WARNING!!! BIJAKLAH MEMBACA!!! NOVEL 21+!!! JIKA TIDAK SUKA SKIP SAJA . MARI SALING MEMPERMUDAH URUSAN ORANG LAIN MAKA HIDUP ANDA PASTI JUGA AKAN DI MUDAHKAN OLEH TUHAN.
Laura Elsabeth Queen tidak menduga ia akan bertemu kembali dengan Zafran Volkofrich mantan kekasihnya, di acara ulang tahun teman sekelas mereka, 10 tahun yang lalu mereka berpisah dengan tidak damai, orang tua Laura menentang keras hubungan mereka karena Zafran pria miskin. Zafran masih sakit hati pada Laura dan ingin membalas dendam.
Di sisi lain Laura mengetahui rahasia kedua orang tuanya setelah mereka meninggal, dan kini beban berat berada di pundak Laura.
Sedangkan Zafran pria miskin itu kini telah berubah menjadi penguasa dunia bisnis.
Bagaimana kisahnya yuk baca kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
-EPISODE 33-
Kapal telah menepi di dermaga, terlihat tempat yang tak asing bagi Laura Resort mewah milik Philip, dan semua sudah mulai turun dari kapal pesiar.
Luwis pergi tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya, sedang Zafran juga mengajak Laura untuk turun.
"Kau turunlah lebih dulu, tunggu aku di Resort, dan jangan pergi kemana-mana."
Kata Zafran.
Pria itu kemudian masuk kembali ke dalam kapal dan menuju kamarnya, terlihat Stark sudah mengemasi semua berkas dan dokumen milik Zafran, kapal pesiar sangat besar hingga Zafran membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk berjalan.
Di dermaga Laura sendirian, gadis itu melihat Jane dan ingin memanggil namun ada seseorang yang lebih cepat menyapa dirinya.
"Hei..."
Sapa Gaby dan terlihat Bertha ada di sampingnya.
"Ya..."
Jawab Laura dengan malas.
"Zafran menyuruhmu menunggu di kapal itu, ada pekerjaan yang harus kau lakukan."
Kata Gaby sembari menunjuk kapal pesiar yang lebih kecil hanya untuk 2-3orang penumpang, kapal mewah itu milik Philip.
"Benarkah?".
Kata Laura tak yakin.
"Aku akan menghubunginya dulu."
Kata Laura mengeluarkan ponselnya.
"Terserah kau saja, tapi jika aku jadi kau, lebih baik aku kesana, daripada membuat Zafran kesal dan justru akan memarahimu."
Kata Bertha.
Dengan ragu-ragu Laura menutup kembali ponselnya dan menuju kapal pesiar mini milik Philip.
"Apa Zafran mau memancing?"
Kata Laura.
Gaby dan Bertha pun ikut naik, Gaby mengawasi Laura dan Bertha berjalan menuju bagian kemudi kapal, seorang pria bertatto sudah berada di sana.
"Lakukan tugasmu dengan baik?"
Kata Bertha pada Ramon.
"Aku tidak akan mengecewakan kalian."
Jawab Ramon.
"Aku akan pergi meninggalkanmu, apa kau tidak apa-apa menunggu di sini, mungkin sebentar lagi Zafran akan turun dari kapal pesiar, tadi aku melihat Stark sudah mulai mengemasi barang-barang Zafran?"
Kata Gaby.
"Hm... Baiklah"
Kata Laura.
Laura merasa ada sesuatu yang aneh namun dengan cepat ia menepisnya, karena tahu bagaimana sikap Zafran.
Laura hendak memasuki ruangan kapal untuk melihat-lihat mewahnya kapal pesiar mini itu, namun kemudian gadis itu menoleh kebelakang karena kapal mulai bergerak, terlihat Bertha serta Gaby melambaikan tangannya di atas dermaga dengan senyuman penuh kemenangan.
"Tidakk... Apa yang terjadi!"
Laura berteriak melihat pria yang sedari tadi berdiri di ruang kemudi ternyata ia berkomplot dengan para wanita itu.
Laura terus berteriak namun terlambat, kapal telah mengapung jauh dari dermaga dan gadis itu kebingungan. Dermaga pun sudah sepi dan jarak dermaga dengan Resort terbilang cukup jauh sedangkan Zafran masih berada di dalam kapal pesiar yang berpuluh-puluh kali lebih besar dari kapal yang membawa Laura pergi.
"Apa yang kau lakukan...!!!"
Laura berteriak pada pria yang mengemudikan kapal tersebut.
"Kemana kau akan membawaku!"
Ramon hanya tertawa penuh cemooh, dan melajukan kapal itu dengan cepat.
Kemudian Laura mengeluarkan ponsel nya untuk menghubungi Zafran, namun sayang dengan cepat tangan kanan Ramon merebutnya, dan melemparkan ponsel itu ke laut.
Laura keluar dan melihat bagaimana ponsel nya terbang, alat satu-satunya yang bisa menyelamatkannya.
Gaby serta Bertha segera meninggalkan dermaga, sedangkan Zafran mulai turun dari kapal pesiar.
Zafran menuju Resort dan mencari dimana Laura namun pria itu tidak menemukan gadis itu.
"Aku sudah katakan jangan pergi kemana-mana..."
Kata Zafran jengkel dan menggertakkan giginya.
Zafran pergi mencari Luwis, dan terlihat Luwis sudah siap untuk pulang, pria itu memasuki mobil limusin mewah namun dengan cepat tangan Zafran menarik Luwis keluar dari mobilnya.
"Kemana lagi kau bawa Laura!"
Zafran geram dan hampir memukul, pria itu mencengkram baju luwis.
"Apa maksudmu?!"
Luwis tak mengerti dan mengibaskan tangan Zafran dengan kasar dari bajunya.
"Bukankah dia bersamamu!"
Jawab Luwis ketus, namun pria itu kemudian sadar dan melotot pada Zafran.
Tahu bahwa Luwis tidak membawa Laura, Zafran kemudian menghubungi Stark.
"Kerahkan semua keamanan, kalau perlu bayar orang sebanyak mungkin untuk mencari Laura."
Kata Zafran melalui ponselnya pada Stark.
Kemudian Zafran pergi meninggalkan Luwis, sedangkan Luwis juga diliputi perasaan panik dan mengurungkan niat nya untuk pulang, ia mencari Laura dan menelfon beberapa orang pula untuk ikut mencari.
"Tuan.... Saya membawa seseorang, dia petugas yang yang sedang membersihkan kapal milik Tuan Philip."
Kata Stark.
Seketika Philip terkejut, Jane masih terlihat sedih dan menangis mencemaskan Laura.
Sedangkan Edward sedang menghubungi pengawal-pengawal Zafran agar segera datang.
"Saya sedang membersihkan kapal milik tuan Philip namun ada 1 pria yang akan memakai kapal tersebut, katanya sudah dengan persetujuan Tuan Philip, lalu ada 3 wanita datang menyusul saya tidak curiga karena ada acara pesta di sini."
Kata petugas tersebut.
Zafran mencengkram kerah petugas itu.
"Lalu...!!!"
"Sa-saya melihat dari kejauhan, 1 wanita nya masih berada di kapal saat kapal sudah berlayar pergi dan 2 wanita lainnya tidak ikut kapal tersebut."
Petugas keamanan yang mencari Laura datang berlari ke arah Zafran dengan nafas terengah.
"Salah satu kapal milik tuan Philip menghilang?"
Insting Zafran bekerja dan mulai memberi perintah.
"Stark temukan Gaby dan jangan biarkan dia pergi."
"Edward siapkan helikopter!"
Stark mencari Gaby ke semua ruangan, akhirnya Stark menemukan Gaby sedang mencoba melarikan diri dan kemudian Stark menahan wanita itu.
"Brengsek, apa yang kau lakukan!!! Pengawal bodoh!!!"
"Jangan melawan atau saya akan menggunakan kekerasan."
Jawab Stark datar.
Zafran menyusuri dengan helikopter di temani Edward, Sedangkan Luwis memakai kapal lain ikut mencari Laura, terlihat beberapa kapal juga berdatangan untuk mencari Laura mereka adalah para pengawal Zafran.
Di tempat lain Ramon masih membawa Laura berlayar berputar-putar membuat Laura merasa mual, kemudian pria itu mematikan mesin kapalnya, terlihat Laura duduk menekuk kedua kakinya di sudut kapal, tubuhnya gemetar gadis itu ketakutan dan hari sudah mulai gelap.
Ramon melepas kan pakaiannya dan mendatangi Laura.
"Sudah saatnya, aku lelah berputar-putar..."
Kata Ramon tersenyum licik.
"Jangan mendekat..."
Kata Laura masih duduk dan mundur perlahan.
"Sekarang kau boleh takut tapi nanti kau akan meminta lebih."
Ramon tersenyum lagi.
Kemudian pria itu menarik kaki Laura dengan satu tarikan kasar membuat Laura berbaring di atas lantai deck kapal yang dingin.
"Aku mohon aku akan menuruti semua permintaanmu, tapi jangan sakiti aku... Jika kau mau uang, aku akan memberikan semua uangku."
Kata Laura.
Ramon tertawa.
"Aku lebih kaya darimu, dasar gadis dungu!"
Dengan kasar Ramon menyobek baju Laura, gadis itu menangis, melawan, berontak, ia tahu akan sia-sia karena berada di tengah lautan tapi ia harus berjuang.
"Ya tuhan... Ambil saja nyawaku dari pada Kau selalu menghukumku dengan kehidupan ini."
Laura menangis, gadis itu mulai kehilangan tenaganya.
"*A*yah Ibu... Maafkan aku yang tidak berbakti, maaf tentang penginapan itu, aku tidak bisa mempertahankannya... Setelah semua ini berakhir... Tunggu aku... Kita akan bersama lagi. Aku sudah tidak tahan..."
Laura mulai letih melawan kekuatan Ramon yang jauh lebih besar darinya, lelah fisik dan juga batin yang mendera gadis itu membuatnya menyerah dan terus menangis.
Melihat Laura yang mulai melemah memberi perlawanan, Ramon tersenyum penuh kepuasan. Otak pria itu sudah di penuhi oleh pikiran kotor.
"Kau akhirnya mengerti, percuma melawan, nikmati saja, aku janji akan melakukannya dengan lembut."
Kata Ramon berusaha membuka celananya.
.
.
.
~bersambung~