"Hei anak kecil, Saya mau kamu menjadi penguntit untuk mencari tau apa yang di lakukan oleh tunangan saya di luar sana" ucap Seorang pria tampan yang tak lain adalah presedir di perusahaan itu.
"Saya mau. Asal bapak mau membayar saya 2x lipat"
"Deal"
Berawal dari kerja sama yang saling menguntungkan membuat seorang Devano jatuh hati pada gadis yang biasa dia panggil dengan sebutan anak kecil.
Nadira puspita, Seorang karyawan magang di perusahaan milik keluarga besar Devano. Ikuti kisahnya, Ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya wanita murahan
Saat sudah tiba di dalam pusat pembelanjaan. Tanpa sengaja pandangan Nadira menatap pada sosok pria yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya.
"Astaga. Kenapa harus bertemu dengan pria brengsek ini di sini sih! Apa dunia sesempit itu. Sampai dimana-mana aku harus ketemu sama Nathan" batin Nadira sambil memalingkan wajahnya dari Nathan.
Zein yang menyadari raut wajah Nadira mengerutkan keningnya dan ikut menoleh kearah pandangannya"Kamu kenapa, Nad?" tanya nya sambil menoleh ke arah pandangan Nadira.
"Kamu mengenalnya?" tanya Zein lagi"Heem. Dia adalah pria yang pernah menggoreskan luka dalam hati aku. Dia pria tak tau diri yang pernah aku temui, Kak. Lebih baik kita ke sana dulu ya" kata Nadira sambil menunjuk ke arah yang berbeda.
"Tapi yang aku butuhkan ada di sana, Nad. Sudahlah, Kalau sampai nanti dia macam-macam, Biar kakak kasih pelajaran" kata Zein sembari menarik tangan Nadira"Tapi aku males buat ketemu sama dia, Kak. Nanti yang ada dia akan mohon-mohon untuk kembali lagi bersamaku seperti kemaren" Nadira menatap wajah Zein
Perkataan Nadira tentu saja kembali membuat Zein mengerutkan keningnya"Jadi maksud kamu, Dia ingin kembali lagi, Begitu?" tanya nya"Iya, Kak. Katanya dia menyesal sudah melakukan hal itu. Tapi aku gak mau lah, Gak kau merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya" balas Nadira pelan.
"Ya sudah, Kamu gandeng tanganku. Pura-pura saja kalau kita pacaran. Biar dia tidak berani mengganggu kamu lagi"
"Ide bagus itu, Kak"
Nadira menggandeng tanga Zein bak pasangan kekasih yang saling sayang. Mereka berjalan melewati Nathan yang menatap Nadira tanpa mau mengedipkan kedua matanya.
"Nadira, Kamu di sini juga?" tanya Nathan yang membuat Nadira juga Zein menghentikan langkahnya. "Kamu kenal sama dia, Sayang?" Zein bertanya sembari menoleh pada Nadira juga Nathan.
"Temen lama sayang" balas Nadira sambil menoleh pada Zein"Oh, Sudah yukk, Lebih baik sekarang kita langsung ke sana. Masih ada banyak barang yang harus kita beli" ucap Zein sambil terus menggandeng tangan Nadira.
Nadira hanya mengekor di belakang Zein dengan tangan yang masih bertautan. Tatapan Nathan masih terus memperhatikan Nadira yang sudah masuk ke salah satu tempat pembelanjaan di sana.
"Jadi Nadira sudah punya pacar baru. Dan sepertinya laki-laki itu sangat mencintai Nadira. Apa aku datang di saat yang sudah tidak tepat. Ternyata aku sudah melakukan kesalahan yang sangat besar dalam hidupku" gumamnya lirih.
*
*
*
Jam sudah menunjukkan pukul 09:30. Devano sudah bersiap untuk berangkat ke kantor cabang sesuai dengan apa yang di katakan oleh sang Daddy tadi di telpon. Saat ini Devano menggunakan setelan jas berwarna silver dengan kaca mata hitam yang sudah menempel sempurna.
Devano masuk ke dalam mobilnya serta langsung melajukan mobil itu menuju kantor cabang yang ada di jakarta selatan.
"Pffff, Kenapa macet begini sih" ucapnya kesal. Karna jalanan begitu macet dan membuatnya harus memerlukan waktu lebih lama lagi untuk tiba di tempat tujuan.
"Aduuhh, Kalau begini kapan aku sampainya" ucap Devano lagi..
1 jam kemudian, Mobil Devano sudah sampai di depan kantor cabang WARDANA COMPANY. Ternyata di sana sudah ada asisten papanya yang sudah menunggu kedatangan Devano ke kantor ini.
"Selamat datang tuan muda. Mari silahkan masuk" ucap pria itu
"Iya, Om terimakasih. Sebenarnya ada hal apa yang membuat Daddy meminta saya untuk datang ke kantor ini?" tanya Devano di sela langkahnya.
"Ada meeting penting, Tuan muda. Hanya saja tuan Wardana lupa jika jadwalnya siang ini. Oleh karena itu beliau meminta agar anda yang mewakili meeting nya" terangnya.
"Oh baiklah. Apa kliennya sudah datang?" tanya Devano pada pak Andi.
"Untuk kali ini meeting nya di lakukan secara online, Tuan muda. Karna dari pihak Zein properti sedang ada halangan untuk langsung datang ke kantor kita" terangnya.
"Baiklah. Kapan meetingnya akan di mulai?"
"Masih satu jam lagi. Selama menunggu, Tuan Wardana meminta agar anda memeriksa laporan mingguan yang belum sempat tuan Wardana lihat"
"Baiklah. Bawa saya kesana"
Mereka berdua menuju ruangan Wardana yang ada di lantai dua. Namun langkah Devano terhenti saat tanpa sengaja dia melihat keberadaan Farah di kantor itu. Farah bekerja di sana sebagai office girl.
"Kak Farah" panggil Devano sambil menatap Farah. Farah yang mendengar suara Devano mengangkat wajahnya dan meletakkan sapu yang ada di tangannya.
"De...Devano" balasnya pelan.
"Kak Farah kerja di sini?" tanya Devano sambil terus memperhatikan Farah.
"Iya, Aku lihat di kantor ini sedang membutuhkan office girl, Makanya aku langsung ngelamar di sini pagi tadi. Dan alhamdulilah aku di terima" balas Farah sambil mengangkat kedua sudut bibirnya.
"Kak Farah lulusan apa?"
"Aku lulusan S1 dengan jurusan teknik informatika"
Devano mengangguk paham"Ya sudah, Kak. Aku naik dulu ya"
*
*
*
"Ini semua gara-gara kamu, Fadil. Karna kamu, Aku jadi kehilangan tambang emasku dalam sekejap" ucap Ratna sambil menatap Fadil
"Kenapa kamu malah nyalahin aku, Di sini yang salah kustru kamu, Kamu terlalu lelet sehingga membuat kita ketahuan seperti ini. Kalau sudah begini, Lebih baik kita putus, Kamu sudah tidak bisa lagi aku andalkan. Secara kamu sudah di buang oleh Devano" kata Fadil dan langsung berlalu meninggalkan Ratna.
"Apa maksud kamu, Fadil? Jangan bilang kamu mau meninggalkan aku karna hal ini"
Mendengar itu membuat Fadil menghentikan langkah kakinya, Membalikkan tubuhnya menatap pada Ratna yang masih berdiri mematung di tempatnya.
"Hahahha. Menurutmu aku cinta begitu? Ya nggaklah, Ratna. Selama ini aku juga hanya memanfaatkan kamu, Kamu yang terlalu baik apa bodoh"
"Kurang ajar! Jadi selama ini kamu juga hanya memanfaatkan aku?"
"Iyalah, Untuk apa aku mencintai wanita yang seperti Devano saja kamu khianati, Apalagi sepertimu. Kamu itu hanyalah wanita tak berguna yang tak pantas mendapatkan cinta dari pria manapun" ucap Fadil lagi.
Deg!!
Kata-kata itu seakan menampar hati Ratna. Ratna terdiam untuk beberapa saat, Jantungnya berdegup kencang antara marah dan rasa kesal berkecamuk menjadi satu.
"Satu hal lagi. Tolong kamu buang anak itu, Karna aku tidak yakin jika anak itu adalah anakku, Darah dagingku"
Perkataan Fadil membuat Ratna mengangkat wajahnya"Apa maksud kamu, Fadil. Apa maksud dari perkataan kamu?" tanya Ratna dengan kedua mata yang sudah mulai memerah.
"Bagi aku, Kamu tak jauh dari kata wanita murahan, Karna dengan mudahnya memberikan harta terbesar yang kamu miliki pada laki-laki yang belum tentu menjadi suamimu. Dan satu lagi, Saat kita melakukan itu, Kamu pun sudah tidak perawan lagi, Itu artinya, Sebelumnya kamu sudah pernah melakukan hal itu dengan pria lain"
Perkataan Fadil seketika membuat Ratna bungkam, Kedua matanya menjadi panas saat bayangan kejadian beberapa tahun yang lalu melintas begitu saja.
