Kisah cinta antara Fatimah, seorang gadis cantik yang periang dan ramah, dengan Arshaka, CEO muda tampan yang pendiam tetapi sangat menyayangi seluruh keluarganya. Dan juga kisah cinta sang kakak, Keinan dengan seorang dokter cantik yang memiliki nama yang hampir sama dengan dirinya, Keisha.
Berawal dari sama-sama saling menyukai secara diam-diam, sampai akhirnya Arshaka nekat mengajak Fatimah untuk menikah dengan dirinya, demi keselamatan Fatimah dan juga keluarganya yang lain.
Sementara Keinan yang merasa sedikit minder untuk mengejar cintanya, mengingat status sosial mereka berdua yang berbeda. Tetapi sang gadis justru terus berusaha untuk meyakinkan Keinan bahwa status sosial bukan halangan bagi mereka. Sampai akhirnya Keinan pun berusaha dengan keras untuk membuktikan kepantasan dirinya.
Bagaimanakah perjalanan kisah cinta kedua pasangan adik dan kakak ini? Apakah mereka akhirnya mampu untuk meraih kebahagiaan di dalam kehidupan pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Double Kei Jadian
Saat ini Keinan sedang duduk melamun di dalam ruangannya di kafe Awan. Keinan sedang memikirkan semua perkataan Arnelle dan Fafa ketika mereka liburan bareng di hutan wisata kemarin itu.
"Keinan, Lo itu kan cowok, gentle dikit dong. Kalau emang suka ya langsung ungkapin dong perasaan suka Lo itu ke Keisha. Keisha-nya juga biar jadi tau, ada kejelasan juga, dan nggak terus berharap kayak gini," kata Arnelle.
"Kak Keinan jadi cowok yang gercep dong. Kalau kakak emang suka sama Bu Dokter ya bilang aja langsung ke Bu Dokternya. Kelamaan tanpa kejelasan nanti kalau Bu Dokternya keburu diambil sama orang lain kakak nyesel sendiri loh," ucap Fafa juga.
Keinan membuang nafasnya gusar. Semua yang dikatakan oleh Arnelle dan Fafa memang benar, Keinan akui itu.
Dan akhirnya, setelah berpikir untuk beberapa saat serta mempertimbangkan sisi baik dan buruknya, Keinan pun memutuskan kalau dia akan menyampaikan perasaannya kepada Bu Dokter kembaran pujaan hatinya itu.
Keinan lalu mengetikkan pesan kepada Keisha, mengajak untuk bertemu, tetapi tidak di kafe Awan tentu saja.
✉️ : Assalamu'alaikum Bu Dokter kembaran. Misalkan besok aku mau ngajak ketemuan di luar bisa nggak? Bukan di kafe Awan maksudnya.
Tidak lama kemudian Keinan pun mendapatkan pesan balasan dari Keisha.
✉️ : Wa'alaikumsalam Kak Kei. Boleh Kak. Kebetulan besok aku oper shift jadi masuk siang. Jadi paginya bisa kalau Kak Kei mau ngajak ketemuan. Emangnya mau ketemuan di mana kita Kak?
Keinan tersenyum senang membaca pesan balasan dari Keisha tersebut. Keinan pun kemudian mengetikkan kembali pesan balasan untuk Keisha.
✉️ : Syukurlah kalau Bu Dokter kembaran bisa. Oke Bu Dokter kembaran besok pagi jam 9 kita ketemuan di taman kota ya.
✉️ : Oke Kak Kei. Jam 9 pagi ya.
🍃🍃🍃
Dan sesuai kesepakatan mereka berdua kemarin, pagi ini jam 9 Keinan sudah menunggu Keisha di parkiran taman kota. Keinan bahkan sengaja datang lebih awal. Sudah sekitar seperempat jam Keinan menunggu Keisha di parkiran taman kota tersebut.
Tidak lama kemudian mobil Keisha pun berhenti di parkiran taman kota. Keisha pun langsung turun dari dalam mobilnya. Lagi dan lagi, Keinan selalu saja terpesona dengan kecantikan gadis pujaan hatinya itu.
Jujur saja, ada sedikit rasa minder yang dirasakan oleh Keinan saat ini. Gadis pujaan hatinya itu sangat cantik dan pintar. Keisha juga kemana-mana selalu mengendarai mobil miliknya sendiri. Sementara Keinan hanya naik sepeda motor Ninja kebanggaannya, hasil kerja kerasnya sendiri selama ini.
Belum lagi masalah profesi. Keisha yang seorang dokter, sementara Keinan hanya seorang wirausahawan kecil. Kesenjangan inilah yang sedari dulu selalu mengganggu Keinan dan membuat Keinan merasa ragu untuk mengutarakan perasaannya kepada Keisha.
Tetapi tidak kali ini. Kali ini Keinan sudah benar-benar membulatkan tekadnya dan menguatkan hatinya sendiri. Keinan akan mengutarakan perasaannya kepada Keisha, menyampaikan isi hati Keinan kepada gadis cantik pujaan hatinya itu.
Dan meski apapun jawaban dari Keisha nanti, Keinan juga akan menerimanya dengan lapang dada. Setidaknya Keinan sudah berusaha dan memberanikan diri untuk mengutarakan perasaannya kepada gadis yang dia sukai itu.
"Assalamu'alaikum, Kak Kei. Udah nunggu dari tadi ya? Maaf ya kalau aku telat," sapa Keisha, menyadarkan Keinan dari lamunannya sendiri.
"Ah, wa'alaikumsalam Bu Dokter kembaran. Bu Dokter kembaran nggak telat kok, kan ini juga baru jam sembilan. Lagian aku juga baru datang kok, jadi belum lama nunggu Bu Dokter kembarannya," balas Keinan dengan tersenyum lembut.
"Syukurlah kalau gitu," ucap Keisha merasa lega.
"Ya udah, kita langsung masuk aja yuk," ajak Keinan kemudian.
"Oke Kak Kei," balas Keisha dengan tersenyum juga.
Keinan lalu mengajak Keisha untuk masuk ke dalam area taman kota tersebut. Setelah menemukan kursi taman yang kosong di dekat air mancur, Keinan pun kemudian mengajak Keisha untuk duduk di sana.
"Kita duduk di sini aja yuk, Bu Dokter kembaran," ajak Keinan.
"Iya, Kak," balas Keisha mengiyakan.
Keinan dan Keisha lalu duduk bersebelahan di kursi taman tersebut.
"Jadi, ada apa Kak Keinan ngajakin aku ketemuan di sini pagi ini?" tanya Keisha kemudian, menyuarakan rasa penasarannya sejak kemarin.
Keinan menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, menguatkan hatinya sendiri. Keinan pun kemudian menyerongkan tubuhnya menghadap ke arah Keisha. Keinan lalu mengucapkan basmalah di dalam hatinya.
"Bu Dokter kembaran, sebenarnya aku sengaja ngajakin Bu Dokter kembaran untuk ketemuan pagi ini karena aku mau menyampaikan sesuatu hal yang sangat penting sama Bu Dokter kembaran," jawab Keinan.
"Oh iya? Hal penting apa itu, Kak?" tanya Keisha lagi.
Jujur saja, entah kenapa tapi Keisha sendiri mulai merasa berdebar-debar saat ini.
"Bu Dokter kembaran, sejak pertama kali bertemu dengan Bu Dokter kembaran pas aku nggak sengaja juga ikut nyaut pas Clarissa panggil Bu Dokter kembaran di kafe Awan waktu itu, jujur saja sebenarnya aku udah langsung jatuh hati sama Bu Dokter kembaran," jawab Keinan, mulai mengutarakan perasaannya.
Deg.
Keisha merasa sangat terkejut mendengar perkataan Keinan tersebut. Keisha menjadi salah tingkah sendiri, antara malu tetapi juga senang. Karena ternyata perasaannya selama ini tidak bertepuk sebelah tangan.
"Bu Dokter kembaran, maaf kalau aku lancang karena sudah berani mengutarakan perasaanku ini sama Bu Dokter kembaran. Aku tau kalau aku bukan siapa-siapa. Dibandingkan dengan Bu Dokter kembaran, aku ini tidak ada apa-apanya. Entah itu dari segi ekonomi, profesi, kemapanan, atau yang lainnya. Aku memang tidak bisa dibandingkan dengan Bu Dokter kembaran. Dan itu juga yang selalu menjadi ganjalan di hatiku dan membuat aku ragu untuk mengutarakan perasaanku sama Bu Dokter kembaran," kata Keinan, panjang lebar.
Keisha kembali merasa terkejut. Ternyata selama ini Keinan berpikir sampai sejauh itu.
"Tetapi ya mau gimana lagi, namanya juga rasa suka, kalau udah muncul dan tumbuh nggak bisa buat kita pungkiri lagi. Itu kenapa aku memberanikan diriku sendiri pada hari ini untuk mengutarakan perasaanku sama Bu Dokter kembaran. Aku suka sama Bu Dokter kembaran," lanjut Keinan.
Keisha tersenyum dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca saat ini.
"Kak Keinan kenapa berpikiran sampai sejauh itu? Bukankah cinta itu tidak memandang status sosial, pendidikan, profesi, atau apapun itu? Dan juga, bukankah kita semua ini di mata Allah Subhanahu wa ta'ala itu sama kedudukannya? Yang membedakan adalah tingkat keimanan dan ketakwaan kita. Lalu kenapa Kak Keinan memiliki pemikiran seperti itu?" ucap Keisha, berusaha membesarkan hati Keinan.
Keinan tersenyum kecil. Semua yang dikatakan oleh Keisha itu memang benar.
"Dan juga, sebenarnya aku juga suka kok sama Kak Keinan," lanjut Keisha dengan sedikit malu-malu.
Wajah Keinan seketika berubah menjadi berbinar. Senyuman juga langsung menghiasi wajah Keinan.
"Sungguh? Bu Dokter kembaran juga suka sama aku?" tanya Keinan seakan masih belum percaya.
Dengan menundukkan wajahnya malu-malu, Keisha menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Yes!" pekik girang Keinan secara spontan dengan mengepalkan kedua telapak tangannya.
Keinan merasa sangat senang sekali karena ternyata gadis pujaan hatinya itu juga memiliki perasaan yang sama dengan dirinya.
"Jadi, Bu Dokter kembaran mau kan jadi pacar aku?" tanya Keinan kemudian, setengah menuntut.
"Ya tapi manggilnya jangan Bu Dokter kembaran lagi dong, Kak," pinta Keisha dengan mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Keinan.
"Iya-iya, oke. Ekhem, Keisha, kamu mau kan jadi pacar aku?" ulang Keinan sekali lagi, kali ini dengan memanggil nama Keisha.
"Iya Kak Kei, aku mau," jawab Keisha, kembali malu-malu.
"Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin," ucap syukur Keinan dengan tersenyum senang dan mengusap wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.
Keisha ikut tersenyum, apalagi ketika melihat reaksi Keinan yang begitu ekspresif memperlihatkan kebahagiaannya tersebut. Dan begitulah, akhirnya mulai pagi hari itu, Keinan dan Keisha pun resmi berpacaran.
ternyata papa dan opa nya Darren mengetahui semua apa yang di lakukan Darren dan apa yang Darren lakukan ke shila
Darren bener" gak ada otak ya bisa" nya acara keluarga shila saja dia sampai lupa dan dia lebih mentingin Evelyn
selamat buat kesya dan shila ya
wah wah shila sama Darren udah beneran menjadi suami istri kah ini