi. Setelah Pangeran Sultan Sati ditangkap, peta itu akan menjadi milik Anda. Kami harus memastikan penyihir gelap itu tidak berhasil mencuri harta karun itu sebelum Anda."

"Permintaan saya sederhana," potong Sultan Raziqin, matanya sedikit menyipit. "Tunjukkan pada saya peta itu, untuk mengkonfirmasi keberadaannya. Saya tidak meminta untuk membawanya, hanya untuk melihatnya. Itu adalah jaminan yang wajar bagi Raja Kultivasi yang bekerja demi Anda."

Tetua Wuyan terdiam sejenak. Ia menghela napas, tampak enggan.

"Baiklah. Demi kepercayaan," kata Tetua Wuyan, ia lalu mengeluarkan sebuah peti kayu kecil yang usang.

Jantung Pangeran Sultan Sati berdebar kencang di balik jubahnya.

Tetua Wuyan membuka peti itu dan mengeluarkan sebuah gulungan kulit tua yang diikat dengan tali merah. Ia membukanya di meja, hanya cukup untuk dilihat oleh Sultan Raziqin.

Pangeran Sultan Sati mengintip melalui celah itu. Ia melihat gulungan itu—itu adalah peta kasar dengan banyak formasi dan titik yang ditandai. Gulungan itu tampak sangat tua dan otentik.

Namun, saat Sultan Raziqin mendekat untuk melihat lebih jelas, Tetua Wuyan tiba-tiba menarik gulungan itu, menutup peti kayu itu dengan cepat.

"Cukup, Sultan," kata Tetua Wuyan, dengan nada dingin. "Anda sudah melihatnya. Itu asli, tetapi ini bukan waktu yang tepat untuk memberikannya. Jika Pangeran Sultan Sati mengetahui peta ini ada di sini, dia mungkin mencurinya."

Sultan Raziqin bangkit. Wajahnya tidak menunjukkan amarah, tetapi ada ketidakpuasan yang jelas. "Saya akan menepati janji saya, Tetua Wuyan. Pastikan Anda juga menepati janji Anda. Jangan jadikan saya sebagai pion yang bodoh."

Tetua Wuyan tersenyum licik. "Tentu saja, Sultan. Kami menghormati Raja Kultivasi. Kami akan bertemu lagi dalam tiga hari, untuk membahas rencana pengejaran selanjutnya."

Tetua Wuyan meninggalkan paviliun itu dengan langkah angkuh, membawa peti berisi peta itu.

Pangeran Sultan Sati menunggu beberapa saat. Ia melihat Sultan Raziqin kembali duduk, menyentuh tepi meja kayu itu, dan matanya memancarkan perhitungan yang dalam. Sultan Raziqin jelas mencurigai Klan Naga Hitam, tetapi ia tetap ingin menggunakan mereka untuk mendapatkan peta itu.

3. Rencana Penggandaan

Pangeran Sultan Sati mundur diam-diam ke tempat persembunyiannya. Ia harus bertindak cepat sebelum pertemuan tiga hari itu.

Aku tidak bisa mencuri peta itu; itu terlalu dijaga. Aku juga tidak bisa mengungkapkan fakta bahwa peta itu palsu, karena aku tidak tahu di mana Harta Karun Jember yang sebenarnya. Aku harus membuat Sultan Raziqin percaya bahwa Klan Naga Hitam sedang merencanakan pengkhianatan.

Ia merumuskan sebuah rencana yang berisiko tinggi. Ia akan meniru jurus Klan Naga Hitam dan menggunakannya untuk menipu Sultan Raziqin.

Pangeran Sultan Sati memiliki memori yang tajam. Ia mengingat Jendral Zhuo yang menggunakan Cakar Pembakar Jiwa sesaat sebelum ia hancur.

Ia menghabiskan sisa malam itu untuk mencoba meniru jurus itu dengan Qi Yin Mutlak-nya. Itu hampir mustahil. Jurus Klan Naga Hitam didasarkan pada Qi yang panas dan membakar; Qi-nya didasarkan pada dingin dan kehampaan.

Tetapi ia tidak perlu meniru kekuatannya, hanya penampakannya.

Pangeran Sultan Sati menggunakan Qi Yin Mutlak untuk membentuk cakar di udara, tetapi alih-alih api hitam, yang tercipta adalah es hitam pekat. Bentuknya sama persis dengan Cakar Pembakar Jiwa, tetapi rasanya dingin mematikan.

Ia berlatih berulang kali hingga fajar menyingsing, dan ia hampir pingsan karena kelelahan Qi. Ia hanya bisa menahannya selama lima detik.

4. Perangkap di Jalur Pasokan

Malam berikutnya, Pangeran Sultan Sati memilih targetnya: konvoi pasokan Klan Naga Hitam yang menuju benteng Umbul Sari Jember. Konvoi itu dipimpin oleh seorang Master Kultivasi yang tidak terlalu kuat dan dua kultivator tingkat rendah. Mereka membawa batu spiritual dan perbekalan.

Pangeran Sultan Sati bersembunyi di jalur sempit yang dikelilingi oleh bebatuan. Ia menunggu.

Ketika konvoi itu tiba, ia bergerak dengan cepat. Ia tidak menyerang, tetapi bergerak di belakang Master Kultivasi yang memimpin.

Ia memusatkan semua Qi Yin Mutlak yang tersisa.

Satu detik.

Cakar Es Hitam itu muncul, dingin dan mematikan, menyentuh punggung Master Kultivasi itu.

Pangeran Sultan Sati tidak menyerang; ia hanya mencengkeram jubahnya, meninggalkan jejak hitam beku.

Master Kultivasi itu menjerit kaget, berbalik, tetapi Pangeran Sultan Sati sudah lenyap, melarikan diri ke bayangan hutan.

Dua kultivator lainnya panik, tetapi mereka tidak melihat siapa-siapa. Mereka hanya melihat Master mereka menggigil hebat, dengan noda es hitam di punggungnya.

Pangeran Sultan Sati, yang bersembunyi, tahu bahwa ini tidak cukup. Ia membutuhkan sebuah pesan.

Ia kembali ke lokasi benteng. Dengan hati-hati, ia melemparkan dua buah batu kecil yang dibungkus dengan Qi Yin Mutlak ke area gudang pasokan Umbul Sari Jember.

KREK!

Dua peti meledak menjadi es. Pangeran Sultan Sati menulis sebuah pesan dengan darahnya sendiri di atas pecahan es di tanah.

"Waspada! Kematian Menanti di Balik Janji Palsu."

Ia segera melarikan diri, menyisakan jejak Cakar Es Hitam di salah satu pilar gerbang luar Umbul Sari Jember. Ia ingin Sultan Raziqin menemukan jejak serangan dan pesan itu.

5. Reaksi Sultan Raziqin

Pagi hari, benteng Umbul Sari Jember gempar.

Pangeran Sultan Sati mengintip dari kejauhan, menggunakan teleskop kayu yang ia buat. Ia melihat Sultan Raziqin sendiri menginspeksi gerbang.

Sultan Raziqin melihat tanda cakar hitam di pilar. Ia menyentuh area yang membeku itu, dan seketika ia menarik tangannya.

Dingin. Itu sangat dingin. Bukan Qi pembakar dari Naga Hitam, tetapi Qi yang sangat aneh.

Kemudian, ia melihat pesan di gudang pasokan, dan segera setelah itu, Master Kultivasi Klan Naga Hitam tiba di benteng, panik menceritakan tentang serangan di jalur pasokan yang mirip dengan Cakar Pembakar Jiwa.

Sultan Raziqin kini memiliki tiga fakta:

* Pangeran Sultan Sati, si buronan, memiliki jurus cakar misterius yang bersifat dingin.

* Pangeran Sultan Sati tahu ada perjanjian palsu dan memberikan peringatan.

* Klan Naga Hitam menunjukkan keengganan untuk menyerahkan peta yang dijanjikan.

Pangeran Sultan Sati melihat Sultan Raziqin kembali ke paviliunnya, diikuti oleh pengawalnya.

Saat matahari terbit, Tetua Wuyan tiba di benteng Umbul Sari Jember, lebih awal dari yang direncanakan, membawa kabar buruk: jalur pasokan mereka diserang.

"Kami diserang oleh penyihir gelap itu! Cakar Pembakar Jiwa! Dia mencuri persediaan kami!" teriak Tetua Wuyan.

Sultan Raziqin mendengarkan dengan tenang, sambil memandang ke arah pilar yang membeku itu.

"Tetua Wuyan," kata Sultan Raziqin, suaranya tenang tetapi dipenuhi ancaman. "Apakah Anda yakin cakar itu membakar jiwa? Karena cakar di pilar gerbang saya ini tidak membakar. Ia membekukan."

Wajah Tetua Wuyan pucat. Ia melihat tanda cakar itu.

"Qi macam apa itu?" Wuyan bertanya, kebingungan.

"Qi yang sangat aneh, seolah-olah berasal dari hantu," jawab Sultan Raziqin, lalu menambahkan dengan nada dingin, "Atau mungkin... itu adalah Qi yang berasal dari seorang kultivator yang merasa dikhianati."

Pangeran Sultan Sati tersenyum tipis di tempat persembunyiannya. Rencananya berhasil. Sultan Raziqin tidak lagi hanya mencurigai. Ia mulai percaya bahwa Pangeran Sultan Sati, si buronan, adalah korban, dan Klan Naga Hitam adalah pengkhianat.

Jaring pengkhianatan yang ditenun oleh Klan Naga Hitam mulai terurai, dan Sultan Raziqin kini berada di tengahnya.

1
Berkah Langit
Dunia fantasi terasa matang. Penyebutan klan, pilar, jurus, kutukan — semuanya memberi gambaran dunia silat-fantasi yang luas.
Berkah Langit
Pacing pembukaan pas. Tidak terburu-buru, namun tidak bertele-tele; cukup untuk membangun dunia dan karakter.
Salsabila Aini
Konflik tersirat sejak awal. Bahkan sebelum aksi, pembaca sudah tahu bahwa sesuatu yang berat dan kelam sedang menunggu tokoh utama.
Salsabila Aini
Narasi kaya dan puitis. Kalimat seperti “langit tak pernah sebiru syair-syair lama” membuat pembuka terasa indah sekaligus muram.
arex²
Kesan tragedi terasa kental. Reruntuhan Pilar Kemuliaan dan batu nisan tak terhitung jumlahnya memberi kesan sejarah besar yang sudah hancur.
arex²
Setting Lembah Siluman terasa epik. Banyak detail kecil yang membuat tempat ini tampak kuno, misterius, dan berbahaya.
arex²
Tokoh Pangeran Sultan Sati diperkenalkan dengan kuat. Membawa “beban nama besar yang telah lama mati” membuat pembaca penasaran dengan masa lalunya.
arex²
Pembuka yang sangat atmosferik! Deskripsi langit kelabu dan lembah penuh debu langsung membuat suasana kelam terasa hidup.
Syah Raman
ssmangat
Syah Raman
waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh
Berkah Langit
🙂
Berkah Langit
ikut penasaran dengan lin kaì
◇HARJUANTO◇: lanjut baca kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!