NovelToon NovelToon
Inspace

Inspace

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: camey smith

Dalam keheningan hidup yang terasa hampa, Thomas menemukan pelariannya dalam pekerjaan. Setiap hari menjadi serangkaian tugas yang harus diselesaikan, sebuah upaya untuk mengisi kekosongan yang menganga dalam dirinya. Namun, takdir memiliki rencana lain untuknya. Tanpa peringatan, ia dihadapkan pada sebuah perubahan yang tak terduga: pernikahan dengan Cecilia, seorang wanita misterius yang belum pernah ia temui sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon camey smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

She Said Yes

Thomas berdiri di depan cermin, memandangi refleksinya dengan perasaan yang campur aduk. Dia mengenakan kemeja yang terbaik, tapi ada rasa konyol yang menggelayuti hatinya. "Apa yang sedang aku lakukan?" gumamnya pada diri sendiri. "Bertemu dengan seseorang yang belum pernah kukenal, atas dasar rencana gila sahabatku."

Dia mencoba untuk menata rambutnya, tapi setiap helai seolah menolak untuk duduk dengan rapi. Thomas tersenyum getir pada bayangan dirinya yang tampak gugup dan tidak karuan. "Ini seperti adegan dari film komedi romantis yang klise," pikirnya, "di mana pria utama melakukan sesuatu yang di luar kebiasaannya, hanya untuk menemukan cinta sejati."

Dengan napas yang dalam, Thomas mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar pintu. Langkahnya mungkin terlihat mantap, tapi di dalam hatinya, dia merasa seperti badut yang siap untuk pertunjukan besar. Thomas merasa dirinya seperti tokoh utama dalam sebuah drama milik Fabio dan juga Helena.

Thomas yang biasanya sangat tepat waktu, Dalam kebingungan yang menggelitik, Thomas menatap ke sekeliling kafe yang salah dengan rasa frustrasi yang bercampur dengan kekonyolan. Dia memeriksa jam tangannya, hatinya berdebar karena hampir terlambat, dan bertanya-tanya mengapa tempat itu tampak begitu sepi, tidak seperti yang dijanjikan Helena dan Fabio.

Setelah beberapa saat yang terasa seperti keabadian, dia menyadari kesalahannya. Dengan langkah cepat dan rasa malu yang memerah di wajahnya, Thomas bergegas menyeberang jalan menuju kafe yang benar, berharap bahwa Cecilia masih menunggunya dengan sabar.

Thomas melangkah masuk ke kafe dengan hati yang berdebar-debar, tangannya erat memegang buket bunga yang indah—pemberian Helena sebagai simbol harapan. Matanya segera menyisir ruangan, mencari sosok wanita yang telah digambarkan Helena dengan detail: rambutnya yang cokelat keemasan, matanya yang cerdas, dan senyumnya yang bisa menerangi ruangan.

Terkesan berlebihan, tapi Thomas tidak punya waktu untuk memperdebatkan itu.

Saat dia melihat seorang wanita yang tampak cocok dengan deskripsi itu, Thomas merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Dengan langkah yang ragu-ragu namun penuh harapan, dia mendekati meja di mana Cecilia duduk, tersenyum lembut sambil menatap keluar jendela.

"Apakah Anda Cecilia?" tanyanya, suaranya hampir berbisik, takut bahwa ini semua hanyalah mimpi.

Wanita itu menoleh, dan saat matanya bertemu dengan mata Thomas, ada kilatan pengenalan yang hangat. "Ya, saya Cecilia," jawabnya, suaranya seperti musik yang telah lama ingin didengar Thomas.

Dengan tangan yang gemetar sedikit, Thomas menyerahkan buket bunga itu. "Ini untuk Anda, dari Helena... dan juga dari saya," katanya, sebuah awal yang konyol namun manis untuk pertemuan yang mungkin akan menjadi bab pertama dalam cerita mereka bersama.

Thomas mengambil tempat duduk, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan detak jantungnya yang berpacu. Dia membiarkan suasana kafe yang hangat meresap ke dalam dirinya, mencoba mengusir rasa gugup yang masih bersembunyi di sudut hatinya. Setelah beberapa saat, ketika dia mulai merasa lebih tenang, sebuah kenangan tiba-tiba melayang ke permukaan pikirannya.

Sejenak, ia terpaku, mencoba mengingat dari mana ia mengenal wanita tersebut. Kemudian, ingatan itu muncul kembali. Wanita yang sama yang secara tak sengaja bertabrakan dengannya di restoran kemarin. Wanita dengan tatapan mata yang tajam dan kata-kata yang meninggalkan kesan mendalam.

“Jawaban ada di tempat yang tak terduga,” begitu katanya. Thomas merasa detak jantungnya berpacu. Apakah ini pertanda? Apakah ini adalah “tempat yang tak terduga” yang dimaksud wanita itu?

Cecilia menatapnya, sebuah kilatan pengenalan melintas di matanya. "Oh, ya," katanya dengan tawa kecil. Cecilia yang telah berusaha keras untuk menampilkan kesan anggun, mengalami insiden kecil yang cukup untuk membuat siapa pun merasa malu. Namun, dengan semangat yang tak tergoyahkan, dia menanggapi situasi tersebut dengan humor yang cerdas.

"Nah, sekarang gaun ini memiliki rasa kopi yang unik!" katanya, sambil tertawa ringan. Thomas, yang menyaksikan kejadian itu, tidak bisa menahan tawanya. Momen itu, meskipun tidak sempurna, menambahkan sentuhan kehangatan dan keaslian pada pertemuan mereka, mengingatkan bahwa keindahan sering kali terletak dalam ketidaksempurnaan dan kejutan kecil kehidupan.

Detik berikutnya seorang pelayan datang memberikan masing-masing kertas untuk Thomas dan Cecilia.

Dengan alis yang bertaut dan senyum yang terpaksa, Thomas dan Cecilia menatap pesan rahasia yang Helena tinggalkan. Mereka membolak-balik kertas itu, mencoba memahami petunjuk yang tampaknya lebih rumit dari teka-teki silang. Setelah beberapa menit yang penuh dengan bisikan dan tebakan yang salah, mereka akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meminta bantuan pelayan.

Dengan tawa kecil, pelayan itu mengungkapkan bahwa pesan tersebut bukanlah kode rahasia yang rumit, melainkan hanya petunjuk sederhana menuju dessert kejutan yang telah dipesan Helena—sebuah akhir yang manis untuk malam yang penuh kejutan. Thomas dan Cecilia saling pandang, tertawa bersama atas kekonyolan situasi itu, dan menyadari bahwa mungkin, dalam kebingungan dan tawa, mereka telah menemukan kenyamanan satu sama lain.

"Jadi kau bersedia untuk menikah denganku?" tanya Thomas dengan hati-hati. Kalimat itu mungkin terkesan kurang ajar untuk sepasang orang asing yang baru saja bertemu. Bagaimana mungkin, pikir Thomas, ia dapat meminta Cecilia, wanita yang baru saja singgah dalam hidupnya, untuk bersanding di altar pernikahan? Dalam benaknya, ia yakin, Cecilia pasti akan menertawakannya, menganggapnya tak lebih dari seorang penggoda, atau lebih buruk, memberinya tamparan yang akan membekas selamanya. Tapi pertemuan mereka adalah sesuatu yang telah direncanakan. Thomas yakin bahwa Helena dan Fabio sudah menjelaskan secara rinci pada Cecilia.

Cecilia menatap Thomas dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada kejutan, ada juga sedikit rasa tak percaya, tapi di balik itu semua, ada kilatan kegembiraan yang tak bisa disembunyikan.

"Thomas," katanya perlahan, "Aku tahu ini bukan pertemuan biasa. Helena dan Fabio sudah bercerita banyak tentangmu, tentang bagaimana kau orang yang tulus dan penuh perhatian."

Dia mengambil napas dalam-dalam, seolah-olah mengumpulkan keberanian dari setiap sudut ruangan itu.

"Dan ya, aku bersedia," lanjutnya, suaranya semakin mantap. "Tapi bukan karena apa yang mereka katakan, melainkan karena apa yang aku rasakan saat ini. Aku bersedia, Thomas, karena aku percaya pada kita, pada kemungkinan yang belum kita jelajahi bersama."

Thomas merasakan lega yang tak terkira. Dia mengulurkan tangan, dan Cecilia menyambutnya, tangan mereka bertemu dan mengunci dalam genggaman yang menjanjikan awal dari sesuatu yang baru, sesuatu yang indah.

Di tengah suasana yang penuh harap dan romantis, tiba-tiba nada-nada ceria "Jingle Bells" mengalun, mengejutkan Thomas dan Cecilia. Fabio, yang bertanggung jawab atas pemilihan lagu, hanya bisa memegangi kepalanya dalam kebingungan yang lucu. "Sepertinya kita sedikit terlalu awal merayakan Natal," katanya dengan canda. Cecilia dan Thomas, yang awalnya terkejut, segera terbawa suasana dan tertawa bersama. Momen tak terduga itu menambahkan keceriaan dan mengingatkan mereka bahwa kebahagiaan sering kali datang dari hal-hal tak terduga.

1
Leo6urlss
Camila bener bener lu yeeee 🤣🤣
Leo6urlss
Wkwk andai menikah semudah itu pasti gw udh punya anak 5
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!