Kisah seorang anak perempuan terakhir yang hidupnya selalu di tentukan oleh orang tuanya,dan tidak di beri kesempatan untuk memilih untuk hidupnya.
hingga akhirnya ia pergi dari rumah, dan bertemu dengan seseorang yang mampu untuk ia jadikan rumah dan tempat bersandar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RUSB 35
" ASSALAMUALAIKUM " .
Teriakan Arlo begitu keras, hingga membuat Eellena yang sedang tidur menjadi bangun, karena teriakan Arlo yang sebelas dua belas dengan Nina.
" Waalaikumsalam "
bukk...
Suara bantal yang mendarat tepat di wajah Arlo saat memasuki ruang tamu, " Aduh sakit kak" pekik Arlo.
" Lagian teriak- teriak, Eellena kan jadi bangun kan" sahut Wira yang kembali mengayun - ayun sang putri.
" hehehe maaf ini cuma mau ngasih tau list teman Nina yang Sd sama SMA enggK jauh beda sama yang aku kirim kemarin" jawab Arlo menyerahkan list teman- teman Nina.
" banyak yaa.... ini mah hajatan besar di jamin sih... Nina bakal ngomel" jawab Anin.
"lo kamu kirimnya ke grup angkatan ya? bukan grup kelas? tanya Anin
" Iyalah kak, grup kelas aku enggak pernah sekelas sama Nina, SMA kita beda " jawab Arlo dengan santainya.
" Ya sudah nanti kakak kirim barcode nya ke kamu, kamu kirim ke yang ada di list, soalnya masuk nya harus pakai barcode" sahut Anin .
" okey kak, oh...ya... Nina mana?" Tanya Arlo.
" pergi sama suaminya, kenapa?" tanya Haris.
" Ada yang nyari di toko, cowok katannya temen kantornya" jawab Arlo yang memang tadi habis dari toko.
" cowok siapa?" Tanya Haris .
" namanya kalau enggak salah kelvin dech, soalnya yang nemui mb fitri buka aku" jawab Arlo.
"mau apa dia cari Nina sampai ke sini?" tanya Haris dalam hatinya.
...****************...
Sedangkan di sebuah hotel Kelvin baru saja selesai mandi, ia ingin mencari Nina dan menanyakan kenapa Nina, tiba- tiba saja di pindahkan ke kantor cabang di solo.
" Mau ke rumahnya takut ganggu" gumam Kelvin.
Kelvin kemudian berselancar di media sosial ia melihat stroy Nina dan Juga Raynar dengan latar pemandangan yang sama.
" Apa Pak Ray dan Nina ada hubungan? atau cuma kebetulan?" tanya Kelvin kala melihat stroy dari dua orang tersebut.
Kelvin mencoba menghubungi Nina kembali, namun hasilnya sama seperti tadi panggilannya selalu tidak terjawab.
" gue harus melangkah duluan, gue harus dapetin Nina, cewek kayak Nina di masa sekarang susah di cari" gumam Kelvin.
" Gue harus datangi rumah Nina dan melamarnya, toh Nina sepertinya juga suka sama Gue, jadi kalau gue datang ngelamar pasti di terima kan?" imbuh Kelvin.
Kelvin kemudian merebahkan dirinya ke kasur hotel, ia akan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan keluarga Nina.
...****************...
Nina dan Raynar kini masih berada di tempat yang sama seperti tadi, tidak ada yang beranjak dan berbicara sedikit pun, mereka sama- sama menikmati pemandangan yang mulai tertutup oleh kabut.
Hawa dingin mulai terasa Nina yang hanya menggunakan atasan tipis dan juga celana jeans dan juga hijab yang juga hanya di sampirkan, merasakan hawa dingin yang menyelimuti kabut tebal dan cuaca yang kini berubah menjadi mendung.
"pu- pulang yuk" Ajak Nina yang sudah mulai kedinginan.
" Kamu ke dinginan? " tanya Raynar.
" sedikit doang, mungkin karena baju aku tipis." sahut Nina.
Raynar melepas jaketnya dan mengenakan pada istrinya yang ternyata wajahnya sudah memerah dan sedikit bentol- bentol.
" Wajah kamu kenapa ini?" tanya Raynar melihat wajah sang istri ternyata bukan hanya wajah namun tangannya juga.
" Gapapa kok, bentar lagi juga ilang" jawab Nina.
" Kamu alergi dingin?" tebak Raynar .
" enggak juga, biasanya kalau kenak angin kadang begini, kadang doang tapi" jawab Nina.
" gimana maksudnya?" tanya Raynar yang memang tidak paham dengan jawaban Sang istri.
" Yahh gitu lah pokoknya, udah ahh ayo pulang, ini pakai aja pak ehh maksudnya Mas Raynar juga cuma pakai kaos tipis " sahut Nina mengembalikan jaket milik Raynar dan pergi ke kasir terlebih dahulu.
Raynar kemudian menyusul sang istri yang sedang membayar makanan yang mereka pesan tadi, " pakai ini saja mas" ucap Raynar menyerahkan Black card miliknya ke kasir.
" loh ini aja mas, ada kok uang pas" ujar Nina.
" sutt udah, simpen buat beli sayur, tadi aku liat pas ngelewatin pasar sayurnya bagus- bagus"sahut Raynar
Setelah membayar mereka keluar dari Cafe tersebut, Raynar memasangkan jaketnya ke sang istri.
" pakai, kamu bisa peluk aku ,kalau kamu takut aku ke dinginan " ujar Raynar memakai jaketnya pada Sang istri.
" itu namanya modus" sahut Nina.
" Modus sama istri sendiri gak salah kan" sahut Raynar menaikkan alis nya menggoda istrinya.
" Udah ih ayo" jawab Nina.
Raynar dan Nina kini dalam perjalanan pulang, Jalan yang sedikit curam membuat Raynar sedikit takut.
" Mas takut yaa?" tanya Nina ketika menyadari suaminya mengendarai motor dengan amat pelan.
" hah?enggak biasa saja " jawab Raynar gengsi.
" depan berhenti mas" pinta Nina pada sang istri.
" mau ngapain?" tanya Raynar.
" udah berhenti saja"sahut Nina.
Raynar menghentikan motornya di pinggir jalan, setelah itu Nina turun dan meminta tukar posisi dengan suaminya.
" Mas Raynar di belakang saja" Ujar Nina.
" enggak, aku masih bisa kok bawa motornya "tolak Raynar.
" Udah cepet Mas, keburu malam nanti" jawab Nina.
Akhirnya setelah perdebatan panjang, Raynar pindah belakang dan Nina yang menyetir, Nina tampak santai membawa motor sedang Raynar tampak ketakutan di belakang.
Bukannya cemen tau gimana, namun sang istri membawa motor benar- benar ngebut seperti ia mempunyai nyawa tujuh, padahal motornya termasuk gede dan tentunya Raynar lebih berat dari pada Nina, Namun Nina membawa motor tetap kencang.
Perjalanan yang seharusnya satu jam setengah kini hanya memakan waktu empat puluh menit untuk sampai di rumah kedua orang tua Nina.
Sedari tadi Raynar hanya memejamkan matanya dan memeluk sang istri,hingga tidak sadar mereka sudah sampai di depan rumah.
" Mas sampai " ucap Nina ketika melihat kebelakang sang suami masih memejamkan mata.
Raynar membuka matanya pelan dan benar saja mereka sudah sampai di depan mertuanya, ia melihat Sang istri tampak puas menertawakan dirinya.
" kok kamu ketawa sih?" tanya Raynar.
" Lagian lucu banget, masak gitu doang takut " ejek Nina.
" Siapa bilang takut, a- aku tadi cu- cuma ngantuk kok" jawab Raynar yang gengsi mengaku jika dirinya takut.
" oh iya - in aja dech biar seneng" sahut Nina.
Nina mendengar suara- suara penjual cilok langganannya lewat, ia kemudian perlari keluar dan mengejar penjual cilok tersebut.
" ehhh mau kemana?" teriak Raynar kemudian mengikuti sang istri.
Saat Raynar menyusul sang istri yang sedang membeli cilok, Raynar juga mendapati para keponaknnya juga sudah berjejer di sana .
Raynar menggelengkan kepala karena melihat sang istri yang tidak mau kalah dengan keponakan - keponakannya.
" Hei Nana duluan ya... kalian terakhir" ujar Nina.
" acu dulu Nana, Nana ngalah dong ama acu" sahut Chessy yang memang tidak pernah akur dengan Nina.
Raynar menarik tangan sang istri untuk mengantri di belakang Zidan, anak dari sepupu Nina.
" kok di tarik kebelakang sih?" tanya Nina .
" ngalah sama anak kecil, aku traktir " jawab Raynar santai.
Raynar dapat mengetahui jika sang istri terlihat kesal, tak lama kemudian giliran dirinya saat sedang menunggu tiba- tiba saja Chessy datang kembali dan memeluk Raynar.
" uncle Lay ,makacih udah jajanin kita, tadi lupa cium" ujar Chessy kemudian pergi setelah mencium Raynar.
Setelah membayar Nina dan Raynar kembali ke rumah Orang tua Nina, namun Nina sangat terkejut melihat seseorang yang berdiri di depan pintu rumahnya.
" Mas Kelvin"