NovelToon NovelToon
Cinta Dan Kultivator

Cinta Dan Kultivator

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: J.Kyora

Apa reaksimu ketika tiba-tiba saja seorang gadis cantik dari planet lain masuk ke kamarmu?
Terkejut? Kaget? Ya, begitu juga dengan Nero. Hanya beberapa jam setelah ia ditolak dengan kejam oleh siswi sekelas yang disukainya, ia bertemu dengan seorang gadis mempesona yang masuk melalui lorong spasial di kamarnya.
Dari saat itulah Nero yang selama ini polos dan lemah perlahan berubah menjadi pribadi yang kuat dan menarik. Lalu membalikkan anggapan orang-orang yang selama ini telah menghina dan menyepelekannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon J.Kyora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Nero melambung tinggi, kemudian mendarat di kanopi beton, ia berada di sebuah gedung kosong bertingkat. Dengan lincah memanjat lantai demi lantai di dinding gedung tersebut. Gedung itu sedang dalam proses pengerjaan, namun sepertinya telah terbiar beberapa lama, ia merasa dirinya seperti spiderman tanpa jaring laba-laba, tidak bisa merayap, hanya meloncat dari satu tempat ke tempat lain.

Perasannya sangat gembira, hatinya berbunga-bunga, merasakan seperti memiliki semangat hidup yang menyala dan mempunyai sesuatu untuk diperjuangkan.

Langit berbintang, rembulan dan semuanya seperti terasa bersahabat dengannya malam ini. Setiap saat ia tersenyum bahagia.

...

Nero bangun pagi-pagi sekali, masuk ke ruangan dimensi dan berlatih sebentar, kemajuannya tidak buruk namun ia tetap belum bisa berlari atau bergerak bebas di ruangan itu.

Selesai latihan ia mandi dengan riang sambil bernyanyi, hatinya tidak sabar untuk segera pergi ke sekolah, menjumpai Nadia yang selalu setia menunggunya di gerbang,

Ya, Nadia selalu menunggunya di gerbang sekolah. Memikirkannya Nero menjadi sangat terharu, di dalam hati ia berjanji akan berjuang untuk Nadia, meski hari ini jarak mereka sedalam jurang, dia bukan siapa-siapa, namun suatu hari ia bertekad akan naik tinggi seperti elang, lalu semua angsa-angsa itu akan menatapnya terbang jauh tinggi di langit luas.

...

Nero memacu sepedanya di jalanan, berakrobat di trotoar kemudian pindah lagi ke aspal. Beberapa pengendara yang terganggu memakinya, namun Nero hanya cengengesan, sebentar lagi ia akan sampai di sekolah.

Namun sesampai di gerbang ia tidak melihat Nadia. Ia tidak khawatir dan melirik jam tangannya, Nero merasa seharusnya Nadia sudah datang.

Mencari tempat tersembunyi di dekat gerbang ia menyimpan sepedanya di cincin penyimpanan, lalu berdiri kembali menunggu Nadia. Beberapa siswa perempuan melewati dan menatapnya dengan malu-malu, kemudian cekikikan di antara mereka.

Sepuluh menit, Nadia belum datang. Nero mengeluarkan ponselnya dan menelpon Nadia, hanya berdering namun tidak diangkat.

Lima menit lagi waktu berlalu, ia masih tidak melihat mobil Nadia, ia celingukan melihat ke jalan tempat Nadia biasanya datang, namun masih tidak terlihat.

Tiga menit lagi bel akan berbunyi, Nero memutuskan untuk masuk ke kelas duluan. Ia berjalan masuk sambil kadang menengok ke belakang.

Seorang gadis memperhatikannya dengan perasaan sakit, ia duduk di kantin lantai dua dekat jendela, di depannya Aaron mengamati reaksi gadis itu, namun ia tidak berkata apa-apa.

Nero masuk ke dalam kelas, ia melihat tempat duduknya biasa berdua dengan Nadia masih kosong, Nadia masih belum datang, pikirnya. Ia melemparkan tas sekolahnya di atas meja, lalu duduk di kursi, menyandarkan tubuhnya dan menatap langit-langit. Untuk pertama kalinya ia merasa rindu kepada Nadia. Namun ketika ia mengamati sekitar, ia merasa melihat tas seperti milik Nadia di sebelah bangku Susan, Nero mengerutkan kening.

Dalam keheranannya, Nadia masuk kedalam kelas, namun gadis itu tidak menoleh kepadanya, ia hanya terus berjalan ke deretan meja di seberang deretannya. Antara mejanya dan meja Susan dibatasi satu deretan meja lain.

Deg!

Jantung Nero berdegup, Nadia tidak duduk satu meja lagi dengannya?

Nero tertegun, ia terus memandangi Nadia, namun Nadia tidak sekalipun menoleh kearahnya, mengerutkan kening, Nero merasakan ada yang salah.

Rizka juga memperhatikan keganjilan itu, ia diam-diam memandang Nadia, lalu ke Nero, " Apakah mereka lagi bertengkar?" ia berbisik kepada Stella.

Stella menoleh ke arah mereka berdua, ia mengernyit merasa juga tidak mengerti.

Guru mata pelajaran pertama hari ini masuk ke kelas, Nero hanya bisa mengubur pikirannya untuk datang mendekati Nadia.

Nero tidak bisa fokus ketika guru bahasa Indonesia menerangkan topik pelajaran, ia tak bisa berhenti menoleh ke arah Nadia, tetapi Nadia bersikap seolah tidak kenal dengannya. Nero memikirkan banyak hal, mungkinkan Aaron melarang dekat dengannya? Tapi Nadia sendiri yang bilang dia tidak punya rasa terhadap Aaron, bahkan ia menolak ajakan Aaron untuk makan malam, jadi mustahil Nadia akan patuh mengikuti kata-kata Aaron.

Lalu Nero memikirkan apa ia melakukan kesalahan? Apa kesalahanku? pikirnya.

Harus ada penjelasan sikap Nadia seperti ini, dan ia tidak menemukan jawabannya.

...

Bel istirahat berbunyi, Nero menyimpan bukunya, lalu bergegas hendak mendekati Nadia, namun dilihatnya Nadia telah terlebih dahulu berjalan keluar kelas seperti bermaksud sengaja menghindarinya.

"Nadia,"

Nero mengejar, tetapi ia terkejut melihat Aaron telah berdiri menunggu di depan pintu kelas.

Tergagap sesaat, Nero mengurungkan langkahnya, ia berhenti dan menatap punggung Nadia dan Aaron berjalan berdampingan. Hatinya mengerang, aku benar-benar diabaikan. Wajah Nero memerah. Setelah terdiam cukup lama, ia melangkah keluar dengan lemah.

Memandangi riak air danau, Nero duduk di bangku belakang sekolah, pikirannya hanya tentang Nadia yang jadi berubah. Nero mengambil beberapa buah batu dan melemparkannya ke tengah danau, rasa kesepian menghampirinya.

Ia membayangkan perasaannya pagi tadi sama seperti dulu ketika ia yakin Rizka tidak akan menolaknya, namun ternyata tidak sesuai dengan yang disangkanya.

Lalu hari ini, meskipun Nadia tidak menolaknya seperti Rizka, namun perasaannya menjadi jauh lebih buruk, ini bahkan memukul hatinya lebih berat dari perlakuan Rizka dulu terhadapnya.

Nero memeluk perutnya, dan menunduk memandangi batu-batu di kakinya, memikirkan banyak hal dan tidak menemukan jawaban apapun.

Setelah beberapa lama termenung sendirian, akhirnya Nero memutuskan untuk menemui Nadia dan menanyakan apa yang terjadi. Menguatkan hati ia berjalan menuju kantin.

Dikantin cukup ramai, suara riuh siswa siswa berbincang dan denting sendok memenuhi ruangan, Nero mengamati sekeliling, dan melihat Nadia duduk berdua dengan Aaron.

Meski agak gugup, Nero berjalan ke arah mereka, namun segera hatinya menegang. Ia melihat Nadia segera berdiri, diikuti Aaron, dan mereka berjalan pergi ke arah lain.

Nero membeku, wajahnya berubah, lalu berhenti berjalan dan menatap mereka pergi. Ia menggigit bibirnya, kesedihan tiba-tiba menghujani, perasaan ini sangat membuatnya terpukul. Lama Nero mematung ketika kemudian ia berbalik dan melangkah dengan hati bertanya-tanya. Ia kembali ke belakang sekolah di tepi danau.

...

Nero memandang jauh ke tengah permukaan air, pandangannya kosong namun pikirannya mencerna. Serasa Nadia akan datang dan menepuk punggungnya, namun lama menunggu, apa yang diharapkannya tidak terjadi. Hingga bel masuk pelajaran berikutnya berbunyi ia masih terus terdiam. Dengan hati berat, Nero bangkit dari duduknya.

Masuk kembali kedalam kelas, Nadia masih tidak menoleh kepadanya. Nero menjadi pucat, ia takut dan merasa sendirian. Tiba-tiba semuanya terasa asing, kelas ini, sekolah ini, seakan di sini bukanlah tempatnya seharusnya ia berada.

Nero memainkan ujung pensil dengan kedua tangannya, sangat salah tingkah dengan keadaan. Berkali-kali ia melirik ke Nadia namun ia terlihat seperti orang bodoh dan merasa bersalah. Nero meletakkan keningnya diatas meja, dan memandang lurus ke lantai. Rasa sepat di matanya dengan perasaan terkucil, merasa sakit dan kesepian.

Bahkan jika seluruh dunia menjauhinya, ia akan relakan, tapi jangan kamu Nadia, hatinya menjerit. Tanpa disadarinya setetes air mata jatuh ke lantai.

Tanpa disadarinya, Nadia memandangi dari tempatnya duduk dengan hati remuk, ia ingin mengejar Nero, dan meminta maaf lalu memeluknya, namun membayangkan Nero akan dikeluarkan dari sekolah

Maafkan aku Nero, jeritnya dalam hati, ia memalingkan wajah dan hampir menangis lagi, andai ia tidak menutupi dengan riasan, semua orang akan melihat samar hitam dan bengkak di sekeliling matanya.

...

Bel pelajaran usai berbunyi.

Masih sama dengan kejadian istirahat sebelumnya, Aaron kembali menunggu Nadia di pintu kelas, Nero sudah menduganya, dengan wajah murung ia merapikan buku-buku dan berjalan keluar kelas.

Ia melihat sekitarnya dengan perasaan berbeda, perasaan terasing dan terkucil hadir kembali, rasa rendah diri menguasainya, dan rasa kehilangan yang sangat banyak, sangat banyak hingga kekosongan itu tidak mungkin dapat terisi dengan mudah.

Ia kehilangan kebahagiaannya tiba-tiba, seperti melambung jauh setinggi-tingginya, lalu jatuh sejatuh-jatuhnya.

Jika aku tidak lagi punya tempat untuk dituju, lalu kemana kakiku akan melangkah, bahkan jika aku punya seribu jalan, untuk apa jika hanya mencapai kekosongan. Ia memejamkan mata, tangannya terkepal dengan tubuh bergetar dalam kepahitan.

...

1
Rahmat Anjaii
mantap thoorr, semangat trus, jangan dngarkan ocehan orang bodoh.
Farit Pratama
novel sampah ceritanya terlalu ber tele2 mcnya naif dan bodoh harusnya mcnya pintar dan jenius
pantesan sepi peminat kalau mau rame peminat mcnya harus pintar,jenius ,hebat ,kuat lugas dan tegas
contohnya seperti dewa bagi yg membutuhkan pertolongan dan kejam seperti iblis bagi musuh
Jimbo Gemok
lanjut /Smirk/
Rahmat Anjaii
lnjut kak
IRWAN PNOT
lanjut
IRWAN PNOT
bagus
Rahmat Anjaii
bikin yg kultivator moder kak
dear: sebenarnya novel ini Kultivator modern, tunggu aja cerita selanjutnya
total 1 replies
dear
guys mau lanjut apa mau novel yang baru aja?
Abdur Rahman: lanjut dunk...
Rahmat Anjaii: lnjut.
total 2 replies
Rahmat Anjaii
sangat menarik
Rahmat Anjaii
tmbh seru thhooorr, tmbah lgi dong
Rahmat Anjaii
lnjut thooorr
Rahmat Anjaii
mantap thooorr gas trus...
Rahmat Anjaii
lanjut thioorrr, klo prlu tambah babnya.
Rahmat Anjaii
lanjut thoorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!