NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 34 Hubungan Yang Dekat.

Entahlah apa yang terjadi di ruang tamu dan Arfandi tidak mengetahui sama sekali, dia hanya mendengar suara pembicaraan yang kurang jelas. Arfandi tidak peduli yang penting dia mengetahui bahwa akhirnya bersama adik dan kakaknya. Arfandi hanya menuruti Aira untuk tetap berada di kamarnya dan menutup pintu pasti harus hati-hati.

Arfandi berjalan-jalan di sekitar kamar Aira yang duduk di pinggir ranjang, tangan Arfandi membuka laci yang mengambil buku dengan sampel berwarna pink, makan saja itu buku pribadi Aira dan juga buku curahan hatinya. Arfandi tidak bermaksud untuk membaca sama sekali atau kepo dengan apapun isi buku itu.

Dia hanya melihat di bagian tengahnya yang ternyata terdapat foto. Aira ternyata tidak melupakan teman satu sekolah. Aira masih menyimpan satu foto di mana mereka semua berfoto secara bersamaan. Seperti biasa Arfandi dan Aira selalu berdampingan dengan keduanya bagaimana yang tidak pernah terpisahkan.

Jika bukan Aira berada di depan Arfandi dan maka Arfandi akan ada berada di sampingnya. Arfandi tersenyum melihat foto itu dengan menghela nafasnya, entahlah apa yang ada di pikirannya.

Akhirnya Dinda dan Tari pulang juga dari kediaman Aira. Aira sekarang membersihkan bekas makanan Tari dan Dinda dengan memungut sampah yang berjatuhan di lantai. Saat ingin ngambil sampah yang lain yang ternyata sudah diambil terlebih dahulu yang membuat Aira menoleh dan ternyata Arfandi sudah keluar dari kamar.

"Mereka sudah pulang!" tanya Arfandi membuat Aira menganggukkan kepala dan kemudian berdiri.

"Maaf kamu harus berada di kamarku cukup lama," ucap Aira merasa tidak enak.

"Tidak masalah Aira," sahut Arfandi yang membantu Aira membersihkan ruang tamu.

"Makannya juga habis," ucap Aira.

"Kamu sudah makan?" tanya Arfandi yang membuat Aira menggelengkan kepala.

"Baiklah! Kalau begitu aku akan membuatkan makanan kembali," ucap Arfandi.

"Tidak usah, kamu sebaiknya pulang saja. Aku tidak apa-apa," ucap Aira berjalan ke dapur yang membersihkan bagian kompor.

"Kamu berjanji padaku dulu, jika kamu benar-benar tidak apa-apa," ucap Arfandi yang membuat membalikkan tubuhnya.

"Aku janji tidak akan terjadi apa-apa dan jika ada sesuatu aku akan mengabari kamu," ucap Aira.

"Baiklah! Sebelum aku pulang, aku akan pesan makanan dulu. Kamu belum makan soalnya," ucap Arfandi yang tetap saja khawatir pada Aira.

"Tidak usah! Aku sebenarnya tidak lapar. Tapi Ini juga masih ada sedikit lagi," Aira yang masih melihat ada bekas spaghetti di wajan, Aira mengambil garpu dan melilitkannya.

"Ini cukup, lagi pula ini aku sudah tidak lapar tidak baik makan banyak-banyak," ucap Aira yang akhirnya menikmati spaghetti itu walau hanya sedikit.

"Kamu juga belum sempat mencicipinya, ini!" Aira menawarkan kepada Arfandi yang ternyata memang masih ada.

Arfandi menghela nafas dan menghampiri Aira. Aira memberikan garpu yang sudah berisi spaghetti kepada Arfandi, tetapi bukannya Arfandi mengambilnya dan malah membuka mulutnya yang ingin disuapi dengan sedikit menunduk.

Aira kaget dengan tingkah Arfandi dan bahkan membuatnya gugup. Tapi Arfandi tetap menunggu makanan itu masuk ke mulutnya dan akhirnya Aira menyuapinya.

"Baiklah! Kalau begitu aku pulang dulu. Kamu hati-hati di rumah," ucap Arfandi dengan mengusap bahu Aira yang membuat Aira mengangguk.

Masih dengan mengunyah makannya. Arfandi yang langsung pergi.

Aira yang tiba-tiba saja tersenyum tipis. Aira pasti merasa sangat nyaman dengan kehadiran Arfandi yang benar-benar luar biasa, baik dan sangat tulus padanya.

****

Aira hari ini berada di kediaman orang tuanya yang mana dia sedang membaringkan kepalanya di atas paha ibunya dengan menangis. Mesya tampak mengusap-usap pucuk kepala Aira.

"Kamu seharusnya cerita dari awal apa yang terjadi. Kamu lihat apa kamu sanggup menghadapi semuanya hah! Tidak bukan! Jangan seperti ini lagi Aira. Apa yang kamu lakukan bukanlah hal yang baik. Kamu tidak bisa menyelesaikan masalah kamu sendirian. Kamu pasti mempunyai orang tua, mempunyai mama dan papa dan juga keluarga," ucap Mesay memberikan nasehat kepada putrinya itu.

"Maafkan Aira. Ma! Aira sudah bertindak bodoh. Aira tidak pernah cerita dan merasa bisa menghadapi semua ini. Maafkan Aira," ucapnya.

"Sekarang jangan pernah lagi memendam perasaan sendiri, jangan pernah lagi merasa bisa menghadapi semuanya. Kamu harus tahu. Jika Mama dan keluarga sayang sama kamu dan akan membantu menyelesaikan masalah kamu," ucap Mesya.

Aira menganggukkan kepala ternyata benar apa kata Arfandi, dan keluarganya pasti akan memberikan dukungan kepada Aira. Aira saja yang selalu merasa jika dia bisa menghadapi masalahnya sendiri dan pada kenyataannya Aira tidak mampu.

***

Arfandi berada di ruangannya yang tampak sedang menandatangani banyaknya berkas.

"Ting!"

"Kamu tidak punya rencana menemaniku makan siang?" Aira yang mengirim pesan kepada Arfandi yang memotret salah satu Restaurant.

"Jika sibuk maka tidak apa-apa," lanjut Aira.

Arfandi melihat pesan itu yang membuatnya tampak senang.

Arfandi tidak membalas pesan itu yang kemudian langsung memasukkan ponselnya ke dalam sakunya menyusun berkas tersebut dan berdiri dari tempat duduknya.

Aira yang ternyata sudah memesan makanan dengan melihat pemandangan di depannya yang cukup asri, sebentar sebentar dia melihat ponsel yang tetap mati

"Apa dia benar-benar sibuk sampai tidak membalas pesanku?" tanyanya yang menunggu Arfandi.

"Huhhhh!" Aira menghela nafas yang melanjutkan makannya. Sebenarnya bagi Aira tidak masalah sama sekali, jika makan harus sendiri. Sifat introvert Aira memang tidak perlu diragukan lagi. Karena seperti itulah dirinya yang apa-apa bisa melakukan sendiri.

"Mengajak makan, tetapi sudah makan terlebih dahulu!" Aira yang tiba-tiba saja di kejutkan yang mana yang dia tunggu sudah duduk di depannya.

"Kamu datang juga?" tanya Aira.

"Hmmm. kenapa? Apa kamu menungguku?" tanya Arfandi.

"Aku pikir kamu tidak jadi datang. Karena tidak membalas pesanku dan aku berpikir jika kamu sibuk," ucap Aira.

"Kalau untuk kamu aku tidak mungkin sibuk," jawab Arfandi berterus terang yang membuat Aira tersenyum.

"Kamu mau pesan makanan?" tanya Aira.

Arfandi menganggukkan kepala.

Aira dengan senang hati memesankan makanan untuk Arfandi dan bahkan tidak bertanya pada pendingin makanan yang seperti apa. Arfandi juga tampaknya setuju setuju saja.

Akhirnya makanan Arfandi sudah datang dan juga mulai menikmati makanan tersebut

"Kamu memang khusus makan di tempat ini atau kamu habis dari mana?" tanya Arfandi.

"Aku tadi baru saja dari tempat Mama dan aku sekarang jauh lebih merasa lega," ucap Aira.

"Kenapa?" tanya Arfandi.

"Terima kasih sudah memberiku saran untuk menceritakan semuanya yang terjadi dan kamu benar keluarga akan menjadi tempat satu-satunya untuk berlindung dan mendengarkan apa yang kita rasakan," ucap Aira.

"Jadi bagaimana? Apa kamu akan pindah ke rumah orang tua kamu untuk sementara agar kamu lebih tenang?" tanya Arfandi memastikan.

"Tidak! Aku tetap ingin tinggal di rumahku dan lagi pula tinggal di rumah Mama dan Papa tidak berpengaruh sama sekali yang terpenting aku sudah menceritakan apapun yang terjadi padaku kepada mereka dan tidak ada lagi yang aku sembunyikan yang sekarang aku merasa sudah dilindungi," jawab Aira.

"Itu terserah kamu saja mau tinggal di rumah orang tua kamu atau tetap tinggal di rumah kamu sendiri. Aku berharap kamu baik-baik saja setelah ini dan apapun yang kamu pikirkan harus dibagi jangan memendam semua sendiri," ucap Arfandi yang tidak pernah berhenti memberikan saran yang membuat Aira menganggukkan kepala.

Bersambung.....

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!