NovelToon NovelToon
Masa Lalu Tanpa Aku

Masa Lalu Tanpa Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Time Travel / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Verlit Ivana

Gita terjatuh saat merenovasi balkon bangunan yang menjadi tempatnya bersekolah saat SMA.
Saat terbangun, ia berada di UKS dan berada dalam tubuhnya yang masih berusia remaja, di 20 tahun yang lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Verlit Ivana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu Masih Anak Sekolah

Penuturan Yuli yang diiringi suara tawa cempreng gadis itu, membuat Gita mengernyit heran.

Gita mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, kemudian berlari-lari ke halaman di depan gedung empat lantai.

Gita berpikir keras, memeriksa fakta yang dapat terindera olehnya: Bangunan sekolah SMA Pelita dengan model lama, bangunan empat lantai tanpa tanda-tanda keberadaan balkon yang ia desain, juga ... halaman berlantai batu tempatnya terjatuh.

"Ini semua terlalu bersih, bahkan gak ada tumpukan matrial seperti yang gue inget," desis Gita menatap lokasi perletakan semen, split, dan lainnya, yang kini kosong.

Yuli yang mengikuti Gita masih terheran-heran dibuatnya, baginya hari ini Gita tampak sangat aneh.

"Gak! Ini gak mungkin!" seru Gita kala ia menatap cermin full body  di salah satu dinding.

Cermin itu biasa dipakai para siswa sebelum melewati meja piket, untuk memeriksa sendiri kelengkapan seragam mereka.

Gita mendekati cermin itu, mengamati pantulan dirinya. Di sini, dengan pencahayaan dari matahari yang benderang, tampak dengan jelas sosok gadis berambut panjang dengan wajah manis berpipi sedikit chubby. Beberapa jerawat berpencar di wajah kuning langsat yang kulitnya masih sangat kencang.

Gita menelan ludah.

Kini matanya turun mengamati seragam yang ia kenakan, sebuah detail menjelaskan pada otaknya, jika yang dipakainya kini bukanlah pakaian pinjaman, melainkan miliknya sendiri.

"Anggita Putri," lirih Gita, mengeja bordiran nama yang terjahit rapi pada kemeja putihnya.

Gita menutup mata, mencoba kembali mencerna situasinya kini.

Seolah sebuah suara spontan memenuhi pendengarannya, lagu itu ... lagu almarhum penyanyi legendaris tanah air.

"Kamu masih anak sekolah, datang ke mari ...."

***

"Udah bangun?" tanya Yuli sambil menarik kursinya mendekat ke bed.

"Gue di mana?" Gita mengerjapkan mata, dan segera duduk.

Yuli mengambilkan Gita segelas air putih yang tersedia di nakas, samping bed. Menyodorkannya pada Gita dan langsung diteguk sampai tandas.

"Di UKS. Tadi tiba-tiba lo pingsan pas lagi ngaca, emang Lo segitu syoknya liat muka sendiri ya, Git?" Yuli terkekeh.

"Ye ngajak ribut ni bocah," desis Gita gemas.

Yuli tampak terkejut, "Waw, Lo bisa berkata kasar?"

Gita merasa heran dengan reaksi gadis di sampingnya ini tapi tak mau ambil pusing.

"Aduh!" Gita meringis akibat nyeri yang kembali menyerang kepalanya.

"Sakit ya? Tadi Lo pas jatuh langsung ke lantai, soalnya gue telat nangkep. Maaf ya." Yuli menangkupkan dua tangannya di depan wajah.

"Lo nyebelin gini ya makanya sampe diiket di gudang tadi?" Gita memicingkan matanya, mengamati gadis berkulit tan yang tampak seperti keturunan India itu.

Lagi-lagi Yuli terlihat kaget, pasalnya Gita yang ia kenal tidak bisa bicara segamblang ini.

Gita menyentuh wajahnya lagi dan meraba keberadaan jerawat di sana.

"Lo ... siapa nama Lo? Oh ... Yuli," jawab Gita sendiri melihat name-tag gadis itu.

Gita menoleh ke jendela, terlihat beberapa siswi melintasi ruang UKS sambil cekikikan, tangan mereka membawa tabloid yang dahulu pernah ia gemari.

"Sekarang tahun berapa?" tanya Gita lagi, rasanya sudah lama ia tak melihat remaja berwajah tanpa make-up dan berseragam dengan sopan, sesuai aturan sekolah.

"Tahun 2004, kan tadi gue udah bilang. Kenapa? Lo mau pura-pura amnesia lagi?" Yuli menyilangkan lengannya di depan dada.

'2004 ... Hah, pantes aja sekolah ini kelihatan jadul, sekaligus familier,' batin Gita.

Gita menghela napas kasar. Setelah melihat tampilan dirinya yang masih remaja di cermin tadi, Gita sedikit percaya jika ia kembali ke masa lalu meski hal itu belum bisa diterima oleh logikanya.

"Gue ... gue anak sekolahan ini, bener kan, ya? Kelas berapa?" selidik Gita.

Yuli mengangguk. "Kelas 2-10."

Gita menelan ludah. 'Itu kan kelas gue dulu waktu SMA, gue duduk di—'

"Kita sekelas!" seru Yuli cepat.

Gita kembali meneliti dengan seksama wajah Yuli. "Gue temen lo?" tanya Gita sangsi, ia tak begitu ingat dengan wajah Yuli meski tidak juga dibilang asing.

Yuli tampak mengigit bibir bawahnya, ragu. Sebenarnya mereka satu kelas sejak kelas dua ini.

Tapi ... Gita itu agak pendiam dan duduk sendirian di tengah-tengah kelas. Mereka nyaris tidak pernah mengobrol. Di kelas pun Gita terlihat lebih suka sibuk sendiri dan jarang berinteraksi dengan teman-teman yang lain, sampai akhirnya menjadi objek perundungan geng Karen.

"Iya kita sekelas, tapi jarang ngobrol. Karena— Eh! Tunggu! Kenapa gue harus menjabarkan hal-hal yang udah jelas, sih?" protes Yuli.

Gita meringis, bingung tentang bagimana dia harus menjelaskan jika dirinya ini adalah wanita berusia 37 tahun yang kembali ke masa lalu, dan tidak semua hal di masa ini masih teringat dengan jelas olehnya.

"Iya-iya gue paham, gue tau kok kalau gue ini korban perundungan karena karakter gue yang ... kurang bisa berkomunikasi, malas bersosialisasi, pendiam dan penyendiri," ujar Gita mendeskripsikan dirinya saat SMA.

Yuli mengangguk, memang Gita seperti itu, namun bagian 'pendiam' sepertinya harus ia coret karena sejak tadi Yuli merasa Gita itu agak cerewet bahkan galak.

'Kok bisa ya selama ini dia diem aja di kelas dengan sifat asli yang bawel dan judes gini?' batin Yuli.

Gita perlahan bisa mengingat Karen dan teman-teman penindas dirinya, mungkin karena tempat kejadiannya mendukung, Gita jadi teringat kembali manusia-manusia dalam kenangan pahitnya tersebut.

Ironisnya justru mereka yang pertama kali ia temui saat kembali ke masa ini. Selain itu dia jadi ingat kembali pada Gio.

"Giordano Afandi," lirih Gita terbayang wajah tampan yang dulu merupakan salah satu crush atau pada tahun ini disebut dengan 'gebetan'.

"Ciye nyebut-nyebut ketua OSIS segala, gue sekarang makin yakin Lo gak amnesia," goda Yuli.

Gita mencebik.

"Oh iya, tadi kenapa Lo diiket di gudang?" tanya Gita penasaran, dalam ingatannya justru dirinya yang terkurung di sana bersama ular berbisa.

Yuli menggaruk kepalanya yang tak gatal, sebenarnya ia tadi sempat berusaha membela Gita yang tengah dirundung oleh Karen dan kawanannya. Tapi dirinya malah mendapat tuduhan-tuduhan aneh dan dikurung di gudang akibat dianggap tidak mau menjawab pertanyaan Karen.

"Tuduhan ... aneh?" Yuli terperangah, ia sempat lupa akan hal yang membuat Gita dirundung.

"Git, Lo pernah melakukan hal yang merugikan Karen gak?" selidik Yuli.

Gita menggeleng. 'Gue gak inget, woy! Udah lama banget kali!' jerit hatinya meronta.

"Lo tau sesuatu tentang lukisan di ruang OSIS?" tanya Yuli yang sekilas mendengar hal itu disebut oleh Karen.

Gita menelengkan kepalanya. "Lukisan di ruang OSIS?" tanya Gita membeo.

'Lukisan apa ya? Seinget gue, dulu gue suka melukis sih, tapi buat hobby aja,' batin Gita.

"Lukisan apa ya?" tanya Gita lagi.

"Ye ... dia balik nanya." Yuli berdecak.

Gita kemudian turun dari bed dan mencari-cari sepatunya.

"Kita ke ruang OSIS! Gue harus tau lukisan apa itu!" seru Gita sambil mengenakan pantofel hitamnya.

Yuli menggaruk kepala, ia benar-benar takjub melihat perubahan sikap Gita yang beberapa jam lalu seperti lemah tak berdaya, tapi kini memancarkan aura yang kuat.

"Oke. Ayo! Hore ... kita bolos dua mata pelajaran!" seru Yuli, seraya menggandeng Gita ke luar dari UKS.

***

1
gaby
Yah, kirain Gio naksir Gita, ga taunya naksir Denting. Bakalan tetep jd jomblo dong walau mengulang wkt. Mudah2an Gita ga naksir Gio, jgn naksir cwok yg mengagumi wanita lain
Verlit Ivana: /Grin//Grin//Grin/
gaby: Yg jelas cm kaka othor yg tau jodohnya gita/Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
gaby
Gita ngajak Tomi ngobrol 4mata menjauh dr Yuli & Gio. Tp pas dah berdua sm Tomi knp pembicaraannya pake di dlm hati. Emang mreka melakukan telepati. Jgn kbanyakan ngomong dlm hati, kapan mau kelar masalahnya. Kalo cm mau ngomong sendirian dlm hati, mending ga usah ktemuan. Rebahan aja di kamar masing2. Dah nungguin upnya dr pagi, giliran up isinya cm pembicaraan batin/Facepalm//Facepalm/
MeiRa
Syudah mampir thor. Semangat
Verlit Ivana: terima kasih Kakak, semoga suka membacanya. /Smile/
total 1 replies
gaby
Trus hasil sidangnya apaan thor?? Apa sanksi buat para perundung. Padahal bisa aja kalo ayah Gita melaporkan masalah ini k jalur hukum.
Verlit Ivana: diskors dia Kak
total 1 replies
Abu Yub
melenggang
Abu Yub
lanjut thor/Ok//Pray//Coffee//Beer/
Abu Yub: oke dek.yang tetap semangat/Pray/
Verlit Ivana: selamat lanjut membaca. maaf slowres saya jagain anak-anak saya nyambi nulisnya, Kak. 🙏🏼
total 4 replies
Abu Yub
membuang nafas
Abu Yub
menepuk keningnya
Abu Yub
senyum
Abu Yub
sip pokonya
Abu Yub: masama dek/Pray/
Verlit Ivana: terima kasih Kak/Smile/
total 2 replies
LidaAlhasyim
𝙨𝙪𝙠𝙖 𝙗𝙜𝙩 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖𝙣𝙮😊
Verlit Ivana: masyaAllah Kakak, makasih banyak ya Kak. 🥰 semoga lancar rejekinya. aamiin.
total 1 replies
˜”*°•.˜”*°•KOMARU CHAN•°*”˜
Semangat thorrr
Verlit Ivana: terima kasih Kak/Smile/
total 1 replies
gaby
Kayanya Hantu di sekolah yg di ceritain tukang jamu waktu itu jgn2 Arwah Denting. Apa Denting dah meninggal?? Makanya kluarga di kampung nyariin ga ktemu.
Verlit Ivana: hehe ayo kakak selamat menebak /Smile//Hey/
total 1 replies
gaby
Tiap bab slalu gantung & misteri bertambah, dr awal ga ada titik terang. Dah gitu upnya 1× sehari. Mungkin ini yg mbikin para reader nabung bab. Karena kalo cm baca 1bab cm bikin penasaran yg ga berkesudahan.
Verlit Ivana: makasi sudah tetap baca dan bersabar Kaka Gaby /Smile/. insyaAllah diungkap perlahan sedikit lagi.
/Smile/
total 1 replies
Abu Yub
Aku mampir lagi thor/Rose//Wilt//Ok//Pray//Good/
Verlit Ivana: Terima kasih Kak/Smile/
total 1 replies
Abu Yub
masalahnya
Abu Yub
cerminn
Abu Yub
lanjut
Abu Yub
anak sekolah
Azthar_ noor
semangat ya🥰
Verlit Ivana: terima kasih Kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!