Season 2 sudah tayang ya🥰
"Karena rezki telah tertakar dan jodoh tidak akan tertukar."
Sebuah pembuktian seorang gadis bernama Raras kepada seorang lelaki yang bernama Simon Anderson yang telah dijodohkan oleh Mirna ibu mempelai pria bahwa putra satu-satunya itu bukanlah pria Impoten seperti rumor yang beredar.
Raras adalah pribadi yang supel mudah bergaul dengan siapapun dan dimanapun, dia juga punya dua teman gesrek yang tergabung dalam geng Trio Cendol Dawet yang selalu bisa membuat semua orang tertawa dengan semua tingkah konyol dan absurd juga kocak mereka.
Shanum dan Mala juga mempunyai kisah pahit dan manis bersama dengan pasangan mereka masing-masing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iska w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Is not Bad
...Happy Reading...
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
...Cinta adalah salah satu anugerah dalam hidup, perasaan dicintai atau mencintai akan tumbuh seiring berjalannya waktu....
Cinta bisa datang dan pergi pada siapa saja tanpa kenal waktu, bahkan mungkin kamu bisa menemukan rasa cintamu pada orang yang nggak pernah kamu duga, seringkali cinta memang membuat orang menjadi bingung.
Ia bisa datang secara tiba-tiba, namun juga bisa pergi begitu saja.
Simon yang masih tertidur karena energinya yang sudah terkuras dengan dua kali pencapaian kenikmatan yang dia dapatkan, sedangkan Raras sudah puluhan kali dia merasakan nikmatnya surga dunia ini.
Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang waktu Perancis, perut Raras sudah mulai berteriak, rasa penat, lelah, badan remuk redam membuatnya malas untuk bangun pagi.
" Aw.. perutku lapar sekali."
Raras mencoba bangun dan melerai tangan kokoh yang sedari tadi malam terus melingkar diperutnya.
Saat dia akan beranjak dari tempat tidur untuk membersihkan diri di kamar mandi dia merasakan nyeri yang teramat sangat di area intinya.
" Awww.. astaga, kenapa sakit sekali!"
Raras terduduk kembali, mengumpulkan energi yang masih tersisa.
" Eurrrmm..!" Simon mulai mengeliat saat mendengar suara jeritan Raras. " Kamu kenapa lagi? kebiasaan deh, kalau bangun teriak - teriak? berisik deh? emang mamah kunci pintu lagi apa? dia kan nggak disini!" Simon kembali memejamkan matanya.
Haiisss... dasar Mr Impo tidak berperasaan! eeh.. bukannya aku sudah tidak per---? aaah astaga! aku harus gimana ini? Dalam perjanjian itu hanya tertulis kalau pak Simon impo aku bisa bebas dengan nama bersih, tapi kalau dia tidak Impo? aku harus bagaimana? aaaahh... mamah Mirnaaaa!
Akhirnya Raras berjalan tertatih - tatih pergi ke kamar mandi dengan segala umpatan yang menuju ke suami gilanya.
Kalau dalam cerita - cerita ya kan, kalau habis malam pertama kalau bangun kesakitan tuh digendong, dibantu mandi, terus di kamar mandi e....? astaga..! apa yang aku pikirkan sih? itu semua kan hanya fiksi! nyatanya aku harus berjuang sendiri, hiks.. hiks perih moncuuu! peliharaannya benar-benar ganass.
Raras berendam di bathup dengan sabun aromaterapy yang mentramkan hati dan pikirannya yang melayang entah kemana, tanpa terasa dia terlelap kembali dalam tidurnya, dalam posisi masih berendam.
Saat Simon membuka pintu kamar mandi dia terkejut sendiri melihat Raras yang tertidur terlentang sambil menyandarkan kepalanya di bahu bathup.
" Astaga ini perempuan, dimana - mana bisa tidur? kalau masuk angin gimana coba!"
Joe langsung mengosongkan air didalam bathup, dan akhirnya dia melihat kembali tubuh polos Raras.
Seketika Simon langsung masuk kedalam bathup sambil tersenyum licik, dia kembali merasakan dua bukit yang kini menjadi candu baginya, saat dia menikmatinya banyak ide-ide cemerlang yang muncul didalam otaknya, dan si empunya pun tidak merasa terganggu, malah keenakan seperti dipijit kayaknya dalam mimpi ditidurnya.
Dan saat Junior Simon sudah ingin mendarat dipacuannya kembali, akhirnya Raras terbangun.
" Haaah... bapak! ngapain bapak disini hah?"
Raras langsung menutupi apa yang bisa dia tutup dengan tangan.
" Hehe.. mau ngulang adegan tadi malam lagi."
Ucap Simon tanpa basa - basi.
" Enak saja..! udah bikin aku gempor, sakit kagak dibantuin, mau nambah terus? ogaaaahhh! awass.. aku mau mandi..!"
Raras mendorong kesal tubuh Simon yang langsung kusut, keluar dari kamar mandi sehingga perkututnya kembali melemas perlahan.
Kurang lebih lima belas menit Raras menyelesaikan ritual mandinya, dan saat dia membuka pintu, lagi - lagi dia dibuat terkejut dengan sosok Simon.
" Astaga bapak..? kenapa tidak memakai baju sih! suka sekali buat orang jantungan deh!"
Raras memalingkan wajahnya yang sudah merona merah kembali.
" Aku belom mandi, nungguin kamu lama banget, mau mandi bareng diusir! sekarang salah lagi? haaah.. jadi lelaki memang selalu salah dimata semua wanita!"
Simon berlalu melewati Raras yang terbengong sambil mengomel sendiri.
" Astagaa...! dia manusia model apaan sih? kan bisa pake boxernya yang tadi dulu, kenapa mesti begitu!"
Raras merapikan tempat tidur yang sudah seperti kapal pecah itu dan memunguti baju mereka yang berserakan dilantai.
" Ra... kamu laper kagak?"
Tanya Simon saat keluar dari kamar mandi dengan aroma tubuh yang maskulin dan hanya berbalutkan handuk dipinggangnya, memamerkan dada kotak-kotak ditubuhnya.
" Pakai dulu ini!"
Raras segera menyodorkan baju ganti buat suaminya, takut pula dia khilaf dan menerkam Simon duluan saat melihat keseksian tubuh Simon.
Tulilut..
Hp Simon berbunyi, segera dia mengambil ponselnya diatas nakas.
" Heemm ya! ada apa Mark?"
Jawab Simon sambil mengancingkan kemejanya dengan susah payah, karena satu tangannya memegang posel ditelinganya.
Raras yang notabenya gadis paling tidak tegaan mendekat dan segera membantunya, Simon hanya membalas dengan senyuman manisnya atas perhatian Istrinya.
" Maaf tuan muda, tadi malam saya lupa memberikan tips untuk anda, mereka membicarakan bisnis sampai larut malam tuan muda!"
Ucap Mark siap menerima semprotan dari big bosnya.
" Tidak perlu, tanpa bantuanmu pun jiwa lelakiku bisa menuntunku ke jalan yang benar dan menuju nikmatnya surga dunia yang tersembunyi."
Simon berucap dengan senyum yang selalu merekah mengingat keberhasilannya tadi malam tanpa bantuan Mark, tanpa sadar tangan kiri Simon membelai lembut rambut Raras yang masih mengancingkan kemejanya dengan telaten.
Astaga.. rasa apa ini? kenapa lubang kancingnya tiba - tiba mengecil sih? kenapa jadi susah begini?
Raras malah menjadi sedikit gemetaran dan grogi kembali menyerang dengan perlakuan lembut Simon.
" Wuaaaahhh... berarti sudah jebol bos? sudah mememukan harta karun ini? luarr biasaa tuan muda, akhirnya anda lulus juga sebagai pria sejati!"
Mark tertawa bahagia sambil membayangkan bagaimana reaksi big bosnya saat menjebol gawang.
" Apaah! jadi maksudmu dulu aku bukan pria sejati? apa gajimu terlalu tinggi selama ini? mau aku potong sembilan puluh sembilan persen kah!"
Nada suaranya sudah naik satu oktaf, matanya sudah melotot, dan itu membuat Raras kembali ke dunia nyata dan segera menyelesaikan tugasnya.
Ini baru pak Simon, galak dan suka berbicara sesuka hatinya, kalau lembut kayak tadi kan aku jadi merinding sendiri.
Raras segera beralih ke meja rias, sedikit bersolek agar wajahnya tidak pucat, dia menggunakan dress berwarna soft pink dan highhils, menyempurnakan kecantikannya siang ini.
" Ayok kita cari makan?"
Raras segera bangkit dari duduknya, perutnya sudah protes sedari tadi minta diisi.
Tak lama mereka sudah sampai di restoran mewah dan elit, viewnya pun sangat mengagumkan, seakan Simon tahu apa yang disukai istrinya, tempat makan yang terbuka dengan pemandangan kota Paris yang sangat indah dipandang mata.
" Good afternoon sir, welcome to World Restaurant, How may I help you?"
Ucap salah satu pelayan restaurant tersebut.
" Can I have a table for two person please?"
Ucap Simon dengan mata melihat suasana sekitar.
" Yes sir! Come this way please."
Pelayan itu dengan ramah menunjukkan tempat yang kosong.
" Thank you."
"Are you ready to order now, sir?"
Senyum pelayan itu tidak pernah pudar saat melihat ketampanan Simon yang terlihat cool.
" Yes, what’s special today?"
Simon malas untuk membuka menu.
" Today's special is grilled salmon dan seafood spaghetti."
Pelayan itu menunjuk menu andalan mereka.
" Kamu mau makan apa sayang?"
Ucap Simon memandang wajah Raras yang sedari tadi terdiam.
Degh!
Raras masih saja sering terkejut saat Simon memanggilnya sayang, terkadang dia lembut, terkadang dia kasar, seakan dia punya dua kepribadian ganda.
" Samain aja, sama punya bapak."
Ucap Raras sambil mengenggam ujung dress yang dia pakai.
" Ciiihh.. sok jaim, biasa juga pesen banyak!"
Simon mengejek dengan wajah datarnya.
Tuh kan? udah mulai lagi sablengnya, baru juga mau bilang sweet, udah dibikin enek lagi dah.
" Hmmn, oke, I'd like two the grilled salmon."
Ucap Simon masih dengan wajah datarnya.
" Ok sir, wait a minute."
Pelanyan tadi segera membuatkan pesanan mereka.
Mereka berdua terdiam saat menunggu pesanan mereka, terhanyut dalam lamunan masing - masing, tiba - tiba Simon tersadar akan sesuatu.
" Ra..!"
" Hemm.."
" Raras?"
" Iya pak? ada apa?"
" Kesannya jadi aku kayak bapakmu nggak sih? coba lihat deh pasangan yang didepan sana? mereka bisa panggil dengan sebutan sayang? kenapa kamu tidak?"
Simon ternyata sedari tadi merenungkan hal itu.
" Emm.. e.. mungkin dia sudah terbiasa, hehe..!"
Raras bingung harus menjawab apa.
" Kalau begitu kamu biasakan lah!"
Simon menautkan kedua alis yang tebal itu.
" Mungkin lidah saya belum terbiasa pak!"
Lidahnya terasa kelu ingin berucap, padahal dengan semua kekasihnya terdahulu dia terbiasa, namun saat dengan Simon semua terasa sulit.
" Kamu ini, jadi cewek kagak ada romantis-romantisnya, heran deh!"
Simon bersidekap memalingkan pandangannya, merasa tidak terima.
" Diih.. emang keromantisan dalam sebuah hubungan itu diukur dari nama panggilan apa? kayak bapak romantis ajah!"
Umpat Raras tidak mau kalah, dia juga memalingkan pandangannya sampai pelayan tiba menghidangkan makanan yang mereka pesan.
" Ya iyalah.. emang aku kurang romantis gimana coba? aku sering panggil kamu sayang, atau kamu mau shoping? mau beli berlian? atau mobil? atau apa? setelah makan kita berangkat!"
Simon berkata dengan berapi-api.
Bener-bener nih cowok? kalau bukan anak mamah Mirna nih, udah aku tukar tambah dia ama tukang sales, mereka lebih pandai berucap manis saat nawarin panci!
" Yawda.. jadi bapak mau aku panggil apa? Beib gituh?"
Raras mencoba mengalah, daripada nanti rasa salmon panggang yang dia pesan berubah menjadi rasa tempe kan kagak lucu ya kan?
" Emm.. kedengarannya bagus."
Simon mengganguk sambil memotong daging salmon dipiringnya.
" Okey Beib... aah jadi inget sopir bus yang sering ngasih aku tiket gratis kalau ke kampus dulu deh!"
Raras tersenyum jahil sambil memandangi Simon yang wajahnya tiba-tiba berubah menjadi tatapan horor.
" Kok sopir bus sih!"
Simon menajamkan pandangan ke arah Raras yang masih tersenyum.
" Karena namanya Beni, lebih enak dipanggil Beib, apalagi dia baik banget orangnya, lembut kagak pernah galak orangnya mah, perhatian juga malah!"
Raras makin mengembangkan senyumannya, saat membayangkan sopir bus itu, padahal mang Beni tampangnya serem kayak tampang preman, tapi emang Raras tidak pernah bayar kalau naik bis miliknya.
Tiba-tiba Simon menarik piring didepan Raras.
" Loh kok diambil makananku, haiisss... bercanda pak, masak gitu aja ngambek sih!"
Raras menahan piring didepannya.
" Lepasss...!"
Ucap Simon sambil memelototkan kedua bola matanya.
" Ckkk.. bapak mah pelit! awas aja entar, nggak aku kasih jatah!"
Raras menyandarkan tubuhnya dikursi dengan kesal.
" Nih.. udah aku potongin, tinggal makan aja!"
Ucap Simon mengganti piring Raras dengan piring miliknya, dia sengaja memotongkan salmon panggang untuk Raras.
Mata Raras langsung berbinar, senyumnya merekah, pantas saja dari tadi dia cuma motong saja, belom memakannya.
" Hehe.. ternyata Abang boleh juga?"
Raras langsung menyantap hidangannya dengan senyum ceria.
" Kamu panggil apa?"
" Abang ku sayangggg..."
Simon memalingkan wajahnya, menyembunyikan senyuman yang akan terbit diwajah tampannya, seketika bunga-bunga bermekaran disekelilingnya, bahkan kupu-kupu cantik berterbangan dimana-mana, menari dengan indahnya.
Di khayalanku... 😁
Tunggu ke uwuwwan mereka lagi ya gaes?
Jangan lupa tinggalkan VOTE buat othor ya sayang?