NovelToon NovelToon
Akad Yang Tak Kuinginkan

Akad Yang Tak Kuinginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikah Kontrak
Popularitas:15.9k
Nilai: 5
Nama Author: Shinta Aryanti

Jingga Nayara tidak pernah membayangkan hidupnya akan hancur hanya karena satu malam. Malam ketika bosnya sendiri, Savero Pradipta dalam keadaan mabuk, memperkosanya. Demi menutup aib, pernikahan kilat pun dipaksakan. Tanpa pesta, tanpa restu hati, hanya akad dingin di rumah besar yang asing.

Bagi Jingga, Savero bukan suami, ia adalah luka. Bagi Savero, Jingga bukan istri, ia adalah konsekuensi dari khilaf yang tak bisa dihapus. Dua hati yang sama-sama terluka kini tinggal di bawah satu atap. Pertengkaran jadi keseharian, sinis dan kebencian jadi bahasa cinta mereka yang pahit.

Tapi takdir selalu punya cara mengejek. Di balik benci, ada ruang kosong yang diam-diam mulai terisi. Pertanyaannya, mungkinkah luka sebesar itu bisa berubah menjadi cinta? Atau justru akan menghancurkan mereka berdua selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shinta Aryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembalasan Jingga…

Jingga keluar dari toilet dengan wajah yang sudah kembali tenang. Lipstiknya ia poles tipis lagi, senyum lebar menghiasi bibirnya. Ia berjalan seolah tak mendengar apa pun tadi, seakan baru saja keluar dari ruang make-up artis, bukan dari bilik kecil tempat telinganya dihujani gosip keji. Gaun emerald-nya berkilau setiap kali lampu kristal di langit-langit menyentuh kain satin itu.

Beberapa pasang mata langsung menoleh, lalu bisik-bisik mulai terdengar lagi. Tapi kali ini lebih tajam, lebih kejam.

“Itu dia si makan teman,” bisik seorang perempuan berkacamata, pura-pura merapikan rambutnya.

“Rebut pacar sahabat sendiri. Katanya sampai nawarin tubuh segala, biar Kevin ninggalin Lidya,” sahut temannya dengan nada sinis.

“Habis itu malah dibantuin sama Lidya dapet kerjaan enak, bisa gaya pakai baju mahal. Padahal dulu, jangankan beli baju, bayar SPP aja sering nunggak.” Suara tawa menyalak pendek, menusuk telinga.

Jingga masih tersenyum. Ia duduk di kursi yang agak ke tengah ruangan, menata lipatan gaunnya rapi, lalu menyilangkan kaki dengan anggun. Senyum manisnya tidak goyah sedikit pun, meski matanya sesekali melirik ke arah Lidya dan Runa yang duduk di meja kehormatan.

Lidya menyandarkan punggung dengan santai, bibirnya melengkung puas. Runa ikut tersenyum licik, meneguk wine merahnya dengan gaya seperti aktris sinetron. Mereka yakin, seperti yang sudah-sudah, Jingga tak akan melawan. Gadis itu selalu memilih diam, menerima semua hinaan, menutup luka tanpa pernah membuka aib orang lain.

Namun malam ini ternyata berbeda.

Tiba-tiba, cipratan dingin terasa di kulit kepala Jingga. “Byurr!”

Air putih disiramkan begitu saja oleh seorang perempuan, salah satu pengikut setia Lidya—yang berdiri tepat di belakangnya.

Semua orang terkejut. Suasana riuh langsung terhenti. Gelas yang dijatuhkan seseorang berbunyi nyaring di lantai, dentingnya memecah keheningan.

“Ya ampun! Kenapa tuh?” seru seorang pria panik.

Para lelaki buru-buru bangkit, ada yang menyodorkan tisu, ada yang mengambil sapu tangan, ada pula yang menyerahkan jasnya. “Jingga, sini aku bantu…”

Sementara itu, suara tawa pecah keras-keras dari sisi wanita. Lidya menutup mulut pura-pura sopan, tapi bahunya terguncang menahan geli. Runa bahkan menepuk-nepuk meja, wajahnya merah karena menahan tawa puas. Beberapa perempuan lain ikut cekikikan, menikmati momen itu seakan menonton drama favorit.

Wajah Jingga menegang. Air menetes dari rambut bergelombangnya, membasahi bahu gaunnya yang mahal. Tangannya perlahan mengepal. Dalam kepalanya berkelebat wajah Nisa, teman sejatinya, yang berkorban waktu, tenaga, dan biaya agar ia tampil sempurna malam ini. Semua usahanya dihancurkan hanya karena fitnah busuk.

Nafasnya memburu. Senyumnya lenyap.

Lalu terdengar suara pedas menusuk dari meja wanita. “Eh cowok-cowok, kenapa sih kalian ribut banget ngebelain dia? Jangan-jangan kalian mau gantian tidur sama dia makanya sok jadi pahlawan?”

Tawa yang tadinya meledak kembali bergema, lebih keras, lebih kejam.

“Cukup! Apa-apaan ini?!”

Sebuah suara berat menggelegar dari arah pintu masuk. Semua kepala sontak menoleh.

Seorang pria tinggi dengan jas abu-abu elegan berdiri di ambang pintu. Wajahnya masih tampan, bahkan lebih matang dari masa SMA dulu. Aura percaya dirinya membuat semua orang otomatis terdiam.

Kevin.

“Kevin?” bisik seseorang, seakan tak percaya.

“Bukannya dia tinggal di luar negeri dan katanya gak bisa ikut reunian kemarin?” suara lain menimpali.

Langkah Kevin mantap, sepatu kulitnya menimbulkan bunyi tegas di lantai marmer. Ia melangkah cepat ke tengah ruangan, melihat kekacauan yang terjadi. Dan ketika matanya jatuh pada sosok korban yang masih duduk, basah oleh air, jantungnya seakan berhenti berdetak.

“Kamu…” suaranya tercekat, matanya membesar. “Jingga?”

Jingga mendongak, keningnya berkerut. Ia mencoba mengingat wajah itu. “Kevin?”

Sekeliling langsung gaduh.

“Ya ampun, itu Kevin!”

“Seriusan dia balik? Gila, makin cakep aja…”

“Eh, bukannya Kevin sama Lidya dulu pacaran?”

Bisik-bisik merambat cepat. Sementara Lidya yang tadinya penuh percaya diri mendadak pucat. Tangannya gemetar memegang gelas, bibirnya kaku menahan panik.

“Ada apa ini?” Kevin menoleh tajam, suaranya lantang. “Kenapa kalian memperlakukan Jingga seperti itu?”

Runa, tak tahan dengan tatapan Kevin yang selalu membela Jingga sejak dulu, bangkit dengan wajah merah. “Setelah sekian lama, kamu tetap aja membelanya ya, Kev? Padahal semua orang tahu, si Jingga inilah penyebab kamu dan Lidya putus!”

Beberapa orang ikut bersuara, saling menimpali.

“Iya, bener! Gara-gara Jingga, hubungan mereka rusak!”

“Kevin harusnya sadar dong, Lidya korban di sini!”

“Dasar Jingga, dari dulu tukang rebut pacar!”

Kevin mengerutkan dahi, wajahnya benar-benar bingung. “Putus dari Lidya? Apa maksudnya?”

Ruangan hening sepersekian detik. Semua mata beralih ke Lidya.

Wajah Lidya semakin pucat, tangannya berusaha menyembunyikan kegugupan dengan merapikan rambut, lalu ia berjalan mendekati Kevin. “Kev… kamu kan baru datang? Capek pasti ya. Kita duduk dulu aja, nggak usah bahas… “

“Lepas!” Kevin menepis tangan Lidya yang berusaha menariknya. Nadanya keras, membuat beberapa orang tersentak.

Ia menatap dalam ke arah Jingga, lalu menyapu pandangan ke seluruh ruangan. Dari sorot matanya, jelas ia mulai mengerti.

“Aku tidak pernah pacaran dengan Lidya saat SMA dulu,” ucap Kevin lantang. “Justru Jinggalah orang yang aku sukai!”

Keheningan menelan semua.

Beberapa orang saling pandang, tak percaya. Gelas-gelas berhenti di udara. Tawa palsu lenyap.

Lidya menggigit bibir, wajahnya menunduk, tak berani menatap siapa pun.

Runa, dengan wajah setengah tak percaya, berteriak, “Sudahlah Kev! Berapa kali sih kamu tidur sama Jingga sampai tega berbohong demi dia? Semua orang tahu kamu pacaran sama Lidya, bahkan ada buktinya!”

Kevin mendengus, lalu tertawa pendek. “Ya ampun… kita masih membicarakan foto itu?”

“Foto apa?” tanya seseorang dari belakang.

“Foto aku merangkul Lidya, sementara Jingga berjalan di belakang kami,” jawab Kevin dengan nada dingin.

Runa mengangguk cepat. “Nah itu buktinya!”

Kevin menghela napas, menatap semua orang satu per satu. “Hari itu aku nembak Jingga. Aku minta dia jadi pacarku. Tapi dia menolak, karena tahu sahabatnya, Lidya, menyukaiku. Aku lalu merangkul Lidya untuk membujuknya, supaya Lidya meyakinkan Jingga. Karena dari awal, aku nggak pernah punya perasaan apa pun ke Lidya selain teman.”

Ruangan kembali hening. Semua pandangan otomatis beralih ke Lidya.

“Lidya… apa itu benar?” suara Runa tercekat, wajahnya memucat.

Lidya terdiam. Bibirnya bergetar, tapi tak ada kata keluar.

Bisik-bisik mulai terdengar.

“Ya ampun, jadi selama ini Lidya bohong?”

“Gila, kasihan banget Jingga.”

“Padahal bertahun-tahun dia dibully terus… ternyata salah tuduh.”

Jingga yang sejak tadi menahan diri, kini maju selangkah, menatap semua orang dengan sorot tajam. Gadis yang dikenal ceria dan jenaka itu, malam ini bersuara lantang, penuh luka yang akhirnya ia keluarkan.

“Kalian dengar sendiri kan? Setelah bertahun-tahun kalian membully aku tanpa pernah tanya dulu, hanya gara-gara fitnah yang Lidya sebarkan!” suaranya bergetar, tapi keras. Ia menunjuk tepat ke wajah Lidya.

Semua menelan ludah.

“Dan kau…” Jingga menoleh ke Runa, matanya berkilat. “Kau bawa fitnah itu sampai ke kantor. Kau bikin semua orang benci aku. Kau kira aku nggak tahu?”

Runa tertegun, wajahnya kaku, tersentak seolah ditampar di depan umum.

“Oh ya, satu lagi.” Jingga tersenyum sinis, merogoh clutch mungilnya, lalu melempar segenggam kartu nama ke udara. Kartu-kartu itu jatuh berserakan di meja dan lantai, beberapa orang refleks mengambilnya.

“Dia… Asisten Manajer Keuangan di Pradipta Grup,” bisik seseorang dengan mata membesar.

“Hah? Serius?”

“Aku kira Lidya yang bantu…”

“Tapi kalau di bantu Lidya, masa sih Jingga naik posisi jadi asisten manager sementara Lidya masih karyawan biasa?”

Jingga mengibaskan rambut basahnya, berdiri tegak. “Apa kalian semua sebodoh itu sampai percaya aku bisa sampai di posisi ini hanya karena belas kasihan Lidya? Kalian tahu nggak, sampai sekarang Lidya masih pegawai kontrak di sana.”

Geger terdengar di seluruh ruangan. Tatapan sinis kini berbalik ke arah Lidya.

“Bohong semua berarti…”

“Ya Tuhan, selama ini kita percaya gosip doang.”

Jingga melangkah mantap, meraih segelas jus dari meja, dan tanpa ragu menyiramkannya ke kepala perempuan yang tadi menyiram air padanya.

“BYURR!”

Wanita itu menjerit kaget.

Kemudian ia meraih segelas lemon tea, menuangkannya ke tubuh Runa. Runa terpekik, berdiri dengan gaun basah menempel di kulit.

Terakhir, Jingga mengambil segelas jus alpukat yang pekat, dan menyiramnya tepat ke arah Lidya. Cairan hijau kental itu mengotori gaun mewah Lidya, menetes hingga ke lantai. Lidya hanya bisa berdiri membeku, wajahnya penuh cairan, make-up-nya luntur, seluruh aura queen kelasnya lenyap.

Jingga menatap mereka bertiga dengan sorot mata membara. “Reuni harusnya ajang menyenangkan. Tapi orang-orang seperti kalian… bahkan setelah sekian lama, tetap saja memalukan.”

Ia meletakkan gelas kosongnya di meja, lalu berbalik dengan langkah anggun, meninggalkan ruangan yang hening.

Semua orang hanya bisa menatap punggungnya. Beberapa wajah tampak menyesal, sebagian lain masih tercengang, dan sisanya menunduk, sadar bahwa mereka pun pernah ikut mengolok-olok Jingga di masa lalu.

Namun malam itu, satu hal jelas:

Jingga bukan lagi gadis yang bisa diinjak. Ia pulang sebagai pemenang. Dan Kevin menatapnya penuh kagum.

(Bersambung)…

1
Purnama Pasedu
ooo,,,,savero baru tahu,,,pelan pelan ya
Purnama Pasedu
pas tahu jingga dah nikah,gimana Kevin y
Mar lina
Semoga Kak Savaro
langsung mp sama Jingga...
biar Kevin gak ngejar-ngejar Jingga
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
Nuriati Mulian Ani26
ohhh kasihan jingga
Nuriati Mulian Ani26
😄😄😄😄😄. Thor lucu banget aduhhh
Nuriati Mulian Ani26
😄😄😄😄. keren alurnya thor
Purnama Pasedu
nikmatilah jingga
Nuriati Mulian Ani26
lucuuuuuuu
Nuriati Mulian Ani26
bagusss ceritanya
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙂𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya😌
total 1 replies
Mar lina
aku mampir
Nuriati Mulian Ani26
😄😄😄😄😄 lucu menarik sekali
Nuriati Mulian Ani26
aku sangat tertarik kekanjutanya ..keren dari awal ceritanya
Halimatus Syadiah
lanjut pool
Lily and Rose: Siap Kak 🥰
total 1 replies
Purnama Pasedu
survei resepsi pernikahan ya jingga
Lily and Rose: Ide bagus… bisa jadi tempat buat mereka resepsi juga tuh Kak 😁
total 1 replies
Purnama Pasedu
kamu salah jingga
Lily and Rose: Iya, Jingga salah paham terus 😂
total 1 replies
Halimatus Syadiah
Thor up dete kelamaan ya, tiap hari nungguin trus , kl bisa tiap hari ya 👍
Lily and Rose: Siap Kak, Author update sesering mungkin pokoknya 🥰
total 1 replies
Desi Permatasari
update kak
Lily and Rose: Done ya Kak…
total 1 replies
Purnama Pasedu
ada kevin
Lily and Rose: Ide bagus 🥰
total 1 replies
Cookies
lanjut
Lily and Rose: Siap Kak
total 1 replies
Purnama Pasedu
Nisa yg lapor ya pa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!