Gadis Badas Milik Kaisar Galaxy

Happy Reading...

Hari telah berganti, setelah babak penyisihan kemarin kini adalah quarter final.

Baik tim putra dan putri sama-sama tersisa 8 tim.

Kali ini Tim putra SMA ID melawan SMA Angkasa Maldhini.

Sedangkan tim putri melawan SMA Brawijaya.

Lagi lagi sekolah SMA ID dan SMA Garuda terus saja mendominasi.

Hingga sore hari tiba, kandidat yang resmi masuk ke final untuk tim putra dan putri adalah dari SMA International Dirgantara dan SMA Garuda Nusantara,

Dari tribun, Verrel menyaksikan babak akhir yang menjadi kemenangan tim putra SMA ID.

"Kaisar Galaxy," gumam Verrel. "Gue akan lihat lo jatuh di depan cewek yang lo suka."

"Lo beneran mau ngejar tu cewek?" tanya steven

"Kenapa engga? Walaupun bekas Kaisar, khusus dia gue rela."

***

Disisi lain, Ardan menghela napasnya. Beberapa hari ini tubuhnya sangat lelah. Meskipun tidak ikut bertanding, tapi dia yang menjadi ketua panitia perlombaan ini. apalagi dia juga harus mempersiapkan HUT yang akan diselenggarakan setelah pertandingan final selesai.

Saat ini Ardan sedang duduk di kursi miliknya di ruang osis. Pertandingan telah usai hari ini, ia bisa melihat bagaimana tatapan pria saat melihat kekasihnya yang tengah bertanding.

Kalau boleh jujur dia sangat cemburu, ditambah lagi sudah beberapa hari dia sama sekali tidak menghubungi kekasihnya dan yang lebih sesaknya lagi dia tidak mencarinya.

Ardan tersenyum miris, dia tau kalau dirinya adalah seorang pendosa. Tapi apakah salah jika pendosa ini ingin egois yaitu tetap ingin Belva tetap ada disisinya.

Di sudut ruangan yang sama, Mellani tampak diam, dia hanya cuek dan membereskan barang-barangnya agar segera bisa cepat pulang.

"Mel, lo lagi kenapa sama Ardan? Kok tumben lo diam klo ada ardan?" tanya Bella, sahabat Mellani.

"...." Mellani tak menghiraukan pertanyaan itu. Justru dia seakan berkemas dengan terburu-buru.

Bella semakin tidak mengerti. Dia menyentuh lengan sang sahabat dan menatap Mellani intens. "Mel, are you okay?" tanya Bella lirih.

Pertahanan Mellani runtuh. Air matanya mengalir dengan sendirinya.

Mellani menarik Bella untuk pergi ke taman yang ada dibelakang sekolah.

"Lo kenapa Mel? Ada kaitannya sama Ardan ya?" Tanya Bella khawatir. Saat ini pandangan matanya terus saja menatap sabahatnya yang masih menunduk dengan air mata yang terus saja mengalir..

Bella menarik Mellani kepelukannya. "It's okay kalo lo ngga mau cer.."

"Gue udah tidar sama Ardan." potong Mellani.

Bella terpaku sebentar, dia melepaskan pelukan itu lalu menatap Mellani. Ia ingin mencari kebohongan di mata sahabatnya ini tapi dia tidak menemukan itu sedikutpun.

"Awalnya gue yang njebak dia. Pas gue bikin CF itu, itu pertama kalinya gue tidur sama dia. Gue udah kasih obat perangsang ke minuman dia saat dia nganterin gue ke apart. "

"Wait wait wait," potong Bella. Ia sedikit menghirup udara disekitarnya. "Pertama kali? Jadi maksud lo ada yang ke dua dan ketiga?"

Mellani mengangguk lemah.

"Jadi dia tau kalo lo nggak vir.."

"Ya" potong Mellani

"Lo udah terlalu jauh Mel. Gue tau Ardan. Dia cinta banget sama Belva, yang gue nggak habis fikir, kok bisa dia ngelakuin itu berkali-kali sama lo?"

"Karna dia ngebayangin Belva pas maen sama gue."

"Fuck." umpat Bella. "Dan lo terima?"

"Awalnya gue kira itu cuma terjadi pas dia dipengaruhi sama obat setan itu. Tapi ternyata gue salah Bella. Gue tetap jadi bonekanya dia sedangkan fikiran dan fantasinya dia itu Belva. Gue sakit La." Mellani terisak. "Dan 2 kali terakhir ini dia kasar sama gue karena dia sama Belva lagi berantem dan gue yang jadi pelampiasannya. 2 kali gue diperkaos La. Dia paksa gue, Sakit, gu..gue pengen pergi aja." tangis Mellani pecah.

Bella meraih Mellani. ia mencoba menenangkan sahabatnya itu.

"Ayok. Kita keluar dari sini. Toh ini masih awal pelajaran baru kan. Kita bisa cari sekolah lain." ucap bella.

"Lo serius La?"

"Ya.. Lo sahabat terbaik gue. Tapi gue minta tolong banget sama lo buat stop cinta sama Ardan, Lo berhak dapat cowok yang lebih baik dari pada dia. Dan buat lo sama Belva, berhenti ganggu dia. bukan gue ngejudge lo, tapi bisa jadi ini karma karena kita sering cari masalah sama dia."

"Tapi gue malu, Bella." Lirih Mellani.

"Nggak sekarang nggak papa. Nanti juga nggak papa." Bella mengelus kepala sahabatnya. "Pulang yuk. Gue sekalian mau main ke rumah lo, kita udah lama kan nggak nginep bareng."

"Makasih ya udah mau dengeri gue La."

TBC

See you pappai...