Nayla sebenarnya gadis biasa saja,diusianya yang hampir kepala 3 Nayla masih hidup sendiri,tidak seperti teman-temannya yang sudah pada berkeluarga.
Karna hampir putus asa kedua orang tua Nayla berniat untuk membawa Nayla ke "G" untuk berobat ke orang pintar.
Entah kenapa sepulangnya Nayla dari kota "G" dia sering mengalami hal-hal aneh,sejak itu kehidupan Nayla tidal nyaman asa saja hal-hal aneh yang mengusiknya.
Bagaimana kehidupan Nayla selanjutnya,akan kah dia bertemu jodohnya ?
Penasarankan?Simak aja kisahnya disini,
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Maelani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Suasana puncak gunung gede begitu ramai dengan para pendaki yang sudah mulai sampai dan mendirikan tenda, hawa yang terasa begitu dingin disore hari dengan kabut yang turun tipis namun agin yang berhembus mampu membuat hawa dinginnya menembus tulang.
"kamu kedinginan gak nay"tanya adit yang melihat bibir nayla sedikit memutih
"gak dit,aku masih kuat kok"jawab nayla yang berada didalam tenda
"dit itu kok nene-nene kuat ya sampe puncak sini"tanya nayla
adit langsung mengedarkan matanya mencari sosok nene yang dimaksud nayla
"nay kamu jangan kebanyakan ngelamun ditempat begini ya"pinta adit lembut sambil mengelus rambut nayla lembut
"hemmm..ehemm enak nih pacaran dihawa dingin gini romantis" ucapan mas eko berhasil membuat aku dan adit melihat kearah asal suara secara bersamaan
"ganggu aja loe ko"ucap adit dengan nada bercanda
"nay kalo ada yang janggal yang loe liat mending jangan loe perhatiin banget bisa bahaya buat loe"tiba-tiba mas agus ikut menimpali obrolan kami sambil menyodorkan segelas coklat hangat untuk ku
"gw gak dibikinin gus"protes adit
"kalo coco bikin sendiri,berhubung nayla cewe sendiri jadi mesti dilayani"jawab agus santai sambil meminum kopinya
aku pun tersenyum mendengar ucapan agus dedangkan eko dan adit serta slamet mereka membuat sendiri.
"iya nay kayanya loe didemenin ya ama demit"ucap slamet asal
"jangan ngomong gitu napa mas nay jadi takut ni"ucapku sambil sedikit ngeri mendengar ucapan mas slamet
"tenang aja nay disini ada empat pangeran kegelapan yang bakal jagain loe"ucap mas agus bercanda untuk mengurangi rasa ketakutanku.
haripun mulai berangsur gelap hanya ada cahaya dari lentera yang menerangi tenda dari para pendaki yang bermalam
untuk mengurangi hawa dingin kamipun membuat api unggun dari ranting-ranting kecil yang sengaja kami kumpulkan.
aku pun ikut menghangatkan diri delidekat perapian.
posisiku yang menghadap tenda melihat seperti ada orang didalam sana aku pun memperhatikan satu persatu teman-temanku mereka semua ada disini lalu yang didalam sana siapa? tanyaku pada diri sendiri
nampak.bayang-bayang seorang wanita yang seperti sedang menyisir rambutnya,aku pun semakin mendekatkan diri pada mas agus yang memang posisinya berada tepat disebelah kananku.
aku tak berani menatap kedepan
"eh nay salah loe mepetnya,itu bukan adit" ucap mas slamet meledekku
"biarin kenapa sih sekali-kali masa adit melulu"jawab mas agus membalas ucapan mas slamet
"ishhh jangan punya pikiran macem-macem dong nay takut tau"ucapku pelan sambil memegang lengan mas agus erat
"elo kenapa nay?"tanya adit yang mulai terbiasa dengan keadaanku yang kadang melihat hal-hal yang goib.
aku tak mampu untuk berkata-kata mulutku seakan susah untuk dibuka.
aku hanya mampu menunjuk kerah tenda dan mereka berempatpun langsung melihat arah tanganku.
adit berdiri dan membuka pintu tenda namun tidak ada apa-apa disana.
"gak ada apa-apakan nay"ucap adit lalu duduk disisiku menyuruh agus sedikit memberi tempat.
ia pun mengambil sebotol air dan entah apa yang dibacanya lalu menuangkan sedikit air ditelapak tangannya lalu mengusapkan pada wajahku.
air yang diusapkan oleh adit terasa begitu dingin hingga wajahku terasa membeku.
"udah gak ada apa-apa nay,sekarang kamu tidur aja ya pake sleeping bag pintu tendanya dibuka aja biar kamu gak takut"ucapnya lembut aku pun menuruti ucapan adit dan berusa memejamkan mataku.
saat aku mulai ingin terlelap aku merasa seperti ada yang menarik kakiku
aku pun terkejut dan tanpa sadar berteriak adit langsung menenangkanku yang nampak ketakutan
"ada apa lagi nay"tanyanya
"ada yang narik kaki aku dit,tangan nya gede banget item"ucapku sambil meringkuk ketakutan
nampak adit menarik nafas dalam-dalam entah apa yang ada dipikirannya tentang aku saat ini.
akhirnya aku pun bisa memejamkan mata dengan dikelilingi empat pria yang selalu memperhatikanku dan aku pun sangat bahagia karena merasa diperhatikan.
Aa adit nay
Makasih