NovelToon NovelToon
Pembalasan Putra Kandung Yang Tertindas

Pembalasan Putra Kandung Yang Tertindas

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Menjadi Pengusaha
Popularitas:24.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Andreas yang bernasib menyedihkan selama bersama keluarganya sendiri.

Setelah ibunya dan kakak pertamanya membawanya pulang ke rumahnya, alih-alih mendapat kasih sayang dari keluarganya, malah dia mendapat hinaan serta penindasan dari mereka.

Malah yang mendapat kasih sayang sepenuhnya adalah kakak angkatnya.

Akhir dari penindasan mereka berujung pada kematiannya yang tragis akibat diracun oleh kakak angkatnya.

Namun ternyata dia mempunyai kesempatan kedua untuk hidup. Maka dengan kehidupan keduanya itu dia gunakan sebaik-baiknya untuk balas dendam terhadap orang-orang yang menindasnya.

Nah, bagaimanakah kisah selengkapnya tentang kisah pemuda yang tertindas?

Silahkan ikuti terus novel PEMBALASAN PUTRA KANDUNG YANG TERTINDAS!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PPKYT 033. Kenaifan Stephanie

Malam semakin larut. Langit cuma berhias taburan gemintang yang berkelap-kelip, tak ada Dewi Malam yang menemani malam ini. Atau sepertinya dia terlambat naik.

Sementara itu, antara Andreas dan Stephanie masih saling membisu, cuma berdiri diam di tempat masing-masing. Masih menatap apa yang mereka tatap; Andreas menatap nun jauh di depannya sana. Sedangkan Stephanie masih menatap Andreas dengan berbagai ekspresi.

Hal itu sudah berlangsung selama 5 menit kurang lebih. Akan tetapi kejap berikutnya...

"Nona Stephanie, jika ada yang ingin Anda bicarakan dengan saya, segeralah bicarakan! Saya harap Anda tidak menunda-nunda!"

Andreas berucap dengan nada datar. Namum sukses membuat kebisuan yang tadi bungkam langsung pecah berantakan. Sepasang mata dan wajahnya tetap menghadap ke depan, tidak bergeming sedikitpun.

Stephanie tidak lantas merespon atau menanggapi ucapan Andreas. Dia melangkah lebih mendekat ke tempat Andreas berdiri, lalu berhenti dua langkah kurang dari sosok pemuda itu.

Begitu banyak dia melihat perubahan yang terjadi pada Andreas. Badannya sudah cukup berisi, tidak kurus lagi seperti dulu-dulu. Wajahnya juga tampak cerah dan segar, tidak pucat dan kusam lagi.

Bahkan dengan penampilan Andreas yang sekarang, aura ketampanannya begitu menonjol, begitu mempesona. Dia tidak menyangka adiknya itu tenyata amat tampan, lebih tampan dari Leonard yang kebutuhannya terawat dan terpenuhi dengan baik.

Outfit yang dikenakan Andreas begitu mewah. Stelan jas yang dia kenakan Stephanie amat tahu kalau itu cukup mahal. Demikian juga jam tangan yang melingkar di tangan kiri Andre adalah termasuk merek jam tangan yang mahal.

Baru sebentar Andreas keluar dari kediaman Hendrick Grayden, sudah begitu banyak perubahan yang tampak padanya, perubahan yang positif dan baik.

Merasakan akan hal itu semua membuat Stephanie amat senang dan bahagia.

Tidak kalah senangnya, bahkan lebih senang lagi saat mengetahui bahwa ternyata Andreas telah kuliah di universitas terbaik di kota ini, di fakultas impiannya, fakultas desainer interior.

Dan Andreas sudah lulus tahun ini dengan meraih predikat yang cukup memuaskan, peringkat kedua terbaik di fakultas desainer interior.

Keberhasilan yang diraih Andreas merupakan pencapaian yang tidak mudah. Dan sungguh dia tidak menyangka Andreas mampu meraih keberhasilan itu.

Dulu memang dia termasuk orang dalam keluarga Hendrick Grayden yang meremehkan kemampuan Andreas. Namun kini Andreas dapat menunjukkan kalau dia termasuk orang yang hebat.

Sungguh Stephanie tidak menyangka.

Yang lebih hebat dari itu semua Stephanie melihat Andreas sekarang sudah memiliki keberanian yang besar, sudah berani menentang siapa saja yang hendak menentangnya. Di mana dulu Andreas termasuk orang yang penakut, bahkan culun.

Perubahan ini yang sungguh Stephanie tidak menyangka dan terasa aneh dalam pikirin gadis itu. Entah dari mana Andreas memperoleh keberanian yang mengagumkan seperti itu?

"Jika tidak ada yang ingin Anda bicarakan, saya permisi untuk pulang," kata Andreas tetap bernada datar tapi penuh kesopanan bagai layaknya prilaku orang-orang bermartabat mulia.

"Aku mengucapkan selamat atas prestasi yang kamu raih," ucap Stephanie akhirnya, bernada lembut penuh ketulusan seraya tersenyum hangat.

"Maaf, kakak baru tahu kalau kamu berkuliah di fakultas desainer interior seperti yang kamu impikan," lanjut Stephanie tanpa perduli kalau Andreas masih mengabaikannya, "dan telah lulus dengan meraih peringkat kedua...."

"Meski terlambat kakak harus mengucapkan selamat padamu, adikku...."

"Saya sudah bukan lagi keluarga Grayden, Nona Stephanie," kata Andreas seperti menegur sekaligus mengingatkan. "Saya rasa Anda sudah paham keputusan saya tadi. Jadi, saya bukan lagi adik Anda, dan Anda bukan lagi kakak saya... mulai sekarang."

"Kenapa kamu lebih membahas tentang hubungan kakak adik antara kita, ketimbang membahas tentang prestasi hebat yang kamu raih, Andre?" kata Stephanie seperti kesal, tapi bibirnya tetap tersenyum.

Stephanie seperti mencari-cari bahan agar bisa lama ngobrol dengan adik bungsunya itu. Karena dia dulu hampir tidak pernah berbicara dengan Andreas, apalagi ngobrol santai seperti ini.

Dulu, jika berbicara pada Andreas hanya sewaktu memarahinya saja. Selepas itu tidak berbicara lagi, bahkan tidak memperhatikan keadaannya. Apa sudah makan, tidur di mana, sedang apa dan di mana, sama sekali tidak memperhatikan.

Mengingat akan perbuatannya yang keterlaluan itu terhadap Andreas, Stephanie benar-benar merasa bersalah dan amat menyesal. Dan sekarang dia berusaha memperbaiki kesalahannya terhadap Andreas meskipun sulit.

Apalagi Andreas benar-benar serius memutus hubungan keluarga. Makin bertambah sulit memperbaiki hubungan kakak adik antara mereka.

Tapi Stephanie belum menyerah, akan terus berusaha meski Andreas mengabaikannya seperti saat ini. Bahkan Andreas mampu menganggapnya sebagai orang lain, sama seperti keluarga lainnya.

★☆★☆

"Ucapan selamat Anda atau apapun perbuatan Anda yang Anda anggap baik yang ditujukan untuk saya," tanggap Andreas tetap datar, "bagi saya itu semua tidak ada artinya."

"Dari dulu Anda termasuk orang yang tidak pernah menengok sisi baik saya," lanjut Andreas seolah hendak memuntahkan semua unek-uneknya kepada Stephanie, "bahkan tidak pernah memperhatikan keadaan saya, apakah masih hidup atau sudah mati...."

"Adalah mengherankan apabila sekarang Anda sok berbuat baik kepada saya, meminta maaf dan menyatakan penyesalan segala, seolah perbuatan jahat Anda yang telah lalu dapat terhapus dengan perbuatan Anda itu...."

"Jangan terlalu naif, Nona Stephanie.... Kelakuan Anda itu benar-benar lucu, tapi tidak membuat saya tertawa...."

"Kakak akui kakak memang benar-benar keterlaluan padamu waktu dulu," kata Stephanie berusaha tidak terpengaruh dengan sikap abai Andreas, "kakak sudah minta maaf dan akan selalu minta maaf...."

"Kakak janji... ke depannya kakak nggak akan pernah lagi mengabaikanmu, kakak akan memperhatikan keadaan dan kebutuhanmu. Kakak janji, Andre."

"Kenapa Anda tiba-tiba minta maaf sekarang dan menyatakan penyesalan atas semua perbuatan jahat Anda kepada saya?" tanya Andreas seakan ingin tahu. "Bukankah hal itu sesuatu yang aneh?"

"Kakak akhirnya menyadari kalau kamu ternyata nggak sepenuhnya bersalah dalam setiap kekacauan yang terjadi di rumah kita," sahut Stephanie dengan naifnya, "dan nggak sepantasnya kamu diabaikan begitu saja. Padahal kamu juga punya hak di rumah kita...."

"Tidak sepenuhnya bersalah kata Anda," Andreas menandai penggalan kalimat itu, suaranya bukan lagi datar tapi begitu dingin. "Itu artinya saya tetap ada kesalahan terhadap kekacauan yang terjadi, meskipun sedikit, begitu 'kan maksud Anda?"

"Bu-bukan begitu maksud kakak, Andre," Stephanie seperti bingung dengan ucapannya sendiri. "Kakak masih bingung terhadap kekacauan yang terjadi di mana kamu terlibat di situ. Makanya kakak...."

"Makanya Anda tidak bisa menyatakan kalau saya tidak sepenuhnya benar, begitu 'kan?" kata Andreas cepat memutus ucapan terakhir Stephanie seolah tahu kelanjutannya.

Kali ini dia berbalik menghadap Stephanie. Sikap dan tatapannya tetap masih saja datar.

Dan memang begitu kelanjutannya karena hal itu terjawab dengan ucapan Stephanie yang mengemukakan alasannya sampai berkata demikian.

"Kakak masih bingung menentukan, siapa yang bersalah di antara kamu dan kakakmu, Leon dalam setiap pertengkaran di antara kalian. Kamu pernah menamparnya tanpa sebab, bahkan tadi kamu menamparnya di depan umum...."

"Bagaimana bisa kakak menentukan siapa yang bersalah di antara kalian kalau begitu situasinya, Andre...?"

"Apakah Anda masih menganggap Leonard sialan itu adalah orang baik?" tanya Andreas ingin tahu.

"Kenapa kamu melontarkan pertanyaan aneh seperti itu?" tanya Stephanie jelas keheranan dalam kenaifannya. "Emang Leon berbuat salah apa padamu? Apa sebenarnya yang terjadi di antara kalian?"

"Jawab saja pertanyaan saya, Nona Stephanie!" kata Andreas bagai memerintah dengan nada datar dan tajam.

Stephanie terdiam sejenak, tidak lantas menjawab pertanyaan Andreas barusan seakan tengah berpikir.

"Kakak nggak melihat ada perbuatan buruk yang dia lakukan," sahut Stephanie akhirnya dengan naif.

"Baik. Itu artinya Anda menganggap adik kesayangan Anda itu adalah orang baik," kata Andreas menyimpulkan.

"Kalau begitu Anda tidak akan pernah menunaikan janji Anda sendiri kepada saya," lanjut Andreas lebih memperjelas, "kalau Anda masih menganggap Leonard adalah orang baik."

"Andre...."

"Cukup, Nona Stephanie!" Andreas langsung menyetop ucapan Stephanie. "Kita tidak usah lagi melanjutkan pembicaraan, karena pasti akan sia-sia."

"Maaf, saya sudah terlalu lama berada di tempat ini," kata Andreas lagi, tanpa memberi kesempatan Stephanie untuk bicara. "Sudah waktunya saya pulang."

"Pulang?!" seketika Stephanie terkejut mendengar Andreas menyebut kata 'pulang'. "Kamu tinggal di mana sekarang, Andre?"

"Tolong menyingkir dari situ, Nona Stephanie!" pinta Andreas tanpa menggubris pertanyaan Stephanie. "Saya hendak memundurkan mobil saya."

Tanpa memperdulikan kebingungan dan kekagetan Stephanie akan ucapannya, Andreas langsung berbalik cepat, terus menuju mobilnya yang sudah dekat.

Sedangkan Stephanie, kalau saja tidak melihat mobil Andreas yang bergerak mundur, mungkin dia masih asyik dalam kebingungan dan keterkejutannya. Ankhirnya dia cepat-cepat menyingkir agar mobil Andreas leluasa untuk mundur.

Hingga tak lama kemudian, Stephanie hanya bisa menyaksikan mobil sedan mewah milik Andreas yang berjalan keluar meninggalkan kediaman megah keluarga Hendrick Grayden.

★☆★☆★

1
Oktavian Nugroho
jasad matamu
Sunaryati
Kirain tidak dilanjutkan Thoor, tambah up nya. Ternyata Leonard pandai berkamuflase dan sikap manipulatifnya belum terlihat oleh keluarga Grayden. Selalu sukses Ndre. Jika penyesalanmu benar berusahalah dengan keras Stephanie agar dapat maaf dari Andre.
Adhie: sorry... author rada rada eror...
insyaa Allah tetap dilanjutkan...
total 1 replies
Anonymous
Ini mah seperti film pendek cina lupa judulnya apa hampir sama persis
Adhie: apa judulnya mazeh
total 1 replies
Anonymous
Kecewa 😞
Pratama windra
dendam yang membara
Yuan Li
Hendrik kamu melepas kan singa muda demi ayam kampung yg kamu pungut.....karma mulai berjalan Hendrik....
Fatimah Bajari
thor gak sabar ni
Fatimah Bajari
gk sabar nih nunggu lanjutan nya
Adhie: sabar mbak e...
total 1 replies
Amina Amina
lanjut
Adhie: lanjut...
total 1 replies
Sunaryati
Baguslah jika persusahaan Anderson dilepas perusahaan induk, malah kedepanya mudah- mudahan perusahaan Anderson semakin besar, kuat, dan berkembang pesat melebihi perusahaan induk keluarga nya.
Arafami
teruskan balas dendammu Andreas buat mereka bertekuk lutut🔥🔥
Sunaryati
Lanjuut benar-benar semakin seru. Ayo, tekan terus Hendick dan antek- anteknya. Sepertinya Hendrick juga belum merasa jika ada musuh dalam selimut di rumah dan perusahaannya.
Adhie: siaaap... mbak e
total 1 replies
Arafami
lanjutkan balas dendammu Andreas🔥🔥
Adhie: lanjut...
total 1 replies
Fatimah Bajari
thor lanjuuuuttttt 👍❤👍👍👍
Adhie: lanjut kaka...
total 1 replies
Fatimah Bajari
lanjut thor
Adhie: lanjut....
chapter 39 tunggu up ya
total 1 replies
Fatimah Bajari
mampus wiliam baru nyaho
Adhie: tenang kaka, biar pak william ambil napas dulu akibat diserang oleh andreas....
lihat saja chapter berikutnya ya...
total 1 replies
Fatimah Bajari
kerennnn
Adhie: terima kasih kaka...
total 1 replies
Sunaryati
Tujuan Tuan Anderson memang benar akan memisahkan diri, Franklin memang punya insting yang peka namun tak ada yang merespon, maka yang akan datang nikmati kekalahan- kekalahan kalian oleh perusahaan Anderson.
Adhie: maju terus mbak e
total 1 replies
Arafami
update terus Thor🔥🔥
Adhie: siap... bossku...
total 1 replies
Arafami
novel yang bagus ✍️🔥
Adhie: terima kasih....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!