NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Calon Kakak Ipar

Menikah Dengan Calon Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: roseraphine

Pada hari pernikahannya, Naiya dengan kesadaran penuh membantu calon suaminya untuk kabur agar pria itu bisa bertemu dengan kekasihnya. Selain karena suatu alasan, wanita dua puluh lima tahun itu juga sadar bahwa pria yang dicintainya itu tidak ditakdirkan untuknya.

Naiya mengira bahwa semuanya akan berjalan sesuai rencananya. Namun siapa sangka bahwa keputusannya untuk membantu calon suaminya kabur malam itu malah membuatnya harus menikah dengan calon kakak iparnya sendiri.

Tanpa Naiya ketahui, calon kakak iparnya ternyata memiliki alasan kuat sehingga bersedia menggantikan adiknya sebagai mempelai pria. Dan dari sinilah kisah cinta dan kehidupan pernikahan yang tak pernah Naiya bayangkan sebelumnya akan terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon roseraphine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Lagi

Nada hanya tersenyum menanggapi ucapan Azka. Ia masih menatap pria itu yang terlihat begitu lahap memakan bekalnya. Entah mengapa ia jadi merasa sedih. Azka pasti sangat merindukan sosok bundanya.

"Kamu tahu, Bunda saya setiap hari pasti memasak ini. Karena di keluarga kita itu alergi daging ayam, jadi Bunda mengganti protein dengan lauk yang lain. Termasuk cumi saus padang ini."

"Alergi ayam? Padahal daging ayam enak loh, Pak," Nada tertawa mendengar fakta dari Azka. Dari sekian banyak makanan yang tidak enak, kenapa harus alergi dengan daging ayam yang notabene makanan enak menurutnya.

"Kok tertawa? Memang di keluarga kita itu alergi daging ayam kecuali bunda. Mungkin genetik dari papa," ujar Azka kemudian. Pernah suatu ketika Shaka tak sengaja memakan sosis yang berisi daging ayam hingga membuatnya sampai dirawat di rumah sakit dua hari.

"Soalnya baru kali ini saya dengar ada yang alergi ayam. Biasanya udang, atau sejenis makanan laut yang lain," ucap Nada masih menggeleng tak percaya.

"Entahlah, saya juga tidak tahu. Pokoknya kalau habis makan ayam pasti nanti demam terus muncul bintik-bintik merah di kulit. Kadang dua hari baru sembuh."

"Pantas saja Bapak gak mau saya ajak makan mie ayam waktu itu. Padahal itu makanan terenak. Sayangnya Bapak gak bisa nyobain," kata Nada dengan memasang tampang sedih yang dibuat-buat.

"Seenak apa, sih? Paling rasanya gitu-gitu aja," cibir Azka. Menurutnya berlebihan jika mengatakan mie ayam adalah makanan terenak.

"Enak banget, Pak! Kalau gak nyoba gak akan tau rasanya," jawab Nada.

"Ya udah besok sekali-kali saya coba, deh. Ta-,"

"Eh. Jangan, Pak! Nanti Bapak sakit. Saya cuma bercanda aja, kok," potong Nada. Khawatir jika Azka benar-benar mencobanya.

"Gak apa-apa. Kan ada kamu yang tanggung jawab kalau saya sakit," sahut Azka dengan entengnya.

"Kalau saya gak mau gimana?"

"Saya potong gaji kamu."

Mereka kemudian tertawa bersama dan terus mengobrol hingga tak terasa Azka telah menghabiskan makanan yang ada di kotak bekal itu.

"Rapatnya sebentar lagi deh. Kita ke ruangan aja sekarang, yuk!" ajak Azka.

Nada mengangguk kemudian mengikuti atasannya tersebut menuju ke ruangan rapat. Namun saat keduanya baru saja keluar dari ruangan, Azka melihat siluet seorang wanita yang amat sangat dikenalnya baru saja keluar dari lift.

"Vira?" gumam Azka.

-o0o-

"Setelah saya melihat presentasi kalian, maka tender kontruksi di Surabaya kali ini akan saya serahkan kepada Pak Azka dan juga tim," ucap Shaka tegas di hadapan para anak buahnya.

Mendengar hal itu, Azka dan Nada sontak berpandangan dengan senyum yang terlukis di wajah mereka. Tidak sia-sia keduanya menghabiskan waktu untuk membuat proposal yang baik demi mendapatkan kepercayaan ini. Meskipun setelah ini masih banyak yang harus dikerjakan, namun rasanya sangat memuaskan.

"Terima kasih, Pak. Kami akan bekerja semaksimal mungkin agar perusahaan ini dapat memenangkan tender tersebut," jawab Azka yakin dan penuh percaya diri.

Kemudian rapat tersebut masih berlanjut untuk membahas beberapa hambatan dan masalah penting lainnya. Naiya yang sejak tadi duduk di sebelah Regan hanya menunduk dan tak berani menatap Shaka yang sedang serius di depan sana. Ia merutuki dirinya sendiri yang tadi pagi tidak bisa mengontrol diri dan berbicara seperti itu kepada suaminya. Bisa saja Shaka tidak sengaja menyampar kopi tersebut hingga tumpah. Naiya merasa bersalah sekaligus malu.

"Baik, rapat kali ini saya cukupkan sampai di sini saja. Silakan kembali ke ruangan masing-masing."

Para karyawan mulai meninggalkan ruangan tersebut satu persatu hingga menyisakan Shaka, Regan, dan juga Naiya.

"Kalian juga silakan kembali bekerja!" perintah Shaka kepada Naiya dan Regan sebelum beranjak dari kursi dan keluar dari ruangan tersebut.

Naiya hanya memperhatikan Shaka hingga pria itu hilang di balik pintu. Ada sedikit keraguan ketika ingin mengejar Shaka dan meminta maaf kepadanya.

"Kejar sana buruan!" cetus Regan tiba-tiba.

"Maksudnya, Kak?"

Ucapan Regan barusan tentu saja membuat Naiya menoleh dengan wajah terkejut. Pria di sebelahnya ini seakan-akan tahu isi hatinya.

"Yaelah, Lo berdua lagi ada masalah, kan? Udah sana!"

"Kok Kak Regan tahu?"

"Apasih yang gue gak tahu? Apalagi suasana hatinya Shaka. Udah khatam gue. Orang dari tadi bad mood gitu."

"Tapi...."

Sebelum Naiya melanjutkan ucapannya, Regan dengan cepat menarik wanita itu ke arah pintu dan menunjuk Shaka yang masih berjalan menyusuri lorong. "Cepet kejar! Mumpung masih di sana."

Walaupun masih ragu, namun Naiya berusaha meyakinkan dirinya untuk mengejar Shaka. Sudah seharusnya ia meminta maaf kepada suaminya itu. Semoga saja permintaan maafnya tidak sia-sia.

"Kak! Kak Shaka! Tunggu, Kak!"

"Kak!"

Shaka mulai memelankan langkah kakinya ketika mendengar suara yang sangat ia kenali itu. Sedikit heran dan juga bertanya-tanya dalam hati kenapa Naiya memanggilnya. Bukannya wanita itu sedang marah dengannya? Bahkan saat rapat tadi saja, istrinya itu tak melihat sedikit pun ke arahnya.

"Kak!"

Akhirnya dengan berlari, Naiya bisa berdiri tepat di hadapan Shaka yang saat ini tengah menatapnya dengan datar.

"Ngapain kamu?"

"Aku mau minta maaf soal tadi pagi, Kak. Maaf udah marah-marah ke kamu dan nuduh kamu sembarangan."

Shaka tertegun sesaat memperhatikan raut wajah Naiya yang menatapnya penuh rasa bersalah. Bukankah seharusnya dia yang meminta maaf? Netranya kemudian melirik ke arah kaki Naiya yang terlihat memerah. Ia yakin pasti itu akibat dari kopi panas tersebut.

"Saya juga min....."

"SHAKA!"

Shaka dan Naiya otomatis menoleh ke arah suara di mana ada sosok wanita yang pernah Naiya lihat beberapa hari yang lalu.

"Vira?" gumam Shaka.

Naiya memperhatikan Vira yang berjalan mendekat ke arah mereka lalu menggandeng tangan Shaka begitu saja di hadapannya.

"Kita makan siang bareng, yuk! Aku nungguin kamu dari tadi, loh."

"Makan siang? Maaf, tapi aku ada pertemuan penting dengan klien habis ini, Vir."

"Gitu ya? Padahal aku udah nungguin kamu satu jam, loh."

"Lain kali, ya? Maaf."

Naiya yang melihat keakraban kedua orang tersebut perlahan berjalan mundur dari posisinya. Ia kemudian berbalik arah dan pergi dari sana. Entahlah, perasaannya jadi tidak menentu.

Mendengar Shaka berbicara kepada Vira dengan dengan nada yang lembut membuat dadanya terasa sesak. Sangat berbanding terbalik ketika berbicara dengan dirinya. Tersenyum saja tidak pernah.

"Ehem!"

"Astaga! Kak Regan?"

Regan hanya tersenyum dengan raut wajah tengilnya yang sama sekali tidak merasa bersalah telah membuat Naiya terkejut.

"Daripada galau mending ikut gue, yuk! Kita makan siang," ajak Regan.

"Siapa yang galau, Kak?" balas Naiya mengelak.

"Halah! Keliatan kali."

"Kamu kok masih di sini, Kak? Nguping ya?" ucap Naiya mencoba mengalihkan pembicaraan. Terlihat salah tingkah.

"Harus, dong. Mau jadi saksi bisu kisah cinta sahabat gue. Uluh-uluh...."

"Aku ke ruangan dulu ya, Kak. Permisi," pamit Naiya lalu pergi dari sana. Ia tak ingin Regan melihat ekspresinya yang semakin terlihat salah tingkah.

"Loh....eh! Nai! Naiya! Kok kabur sih?! Tunggu!" teriak Regan lalu pergi menyusul istri dari sahabatnya itu.

-o0o-

.

.

To be continued

1
cocondazo
Thor, aku udah nggak sabar nunggu next chapter.
call me sera: ditunggu yaw🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!