Hati wanita mana yang tidak akan hancur melihat sang suami sedang melakukan hubungan suami istri dengan perempuan lain di ruang kerjanya. Wanita itu bernama Sofia, istri dari Rico yang sudah dinikahi selama enam tahun namun belum diberi keturunan.
Sofia tidak pernah menyangka jika sang suami yang selama ini selalu bersikap baik, lembut dan romantis ternyata dia tega mengkhianatinya.
Apakah Sofia bisa mempertahankan rumah tangganya yang sudah ternoda...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Aku bukan pembantu...!
Dengan sedikit rasa was- was Rico menemui Satria. Tentu saja Viviana menemaninya selama dia bertemu dengan Satria. Viviana tidak mau jika sang kakak memarahi kekasih hatinya.
Rico pun merasa lega karena Satria tidak marah besar padanya. Tapi Satria memberikan peringatan tegas pada Rico agar dia tidak mengulangi kesalahannya lagi. Dan jika dia sampai mengulanginya lagi maka tak ragu - ragu Satria akan memutuskan hubungan kerja dengan perusahaan miliknya. Karena Satria tidak mau bekerja sama dengan orang yang tidak profesional.
"Hah..." Rico menghela nafas panjang begitu di keluar dari ruang kerja Satria. Dia merasa lega Satria tidak marah besar padanya.
"Aku sudah bilang sama kamu kan baby, kalau kakakku tidak akan marah..." ucap Viviana sambil bergelayut di lengan Rico.
"Ya tapi tetap saja, aku merasa tidak enak hati sama kakakmu itu..." sahut Rico.
"Sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Semua baik- baik saja..." ucap Viviana.
"Baby... Aku laparrr..." rengek Viviana dengan manja.
"Ehmm... Oya baby, aku sebenarnya sudah janji akan makan siang di rumah bersama Sofia..." ucap Rico.
"Ikuttt...."
"Tapi..."
"Aaahhh... Aku ikut..." Viviana kembali merengek seperti anak kecil.
Sebenarnya Rico hanya ingin makan siang berdua bersama Sofia , karena sudah lama dia tidak makan siang bersama dengannya dikarenakan dia yang selalu pulang larut malam. Tapi mau bagaimana lagi, Viviana merengek ingin ikut. Tentu saja Rico tidak bisa menolaknya.
Akhirnya Rico pun mengijinkan Viviana untuk ikut makan siang bersamanya. Di sepanjang perjalanan Viviana terus gelendotan di lengan Rico. Sepertinya dia tidak mau jauh- jauh dari Rico.
Sementara itu di rumah, Sofia beberapa kali melihat jam dinding. Jam sudah menunjukan pukul setengah dua siang, namun Rico belum juga datang. Padahal dia sudah janji untuk makan siang bersama. Sofia sudah memasak berbagai makanan kesukaan Rico di antaranya ada udang tempura, cah kangkung, tempe goreng dan gurame asam manis. Semuanya Sofia yang memasaknya sendiri.
"Mah, kok mas Rico belum pulang ya, katanya mau makan siang di rumah...?" tanya Sofia.
"Coba kamu telpon..." sahut bu Irma.
"Sudah mah , tapi nggak diangkat..."
"Mungkin dia lagi di jalan..." ucap bu Irma.
Tak lama kemudian terdengar suara mobil memasuki halaman rumah.
"Tuh kali Rico datang..." ucap bu Irma.
Sofia lalu menyambut Rico di teras rumahnya. Walaupun dia masih marah dan kesal sama suaminya , tapi dia berusaha bersikap seperti biasa. Sofia tersenyum ketika melihat Rico turun dari mobilnya, ternyata Rico masih bisa menepati janji untuk makan siang di rumah. Namun senyuman itu langsung sirna ketika pintu mobil depan sebelah kiri juga terbuka dan menampilkan Viviana yang turun dari dalam sana.
Hati Sofia kembali terasa panas, melihat selingkuhan suaminya datang ke rumah.
"Hai sayang, maaf ya aku sedikit terlambat, tadi aku dari kantor pak Satria..." ucap Rico lalu mengecup kening Sofia.
"Nggak papa..." jawab Sofia dengan suara datar.
"Halo kak Sofia... Apa kabar...?" tanya Viviana dengan menampilkan senyuman ceria.
"Baik. Kamu kabar...?'' Sofia balik bertanya pada Viviana.
"Aku tentu saja baik sekali kak..." jawab Viviana sambil tersenyum.
"Kak, aku boleh ya ikut makan siang di sini, aku udah kangen sama masakan kak Sofia..." ucap Viviana.
"Iya..." jawab Sofia berusaha untuk bersikap tenang walaupun di dalam hatinya sudah muak melihat dua orang munafik yang ada dihadapannya.
"Mari masuk..." ucap Sofia lalu di berjalan masuk ke dalam rumah, sedangkan Rico dan Viviana mengikuti di belakang.
"Mama..." ucap Viviana begitu melihat bu Irma yang sedang duduk di kursi meja makan.
"Hei... kamu ikut juga...? Ayo sini duduk..." bu Irma terlihat gembira lihat kedatangan Viviana.
Bu Irma berdiri lalu cipika- cipiki dengan Viviana.
"Duduk sini dekat mama..." ucap bu Irma sambil menarik kursi untuk Viviana duduk.
Viviana lalu duduk di samping bu Irma, berhadapan dengan Sofia. Sedangkan Sofia duduk di samping Rico.
"Ayo kita makan..." ucap bu Irma.
Sofia mengambilkan nasi dan lauk untuk Rico.
"Kak, aku juga mau dong..." Viviana menyodorkan piringnya kepada Sofia agar Sofia mengambilkan makanan untuknya.
Sofia lalu mengambilkan nasi, cah kangkung dan udang tempura untuk Viviana. Namun tiba- tiba dengan cepat Rico mengambil udang tempura dari piring tersebut.
"Viviana tidak bisa makan udang, dia alergi..." ucap Rico.
Mendengar ucapan Rico, Sofia pun menoleh ke arah Rico dan Viviana secara bergantian. Lagi- lagi Sofia dibuat sedih. Sebegitu perhatiannya kah Rico pada Viviana sehingga dia tahu bahwa dia alergi udang.
"Lho, sayang... Jadi kamu alergi udang...?'' tanya bu Irma pada Viviana.
"Hehee... Iya mah..." jawab Viviana sambil meletakkan piring di depannya.
"Yah sayang banget, padahal tempura udang ini enak banget lho. Trus kamu makan apa dong...? Kalau ikan air tawar alergi nggak...?" tanya bu Irma.
"Nggak sih tante, cuma aku kurang begitu suka ikan. Tapi nggak papa sih, Vivi makan ikan saja sama cah kangkung, kebetulan Vivi suka banget sama cah kangkung..." jawab Viviana.
"Tuh kan Sofia...tadi juga mama suruh kamu masak ayam kampung saja, tapi kamu malah masak udang sama ikan. Kasihan kan Viviana cuma makan cah kangkung saja..." bu Irma malah menyalahkan Sofia.
Sofia menghela nafas. Perasaannya benar- benar tidak baik sekarang ini. Dia sudah muak dengan kedatangan Viviana, ditambah lagi dia yang disalahkan gara- gara makanan yang dia masak adalah makanan yang bisa bikin Viviana alergi.
"Eh, nggak papa Mah, walaupun ViVi nggak begitu suka ikan, tapi Vivi masih bisa makan kok. Apalagi masakan kak Sofia enak..." sahut Viviana merasa tidak enak pada Sofia.
"Ya tapi tante nggak tega kamu cuma makan cah kangkung sama ikan yang tidak kamu sukai..." ucap bu Irma.
"Nggak papa mah..."
Sementara itu Rico hanya melirik sekilas pada Sofia. Dia tahu kalau istrinya itu sudah tidak mood karena ucapan bu Irma. Tapi Rico memilih diam saja karena dia bingung mau bicara apa.
"Oya Sofia... Di kulkas ada ayam ungkep yang belum digoreng kan...? Kamu goreng gih, buat Viviana. Kasihan tuh Viviana cuma makan sedikit..." ucap bu Irma.
Mendengar sang mertua yang memerintah seenaknya, Sofia pun kehabisan kesabaran.
"Aku bukan pembantu Mah...!" Sofia meletakkan sendok dan garpu di atas piring dengan kasar hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring.
Rico, bu Irma dan Viviana pun kaget melihat sikap Sofia yang kasar.
"Sayang, kok kamu begitu sih sama mamah...! Yang sopan dong kalau ngomong...!" Rico kesal tidak terima sang istri bicara kasar pada sang ibu.
"Apa mas...? Kamu memintaku untuk bersikap sopan sama mama, sementara mama kamu bersikap seenaknya sama aku...!" sahut Sofia tidak terima ucapan Rico yang seolah menyalahkannya.
"Aku sudah capek- capek masak makanan kesukaan kamu. Tapi tiba- tiba mama menyalahkanku gara - gara masakan aku tidak bisa dimakan oleh Viviana karena dia alergi...! Aku masak buat kamu mas...! Bukan buat perempuan itu...!" Sofia menunjuk ke arah Viviana.
Viviana menundukkan kepalanya terlihat sedih. Bu Irma yang melihat Viviana sedih langsung mengusap punggungnya dengan lembut.
"Lagian ngapain sih perempuan itu datang ke sini...? Kita di sini mau makan dengan keluarga, bukan dengan orang lain... ! " ucap Sofia sambil melihat ke arah Viviana dengan tatapan tidak suka.
"Sofia...! Kamu bisa sopan nggak sih...! Viviana itu tamu di rumah ini...! Tamu adalah raja...! Di mana sopan santun kamu hah...!" bu Irma nampak begitu marah pada Sofia.
"Iya dia tamu...! Tapi dia tamu yang tidak diundang...!" jawab Sofia dengan penuh menekanan.
"Sofia...!" seru Rico tidak bisa menahan sabar lagi karena menurutnya sikap Sofia sudah keterlaluan.
"Kenapa mas... ? Kamu tidak terima dengan ucapanku...?" tanya Sofia menatap kesal pada sang suami.
"Sofia...! Apa kamu tidak sadar kamu sedang bicara sama siapa...? Viviana itu bagian dari keluarga Wardhana. Penanam saham di perusahaan kita...! Kamu tidak boleh bicara seenaknya sama dia...!" Rico semakin kesal dengan Sofia.
"Aku tidak perduli mas...!" seru Sofia kemudian dia langsung pergi meninggalkan ruang makan.
Sofia bergegas berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.Dia tidak ingin melanjutkan makannya. Rasanya sudah tidak berselera.
"Sofia...!" seru Rico, tapi Sofia terus berjalan tanpa memperdulikan panggilan sang suami.
Sementara itu Viviana terlihat sedih melihat sikap Sofia terhadapnya. Viviana pun menangis.
"Sayang, kamu jangan nangis ya. Sofia benar- benar keterlaluan. Biar nanti mama kasih pelajaran dia karena sudah bersikap tidak sopan sama kamu..." ucap bu Irma sambil mengusap pundak Viviana.
"Mah, aku pulang saja ya. Kehadiran Vivi tidak diharapkan di sini..." ucap Viviana sambil menangis.
"Tunggu baby, kamu jangan pulang dulu, aku mau bicara dulu sama Sofia. Dia harus minta maaf sama kamu..." sahut Rico.
"Benar sayang, kamu tunggu dulu di sini ya, nanti Rico yang antar kamu pulang setelah dia bicara sama Sofia..." ucap bu Irma.
"Kamu tunggu dulu di sini sama mama..." Rico mengusap kepala Viviana.
Rico lalu menyusul Sofia ke dalam kamarnya di lantai dua. Rico membuka pintu kamar dengan kasar hingga menimbulkan suara yang cukup keras.Di dalam kamar Sofia yang sedang duduk di tempat tidur pun terlonjak kaget.
"Sofia, apa yang kamu lakukan..! bisa- bisanya kamu bersikap tidak baik terhadap Viviana...!" Rico terlihat masih kesal pada sang istri.
Sedangkan Sofia hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan sang suami.
"Sofia, jawab aku...! Kenapa kamu diam saja..! Apa kamu tuli, hah..! Kamu kesambet setan apa sih, kok sikap kamu jadi arogan begitu...!" ucap Rico sambil mengguncang pundak Sofia.
"Kamu yang kesambet setan apa mas...? Kenapa kamu bisa membawa perempuan murahan itu ke dalam rumah ini...!" sahut Sofia tak kalah marahnya dengan Rico.
"Sofia...! Jaga mulut kamu...! Bicara apa kamu hah...!" bentak Rico.
"Kenapa...! Kamu tidak terima aku mengatakan Viviana perempuan murahan...! Memang dia murahan kok...!'' seru Sofia.
"Tutup mulut kamu Sofia...!"
"Plak...!" Rico menampar pipi Sofia dengan sangat keras.
Iya, Rico begitu murka dengan perkataan yang keluar dari mulut Sofia. Dia tidak terima Viviana dihina oleh Sofia.
Sofia memegangi pipinya yang terasa panas. Air matanya menetes dikedua pipinya. Ini kali pertama kalinya dia diperlakukan oleh kasar oleh Rico. Apalagi Rico menamparnya hanya karena dia lebih membela selingkuhannya.
"Bagus Mas... Bagus sekali..." ucap Sofia sambil menatap tajam ke arah Rico. Pipi Sofia langsung terlihat merah seketika.
Melihat pipi Sofia merah karena perbuatannya, Rico merasa menyesal dan bersalah telah berbuat kasar pada sang istri.
"Demi perempuan murahan itu, kamu rela menyakiti istrimu sendiri..." sambung Sofia berusaha untuk kuat, walaupun kenyataannya hatinya begitu hancur.
Bagaimana tidak, Sofia tidak pernah merasa berbuat kesalahan namun dengan teganya dia diselingkuhi oleh suaminya. Dan sekarang suami yang selama ini begitu baik dan perhatian padanya rela menamparnya demi selingkuhannya.
Rico yang tadinya merasa menyesal telah menampar Sofia, tapi begitu Sofia lagi- lagi mengatakan bahwa Viviana perempuan murahan, dia pun kembali murka. Rasa kasihan yang sempat menghampiri hatinya kembali berubah menjadi amarah.
''Aku bilang jaga mulut kamu Sofia...! Sekali lagi menghina Viviana, aku akan menampar kamu lebih keras lagi...!" seru Rico sambil mencengkeram kedua lengan Sofia hingga membuat Sofia meringis kesakitan.
"Aku tidak perduli...! Mau kamu bunuh aku sekalipun aku tidak perduli... !" bentak Sofia.
"Dasar munafik kamu mas...! Kamu pikir aku tidak tahu kelakuan bejat kamu sama perempuan murahan itu...! Kamu pikir aku nggak tahu kalau selama ini kamu sudah bohong sama aku...!" Sofia berteriak sambil mendorong dada Rico.
"Di depan aku kamu berlagak seperti suami baik- baik, penyayang dan romantis, tapi di belakang aku, ternyata kamu seorang bajingan...! Pengkhianat...!'' Sofia mendorong tubuh Rico.
"Kamu pikir aku tidak melihat apa yang kamu lakukan di ruang kerjamu kemarin...! Setiap malam kamu pamit untuk ketemu klien, pamit meeting, tapi nyatanya kamu cuma bohong...! Kamu bersenang- senang sama perempuan murahan itu kan...!" Sofia memukul lengan Rico.
Mendengar semua perkataan Sofia, Rico pun terkejut. Dia tidak menyangka kalau ternyata Sofia mengetahui apa yang dia lakukan bersama Viviana.
"Dasar pembohong...! Pengkhianat...! Tukang zina..! Kalian berdua pezina...! Menjijikan...! Aku jijik sama kamu mas...! Perbuatan kalian sungguh sangat menjijikan...." Sofia kembali berteriak di depan Rico.
"Aku tidak berzina...! Aku dan mas Rico bukan pezina...! " teriak Viviana yang tiba- tiba sudah berdiri di depan pintu kamar Sofia.
Sofia dan Rico pun menoleh ke arah Viviana. Di belakang ada bu Irma yang terus mengusap pundak Viviana untuk menenangkannya.
"Dengar kak Sofia, aku dan mas Rico tidak berzina... Hujungan kami resmi. Kami sepasang suami istri yang sah secara agama. Jadi salah besar jika kak Sofia mengatakan kalau aku dan mas Rico berzina...!" seru Viviana sambil menangis.
"A...apa...? Ka..kalian sepasang suami istri...?" tanya Sofia yang begitu kaget mendengar pengakuan dari Viviana.
Dadanya turun naik dengan cepat. Pandangan matanya terus tertuju pada wajah Viviana yang berlinang air mata.
''Iya... Aku dan mas Rico sudah menikah. Pernikahan kami resmi, dan disaksikan oleh seluruh keluarga...." jawab Viviana tanpa ada keraguan di wajahnya.
Sofia menggeleng- gelengkan kepalanya.
"Nggak... Itu nggak mungkin... Kamu bohong...! Kamu bohong kan Viviana...!" seru Sofia.
Lalu Sofia membalikkan badan menghadap sang suami.
"Mas, apa maksudnya ini...? Dia bohong kan...? Apa yang diucapkan perempuan itu nggak benar kan mas...!" tanya Sofia pada sang suami.
Rico terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan sang istri. Rico hanya mengusap wajahnya dengan kasar.
"Jawab aku mas...! Kenapa kamu diam...! Apa yang dikatakan perempuan itu bohong kan mas...! Ayo cepat jawab aku...!" seru Sofia tidak sabar ingin jawaban dari sang suami.
"Benar Sofia...! Rico dan Viviana sudah menikah...!" tiba- tiba terdengar suara bu Irma.
Bersambung...
smuanya trbongkar.... viviana sndiri yg menggurkn kndungannya...
& tak ada lgi ksempatan buat rico kmbali dgn sofia...
ya g pp wes.... klo utuk mnjemput bahagia yg akn datang.... hrus lewat pnderitaan hidup dgn rico trlbh dahulu....
pdahal viviana hbis minum obat penggugur janin.... sengaja cari ribut dgn sofia...