Javier dan Jihan, 2 pasangan yang sudah menjalin hubungan sejak duduk di bangku sekolah menengah atas itu terpaksa harus kandas karena tidak mendapatkan restu dari orang tua Javier.
" jika mereka tidak menerima mu, maka aku akan pergi. kita akan pergi bersama jauh dari mereka"
" tidak Javier, kita tidak akan melakukan itu"
" kita akan melakukannya"
" kamu harus menikah dengan wanita pilihan keluarga mu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 35
Seperti yang Jihan janjikan pada Naira, pagi ini mereka berdua mendatangi makam Irfan. Mereka datang hanya berdua. Richard, Iver dan Charles di titipkan pada Siska.
Naira meletakkan satu buket mawar merah di dekat batu nisan yang tertulis nama Irfan Disana. lalu Naira menaburkan bunga di atas gundukan tanah yang sudah ada sejak 1 bulan lebih.
" assalamualaikum Daddy, Naira dan mommy datang untuk menjenguk Daddy. Daddy pasti bahagia banget ya disana?" tanya Naira.
Jihan mengusap punggung putrinya dengan lembut untuk menguatkan nya. Jihan sering kesini selama satu bulan yang lalu. namun setelah melahirkan ketiga putranya, dia jadi jarang kesini karena terlalu sibuk mengurus ketiga putranya.
" maafin Naira ya dad, Naira janji, Naira bakal akur sama adik adik. Naira akan menjaga mereka dengan baik" ujar Naira bersungguh sungguh.
Jihan tersenyum" kamu lihat Putri kita? dia sudah sangat dewasa sekarang. dia jadi lebih mandiri setelah memiliki adik " ujar jihan bercerita pada Irfan. dia bangga pada Naira yang sekarang semakin dewasa.
Padahal pada dasarnya bukan kehadiran adiknya yang membuat Naira berubah dewasa. Tapi karena kehilangan daddy-nya.
Naira masih mengingat dengan jelas pesan Irfan waktu itu untuk menjadi anak yang baik dan menjaga adik adiknya. dia juga harus menjaga ibunya, membuat ibunya bahagia dan tidak merepotkannya. Karena itu Naira berusaha untuk menjadi dewasa.
Setelah merasa cukup berbicara dengan Irfan dan memanjatkan doa untuk pria tersebut. Mereka berdua bergegas pulang. Jihan takut ketiga putranya merasa haus dan menangis membuat Siska kerepotan.
Mereka tiba di rumah. Saat ingin masuk ponsel Jihan berdering membuatnya menunda untuk masuk.
" sayang, kamu masuk duluan? Mommy mau jawab telpon dulu" ujar Jihan pada Naira.
Naira mengangguk patuh lalu segera masuk. Jihan mengambil ponselnya lalu menjawab panggilan dari detektif Eli.
" hallo Eli?" sala Jihan
" hallo nona, Jihan. Saya ingin melaporkan perkembangan penyelidikan tentang kasus almarhum tuan Irfan" ujar Eli di sembarang sana.
" apa ada informasi baru?" tanya Jihan.
" ada nona, kami berhasil mendapatkan rekaman cctv di parkiran. Kemi juga sudah bertemu dengan pria yang menyabotase mobil almarhum tuan Irfan "
" lalu? apa pria itu mengaku?" tanya jihan penasaran. Dia sangat ingin kasus ini selesai dan Sandra di tuntut.
" awalnya tidak nona, pria itu kekeuh untuk menutup mulut. tapi untungnya ada seseorang yang membantu kami"
" siapa?" tanya Jihan penasaran
" tuan Javier. Beliau berhasil membuat pria itu mengakui semuanya"
Javier? Untuk apa Javier melakukan nya? apa dia menganggap serius ucapan Jihan kala itu? Padahal Jihan tidak serius dengan ucapannya, dia hanya sepontan mengatakan nya karena sedang marah. Jihan tentu tidak ingin Javier menjadi pembunuh. apa lagi membunuh ibunya.
Jihan sangat mengenal Javier, Javier adalah pria yang baik, lemah lembut dan penyayang. Meskipun Javier sering bersikap acuh dan dingin pada orang lain. Terutama pada wanita wanita yang ingin mendekati nya saat masa putih abu abu dan masa kuliah dulu.
Ah! Jihan tiba tiba merindukan masa masa itu. hanya di isi oleh kebahagiaan dan kebebasan. jika ada masalah pun palingan tentang masalah pelajaran. Itu saja.
" jadi.... apa pria itu mengatakan siapa pelakunya?" tanya Jihan.
Jihan takut jika Javier sengaja berpura pura membantu mereka untuk melindungi ibunya. Bisa saja javier menyuruh pria itu untuk menyebutkan nama orang lain bukan?
" yaa, pria itu mengatakan jika yang menyuruhnya ada nyonya Sandra. Ibunya tuan Javier sendiri" ujar Eli " tuan Javier juga menyerahkan beberapa bukti kejahatan nyonya Sandra yang di lakukan beberapa tahun lalu terhadap almarhum nyonya Hany dan tuan Doni"
deg
Javier melakukan semuanya? tentu saja dengan bukti bukti itu akan memberatkan Sandra nantinya. Di mana Javier mendapatkan semua bukti itu. Padahal Nero bilang semua bukti sudah di hilangkan oleh Sandra.
Hany dan Doni. Itu adalah nama orang tuanya Jihan. tapi sejak kapan Javier mengetahui semuanya? Apa sejak dulu? atau sama sepertinya yang baru tahu beberapa hari ini.
" hallo, nona Jihan. anda baik baik saja? " tanya eli khawatir karena tiba tiba Jihan terdiam.
" ah! Ya. Aku baik baik saja" jawab Jihan.
" jadi bagaimana nona? Semua bukti sudah terkumpul. Apa kami harus segera menangkap nya?" tanya eli
" yaa, lakukan penangkapan secepatnya. Jangan biarkan dia lepas "
Setelah mengatakan itu Jihan mengakhiri pembicaraan mereka. lalu Jihan masuk untuk menemui Siska dan putranya.
" apa mereka nakal dan merepotkan mu?" tanya Jihan mengambil alih Charles dari gendongan Siska.
Siska mengeleng " tidak, Iver dan Richard dari tadi sangat anteng. Hanya Charles yang menangis. Mungkin dia merasa haus" ujar Siska.
Seperti biasanya. Charles lah yang paling sering menangis. Apa lagi hari ini, Charles sangat sering menangis sedari tadi. Sepertinya Charles haus dan merindukan ibunya.
" maafkan aku merepotkan mu" ujar Jihan merasa tidak enak.
" tenang saja, aku senang mendapatkan moment seperti ini. kamu tahu sendiri, aku sangat ingin memiliki bayi " ujar Siska.
Jihan merasa lebih lega. dia menyusui Charles sambil berbincang dengan Siska hingga Charles kenyang dan tertidur.