Jika suka baca, jika tidak silahkan tinggalkan tak perlu berkomentar negatif!.
Kisah ini season 2 dari judul Kristal Hati Egi ( KHE)
Sinopsis: Cinta tak harus bersatu, itulah yg aku rasakan, diriku mencintai gadis yg tak lain keturunan dari orang yg telah membuat daddy ku terluka, walau kini mereka sudah saling memaafkan tetapi mommy tak merestui hubungan kami, jujur aku sangat ingin memilikinya namun apalah daya ku mereka tak mengizinkan nya, aku tak ingin mengecewakan karna mereka lah aku bisa lahir ke dunia ini.
Aku tak tau apakah bisa bahagia tanpa dirinya karna aku sangat mencintai nya.
Ikuti kisah ku ini . cinta memang tak harus memiliki dan bersatu .
Tinggalkan komen yg positif tak perlu merendahkan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep32" CTHB(KHE 2) 32
Hari ini Anrez sudah di beri izin untuk pulang ke rumah yg selama ini dia rindukan yaitu rumah orang tua kandung nya.
Mobil tante Dyah sudah masuk ke pelataran rumah, Evelyn dengan cepat membantu sang abang, dia merangkul Anrez untuk turun. Di susul tante Dyah turun mengeluarkan tas ransel nya.
Mereka masuk ke dalam, udara segar plus aroma parfum menusuk dari tante Dyah.
" Istirahat dulu! kamu masih butuh banyak istirahat" Tante Dyah membuka pintu kamar Anrez yg selama ini di persiapkan untuk nya. Kamar itu sudah rapih, tertata sempurna.
" Makasih bun, aku sangat bahagia bertemu bunda ku, aku janji akan melindungi kalian karna kalian keluarga ku yg tersisa" Anrez mengecup kening tante Dyah lalu Evelyn di tarik masuk ke dalam pelukan nya.
" Ma sama, kamu putra bunda yg selama ini bunda cari, sekarang fokus sama pemulihan kamu dulu, biar bisa main lagi sama Evelyn, dia kangen sekali sosok abang nya" Tante Dyah sambil tersenyum tipis menyelimuti tubuh Anrez.
" Aku kangen tau, aku selalu berharap abang ku bisa hadir, sekarang abang udah kembali" Evelyn tersenyum bahagia menikmati pelukan Anrez yg hangat.
Anrez tersenyum manis, bibirnya kering, sedikit pias karna memang belum pulih sepenuhnya.
Di rumah sakit, aku melihat wajah abang yg pucat, kedua netra abang masih terpejam rapat,aku memandangi wajah nya sambil duduk di kursi.
" Thel, abang persis mommy ya" Daddy muncul langsung duduk di sampingku, bibirnya mengulas senyuman yg tulus.
" Iya,kek kembar, cuma beda jenis kelamin sama umur nya aja, aku pengen liat abang kembali ceria seperti dulu" Aku mengusap punggung tangan abang yg bebas dari infus.
" Thel, abang kek gini karna dia sangat sayang sama kamu, baginya kamu adik berharga, daddy minta kamu jaga keutuhan keluarga ini ya, jangan sampai sesuatu yg tak di inginkan terjadi apalagi sampe memecah belah persaudaraan kalian" Daddy merangkul ku sambil tersenyum manis.
" Aku janji dad, aku nggak pengen persaudaraan ku hancur, abang begitu baik, aku sangat beruntung memiliki saudara seperti abang" Aku tersenyum sambil menyedot susu kotak yg aku belum saat setelah shalat Dzuhur.
"Uhuk..." suara batuk abang mengalihkan perhatian kami, dengan cepat aku mengambil gelas berisi air lalu aku membantu abang untuk minum.
" Makasih Thel" Abang tersenyum tipis sambil menerima gelas itu, lalu meminum nya dengan pelan. aku mengusap pundak abang sambil tersenyum.
" Ma sama bang, bang aku rindu suara merdu abang saat nyanyi" Aku tersenyum mengusap punggung abang.
"Kamu rindu suara abang atau rindu pengen ketemu Vi?" Abang menyimpan gelas itu di atas nakas sambil tersenyum.
" Itu juga sih, tapi aku menjaga perasaan mommy,karna aku nggak pengen mommy kecewa dan marah sama aku, lebih baik aku menjauh dari Vi daripada aku kehilangan mommy" Aku tersenyum tipis sambil menunduk.
" Thel, cinta nggak harus memiliki dan nggak juga harus bersatu, karna banyak alasan tuk hal itu terjadi, cinta yg bisa memiliki belum tentu bahagia, terkadang cinta itu menyakitkan" Abang menyandar ke ranjang rawat nya sambil berucap demikian.
" Benar, cinta nggak selalu indah, luka akan hadir ketika rasa itu semakin kuat, maka sebelum rasa itu kuat kita harus bisa menjauh, karna rasa sakit tidak akan mudah hilang ketika air mata turun dengan deras nya menyapu rasa sakit itu , bahkan sakitnya masih terasa bila kita melihat atau mengingat kenangan yg telah terlewati di masa dulu" Daddy merapihkan rambut ku sambil tersenyum manis.
" Cinta bisa bikin kita bahagia ketika orang yg kita sayangi benar - benar setia pada kita, luka cinta akan datang ketika seseorang yg kita cintai tak lagi ada untuk kita hatinya mulai terbagi" Mommy muncul membawa banyak buah dan kue dalam satu plastik besar.
Aku hanya diam sambil melihat wajah mommy yg semakin cantik walau hanya memakai make up tipis.
Di sel tahanan, Viona menikmati kue dari Yussy, dia melihat ketulusan dari mata Yussy sambil makan.
" Gimana enak?" Yussy sambil mengeluarkan kotak dari saku celana nya berisi gelang cantik yg tertulis nama Yussy di dalam nya.
" Enak, aku suka kue nya" Viona tersenyum sambil menikmati kue itu mulut nya penuh dia melihat tangan nya di tarik Yussy.
" Gelang ini buat kamu, dari ku, aku pengen kamu jadi sahabat ku, meski orang tua kamu berharap lebih dari sahabat yaitu kekasih, tapi aku paham dan bisa mengerti akan perasaan kamu yg masih belum bisa menerima ku, aku juga tau kalau kamu masih berharap ke Ethel, aku tau dari ayah kamu" Yussy tersenyum sambil memakaikan gelang itu.
" Sebenernya aku nggak menyukai kamu, karna aku memiliki rasa ke Ethel, orang yg aku tabrak sampai hampir meninggal, semua salah ku, kalau aku tidak melintas di jalan yg sama mungkin semua ini nggak akan pernah terjadi dan mungkin kebencian tante Aura akan mereda tapi semua nya udah terjadi" Viona sambil menunduk melihat gelang itu.
" Sekarang yg terpenting kamu jalani hidup ini dengan lembaran baru karna semua sudah terjadi tak mungkin bisa di cegah lagi" Yussy memberikan senyuman yg tulus pada Viona.
Viona tersenyum manis sambil melihat wajah Yussy yg di penuhi jerawat.
diliat2 emang mommy aura sayang banget sama anaknya walau agak terlalu protektif sih