NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32

Arfandi tidak peduli Aira membalas perasaannya atau tidak. Jika semua perhatiannya kepada Aira hanya sebuah topeng. Mungkin Arfandi tidak akan menunggu wanita itu terlalu lama. Mengingat Dia adalah seorang pria yang sangat tampan, kaya raya dan pasti banyak wanita yang mengincarnya dan ternyata Arfandi hanya tetap pada Cinta pertamanya walau mendapatkan penolakan.

Jadi mau bagaimana Aira menolak perasaannya ada yang dia tetap ingin berada di sisi wanita itu dalam keadaan apapun.

Karena di luar hujan deras yang membuat Aira mau tidak mau masuk ke dalam rumah. Aira yang kembali duduk di sofa dan harapan di menghampirinya yang datang membawakan dua mangkok sup hangat dengan tiupan asapnya yang masih terlihat.

"Kamu makan dulu," ucap Arfandi yang membuat Aira menganggukkan kepala.

Aira yang ingin menyendokkan sup tersebut dan tiba-tiba saja Arfandi mengambil alih dan meniupnya terlebih dahulu, setelah memastikan dingin yang akhirnya Arfandi menyodorkan ke mulut Aira.

Aira membuka mulutnya tampak malu dan akhirnya menerima suapan Arfandi.

"Masih panas?" tanya Arfandi yang membuat Aira menggelengkan kepala.

"Makan lagi!" Arfandi yang kembali ingin menyuapi.

"Aku bisa melakukannya sendiri. Tidak apa-apa Arfandi!" ucapnya.

"Kamu juga sebaiknya makan," ucap Aira yang merasa tidak enak jika harus disuapi.

"Baiklah!" sahut Arfandi.

Aira dan Arfandi yang akhirnya makan bersama dengan mereka yang sama-sama duduk di atas lantai dengan makanan mereka di atas meja. Arfandi terus saja memperhatikan Aira.

"Kenapa? Apa aku seperti orang yang tidak pernah makan?" tanya Aira menyadari Arfandi terus saja melihatnya.

"Aku tidak mengatakan hal seperti itu," jawab Arfandi.

"Tetapi aku harus mengakui, jika aku memang tidak fokus makan dan bahkan tidak memikirkan tentang makanan saat masalah ini datang bertubi-tubi. Kamu benar Arfandi aku tidak mencintai diriku sendiri sehingga menyiksanya seperti itu," ucap Aira.

"Kalau begitu kamu jangan seperti ini lagi. Kamu harus mencintai diri kamu sendiri agar orang lain bisa mencintai kamu," ucap Arfandi yang membuat Aira menatapnya serius.

Bagaimana tidak laki-laki yang berbicara cinta itu adalah laki-laki yang berdebat dengannya yang secara terang-terangan mengatakan suka padanya.

Seketika suasana itu begitu canggung yang membuat Aira kembali fokus pada makanannya dan begitu juga dengan Arfandi. Karena pembicaraan itu bisa semakin panjang.

Arfandi benar-benar sangat betah menjaga Aira. Bahkan dia menghabiskan malam yang sudah menunjukkan pukul 12.00 malam.

Aira yang tampak tertidur di sofa dengan kedua tangannya diletakkan di bawah pipinya yang sebelumnya diselimuti Arfandi dan sementara Arfandi duduk di depannya dengan kedua tangannya saling mengatup diantara kedua pahanya yang terus memperhatikan Aira.

Aira tadi sudah menyuruh Arfandi untuk pulang dan ternyata Arfandi tidak mau karena takut terjadi sesuatu pada Aira. Jadi dia tetap menjaga wanita yang dia cintai itu.

Arfandi menyandarkan tubuhnya di kepala sofa dan memejamkan matanya. Dia juga cukup merasa lelah yang seperti mengurus anak kecil yang membuatnya begitu capek yang akhirnya tertidur dengan mata terpejam.

Tidak lama Aira membuka matanya dan melihat Arfandi yang memperlihatkan wajah teduh yang benar-benar begitu sangat tulus.

Flashback

" Aira!" langkah Aira terhenti di koridor sekolah saat namanya dipanggil yang membuatnya menoleh ke belakang. Pria tampan memakai seragam sekolah yang sangat rapi berlari menghampirinya.

"Ada apa, Fan?" tanyanya dengan dahi mengkerut.

"Ini aku sudah menyiapkan tugas proposal yang diminta oleh Bu Intan," ucap Arfandi memberikan kliping kepada Aira.

"Serius?" tanya Aira tampak tidak percaya.

"Lihat saja," sahut Arfandi.

"Ya, ampun ternyata benar. Aku takut sekali mendapatkan masalah dari bu Intan. Kamu tahu sendiri tugas ini adalah tanggung jawab gua dan aku malah lalai mengerjakannya sehingga waktunya tidak sempat. Tapi kamu malah membantuku untuk menyelesaikannya," ucap Aira.

"Bukankah itu sangat wajar. Kita berdua adalah kelompok dan bukankah satu kelompok itu harus saling bekerja sama dan bukan hanya kamu yang bertanggung jawab untuk menyelesaikannya," ucap Arfandi.

"Tapi aku sudah janji sama kalian, kalau aku yang akan menyusun proposalnya setelah kita semua berdiskusi dan aku lalai dalam tugasku," ucap Aira.

"Tugas kelompok itu harus dikerjakan sama-sama dan bukan sendiri dan juga harus bertanggung jawab sama-sama. Jadi sekarang kita akan aman dari bu Intan karena kita menyelesaikan tugas ini dan semoga hasilnya baik," ucap Arfandi.

"Makasih Arfandi," ucap Aira dengan tersenyum.

"Sama-sama Aira," sahut Arfandi.

"Ya, sudah sekarang kita ke kantin?" ajak Arfandi yang membuat Aira menganggukkan kepala.

Aira yang berjalan menuju kelasnya dan tiba-tiba saja langkahnya terhenti.

"Kalau aku jadi kamu Arfandi. Aku pasti sudah nembak Aira," langkah Aira terhenti ketika namanya disebutkan.

Di dalam kelas ada beberapa laki-laki yang ternyata sedang mengobrol bahkan sampai duduk di atas meja. Salah satunya ada Arfandi yang duduk di kursi yang dikelilingi oleh ketiga temannya dan termasuk ada Bion di sana.

"Atau jangan-jangan kamu takut ditolak seperti Bion?" tanya Rangga.

"Benar banget! canggung jadinya menyatakan perasaan sama teman satu kelas sendiri dan ketika ditolak malu," sahut Bion.

"Tapi mungkin saja akhirnya memang tidak menyukaiku dan siapa tahu dia memang suka padamu.Jadi dia hanya menunggu kamu menyatakan perasaan kepadanya," sahut Bion.

"Aku tidak ingin hubunganku dengan Aira jadi berantakan hanya karena soal perasaan. Kita tahu sendiri Aira seperti apa. Dia gadis yang memiliki prinsip dan tidak ingin pacaran di saat sekolah. Mungkin saja Aira menolak Bion bukan karena apapun dan hanya karena dia tetap ada prinsipnya dan fokus belajar. Jadi percuma saja aku menyatakan perasaan kepada Aira dan seperti apa yang dikatakan bian kalau ditolak nantikan jadi canggung. Aku pasti tidak akan bisa dekat lagi dengannya," ucap Arfandi.

"Tetapi jika kalian berdua tidak memiliki status dan hanya teman tapi mesra itu sama saja bohong. Bagaimana jika tiba-tiba ada pria dari kelas lain yang suka pada Aira dan kamu tahu sendiri banyak banget laki-laki di sekolah ini yang naksir dengan Aira dari berbagai jurusan. Takutnya mereka ke duluan oleh kamu," sahut Rangga.

"Jika seperti itu ya mau bagaimana lagi, artinya akhirnya memang tidak menyukaiku. tetapi dengan begitu kami bisa tetap menjadi sahabat," ucap Arfandi yang memang sejak awal orangnya sangat santai bahkan tidak pernah merasa bersaingan dengan sahabat-sahabatnya yang dia tahu juga sangat suka pada Aira.

Aira yang mendengarkan semua pembicaraan anak-anak muda itu hanya tersenyum. Bukankah suatu kehormatan jika banyak yang menyukainya, tetapi memang akhirnya belum ingin pacaran dan ketika ada yang nekat untuk mengajaknya berpacaran akhirnya menolak mentah-mentah dan walau itu sahabatnya sendiri karena dia memang apa adanya yang tidak ingin terpaksa melakukan sesuatu.

Flashback of

Aira mengingat masa-masa di sekolahnya bersama dengan Arfandi, matanya terus menatap pria itu.

"Hanya kamu satu-satunya orang yang tidak pernah menghakimi ku. Kamu terlalu sempurna jika bersamaku," batin Aira.

Aira menyadari ketulusan Arfandi sejak awal memang tidak pernah hilang dan ternyata perasaan itu juga masih tetap ada walau sudah hampir 10 tahun.

Aira juga sudah menolak perasaan itu di saat sekarang dan ternyata Arfandi tidak pernah berhenti yang tetap berusaha dan bahkan sangat mengkhawatirkan Aira. Di saat Aira kembali diterpa masalah dialah orang yang menyelamatkan Aira.

Bersambung...........

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!