🚨Warning 🚨
Dapat menyebabkan keram pipi, sakit perut, guling-guling dan hal aneh lainnya.
Bersembunyi lah dari jangkauan orang lain!!!!
Bercerita tentang pernikahan yang diawali oleh sebuah perjodohan. Cerita biasa yang sering kita baca bukan???
Tapi disini mereka adalah sepasang manusia yang memiliki sifat yang saling bertolak belakang...
Zee yang memiliki sifat humoris, pecicilan, rusuh dan selalu membuat masalah harus dijodohkan dengan Guntur yang memiliki sifat dewasa, dan tidak banyak tingkah, hidup layaknya orang pada umumnya.
Siapakah diantara mereka yang akan berubah setelah menikah?
Akankah Zee yang menjadi dewasa, ataukah Guntur yang ketularan somplak seperti istrinya?
Selamat senam wajah gratis Pemirsaaaaahhh...🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Irene
Hari ini Zee maupun Guntur tak ada yang keluar pergi dari apartemen mereka. Guntur memilih menemani Zee yang kini tengah tertidur, karena lelah menangis. Hingga siang itu Guntur masih belum tau penyebab istrinya menangis. Sekitar pukul sebelas siang Zee keluar dari kamar, sedangkan Guntur sedang melakukan telepon, dengan laptop di pangkuannya.
Melihat istrinya keluar dari kamar dia pun segera memutuskan sambungan teleponnya yang sepertinya telpon dari Dimas, asistennya di kantor yang juga sahabatnya.
"Kamu udah bangun?"
Zee hanya mengangguk, dia tidak tahu harus bersikap seperti apa.
"Makan yuk, aku udah delivery tadi." Guntur berusaha biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa tadi pagi.
Satu persatu lauk di pindahkan ke dalam mangkuk dan piring oleh Guntur. Masih tak ada kata-kata yang keluar dari mulut Zee, tidak seperti biasa, dia seperti sedang makan seorang diri. Dan mereka makan tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya.
"Kak, ada yang mau aku omongin." Kata Zee ketika melihat suaminya kembali dari dapur setelah mencuci piring bekas makan mereka. Karena memang Zee konsisten untuk tidak pernah mau mencuci piring kotor. Jijik katanya. Aneh memang.
"Kalo kamu belum siap nanti aja, aku bisa nunggu sampe kamu bener-bener siap." Kata Guntur yang memilih duduk disamping istrinya. Kemudian mengecup bibir Zee, sudah tidak ada penolakan lagi. "Maafin aku ya!"
"Irene itu siapa?"
Deg...
Sebuah pertanyaan dari bibir mungil Zee, seperti mengorek kembali luka yang sudah hampir mengering.
Tersirat raut keterkejutan dari wajah suaminya, itu yang Zee tangkap ketika pertanyaan itu berhasil melesat keluar dari mulutnya.
"Kamu tau dari siapa?" Karena seingatnya tak seorang pun yang tahu mengenai Iren. Dia juga tidak pernah memperkenalkan gadis itu kepada keluarganya, kecuali beberapa sahabatnya dan itu pun tidak mungkin mereka menceritakan kisah cinta dia dan Iren, sebab semua sahabatnya tahu jika dia sudah menikah dengan Zee.
"Bukan dari siapa. Tapi dari mana aku tahu soal Iren! Aku liat surat cinta dari cewek itu buat kamu. Aku liat beberapa barang yang sepertinya dari perempuan itu buat kamu. Aku liat beberapa lembar foto mesra kamu sama dia. Bahkan aku liat foto kalian yang lagi ciuman di depan Opera House di Sydney"
"Dia mantan aku waktu di Aussie." Guntur mulai menjawab dan akan mulai bercerita siapa sosok Iren sebenarnya.
"Dia perempuan yang pernah sangat aku inginkan dan aku cintai." Terlihat kesedihan ketika Guntur mulai mengawali ceritanya. "Awal mula kita ketemu waktu aku ikut lomba olimpiade fisika di SMA, kita dari sekolah yang berbeda, terus aku sama dia bisa melewati babak penyisihan dan kita berdua dikirim ke Jepang untuk mewakili Indonesia. Dari sejak itu kita mulai menjalin komunikasi, hingga akhirnya aku lost contact sama dia karena dia melanjutkan studinya ke luar negeri. Tapi kita dipertemukan kembali waktu aku ikut lomba matematika di Singapura dan kebetulan dia peserta lomba juga. Dan waktu itu, itu adalah takdir dari Allah agar aku sama dia bisa bersatu. Komunikasi kita akhirnya berlanjut, dan waktu aku bilang mau nerusin S2 aku di Aussie, dia juga ikut aku untuk nerusin sekolahnya ke Aussie dan kebetulannya lagi kita ngambil universitas yang sama walaupun beda fakultas. Disana kita akhirnya resmi pacaran sampe Kakek nyuruh aku pulang untuk nikahin kamu. Aku mutusin dia secara sepihak, dan dia bener-bener ga terima, seperti yang kamu baca di suratnya, dia ga terima sedih dan kecewa begitu pun aku, mana bisa sih kita ngelupain begitu aja orang yang udah kita sayangi selama lebih dari 5 tahun. Bohong kalo aku bilang aku ga sakit hati atau kecewa. Tapi aku mau ga mau aku harus milih kamu jadi istriku, aku berusaha keras buat bisa nerima kamu jadi bagian hidupku. Cinta memang ga bisa dipaksakan, tapi aku memaksa diriku untuk berusaha mencintai kamu." Ada kegetiran dari setiap kata yang dia ucapkan.
Zee hanya terdiam dan sesekali air matanya menetes mendengar setiap kalimat yang terlontar dari mulut suaminya dan melihat setiap ekspresi yang tergambarkan dari raut wajahnya. Tak sepatah katapun yang bisa Zee ucapkan. Dia merasa ada yang menghalangi tenggorokannya, hingga rasanya sakit sekali walaupun hanya sekedar untuk menelan ludahnya.
"Jangan nangis lagi ya!" Sambil memeluk tubuh Zee. "Sekarang kamu masa depan aku, kamu tanggung jawab aku. Mungkin itu takdir yang harus aku dan dia lewati. Aku juga selalu berharap dia dapetin jodoh yang terbaik kayak aku dapetin kamu." Zee hanya memukul punggung suaminya mendengar rayuan gombal yang bisa-bisanya keluar disaat seperti ini.
"Udah ah, jangan nangis lagi, jadi jelek liat deh muka kamu." Membuka aplikasi kamera di HP-nya yang menunjukkan mata Zee yang bengkak akibat menangis.
"Kamar yuk! Kita bikin ponakan buat si Flo."
"Aaaaaaaahhh,,,kenapa sih ujung-ujungnya pasti kesitu sih?"
Mampir thor aku suka Novel kocak kayak gini..🙋🙋