NovelToon NovelToon
Harapan Baru

Harapan Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Big.Flowers99

Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.

Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.


Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.

Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.

Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyelamatan Arumi

Di perbatasan antara Jalundra dan Bogsan, Arumi dan Al sudah bertemu dengan X dan H. Mereka berdua membawa jubah untuk Arumi kenakan beserta persenjataannya juga.

"Kalian berdua ini, masih sempat-sempatnya mengambil jubahku," kata Arumi sembari menggelengkan kepalanya.

"Masih dalam penyamaran kan, Master?? Tidak mungkin kita ke sana memakai pakaian seperti ini," jawab X. Arumi tersenyum.

Mereka berempat bergegas mengenakan jubahnya masing-masing. Menyiapkan persenjataan dan perlengkapan lainnya. Ada kemungkinan Nathalia diserang oleh seseorang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasinya, mereka menyiapkan senjatanya masing-masing. X dan H juga memberikan beberapa alat kecil yang dapat memunculkan senjata kepada Arumi. Mereka mengambilnya dari ruang penelitian Parvita.

"Ayo berangkat. Aku tidak ingin kita terlambat," ajak Arumi dan disetujui oleh ketiga muridnya.

Kemudian, mereka memacu kendaraan mereka masing-masing menuju Bogsan, rumah Anne.

Arumi berkendara paling depan, disusul oleh ketiga muridnya di belakang. Al, X dan H kesulitan mengimbangi kecepatan kendaraan Arumi dikarenakan Arumi memacu kendaraannya sangat kencang. Ketiganya mengerti kekuatiran Arumi terhadap keselamatan Nathalia. Bahkan, sedemikian cepatnya Arumi mengendarai kendaraannya, beberapa kendaraan lain yang melintas tampak memilih menghindar. Daripada harus membuat Arumi celaka, lebih baik mereka mengalah dan menghindar.

Di tengah-tengah perjalanan, Arumi merasakan ada bahaya di rumah Anne. Ia sudah berpikiran bahwa di sana Nathalia sedang bertarung dengan seseorang. Tidak ingin kehilangan Nathalia, Arumi memacu kendaraannya lebih cepat lagi. Bahkan, ada genangan air di jalan pun ia terjang dengan kecepatan tinggi. Hal ini membuat ketiga muridnya menggelengkan kepalanya masing-masing.

"Cara berkendara Sensei mengerikan sekali. Untung saja tidak ada orang yang lewat. Bisa basah kuyup itu orang," batin H.

Arumi dan ketiga muridnya sudah sampai di rumah Anne. Betapa terkejutnya mereka melihat keadaan rumahnya yang sudah porak-poranda. Arumi berlari memasuki rumah tersebut, meninggalkan kendaraannya teronggok begitu saja di pinggir jalan. X dan Al menyusul dan mengikuti tindakan gurunya. H yang tiba paling terakhir, mau gak mau merapikan kendaraan mereka.

"Pasti ujung-ujungnya selalu saya. Kenapa coba??" Batin H sambil mengatur kendaraan Arumi dan kedua temannya.

Di dalam, Arumi melihat ada sosok yang sedang terbaring tak berdaya. Arumi segera menghampirinya. Rupanya, itu adalah Anne. X menemukan sosok pemuda di tumpukan jerami. Arumi mengenali pemuda tersebut.

"Itu Nick, sepupu Nathalia. Apa dia masih hidup??" Tanya Arumi kepada X.

"Sepertinya iya, Master. Jantungnya masih berdetak walau lemah," jawab X.

"Sensei, ada ambulans datang." H berlari-lari menghampiri Arumi sembari memberitahu bahwa ambulans sudah datang. Arumi sedikit tersenyum.

Arumi membopong tubuh Anne dibantu oleh H menuju ambulans. X dan Al membopong tubuh Nick.

"Tolong bawa mereka ke rumah sakit Jalundra," pinta Arumi kepada supir ambulans.

"Baik, Nyonya."

Arumi memperhatikan ambulans tersebut pergi sampai tidak terlihat lagi. Sementara, ketiga muridnya menyusuri setiap sudut rumah mencari keberadaan Nathalia.

"Sensei, kami tak menemukannya," kaya H setelah beberapa saat mencari-cari Nathalia.

Wajah Arumi terlihat kuatir. Kepalanya menoleh ke kanan-kiri, mencari Nathalia. Ketiga muridnya masih mencari-cari keberadaan Nathalia di setiap sudut rumah. Namun, hasilnya tetap nihil.

"Dimana dia??" Batin Arumi.

Tiba-tiba, insting Arumi muncul. Layaknya seperti insting seorang ibu yang sedang mengkuatirkan anaknya, Arumi mengetahui bahwa Nathalia sedang dalam bahaya dan berada di padang yang luas, jauh di depan rumah Anne. Perasaannya mengatakan bahwa ada seseorang yang hendak membunuhnya. Tanpa basa-basi lagi, Arumi berlari dengan sangat kencang menuju padang luas tersebut.

"Sensei!! Tunggu!!" Teriak H sembari berlari menyusul Arumi.

"Ada apa dengan Master??" Tanya X keheranan.

"Sudahlah, X. Ayo! Aku pikir Sensei mendapat penglihatan sesuatu," kata Al.

Arumi mengaktifkan penglihatan ajaibnya, guna membantu pencarian Nathalia. Bola matanya bergerak kesana-kemari.

Siapa itu??

Arumi melihat ada seorang pria sedang mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, hendak menusuk sesuatu yang ada di bawahnya. Seketika, Arumi membelalakkan matanya. Pria tersebut hendak menusukkan pedangnya ke tubuh Nathalia yang sedang terbaring tak berdaya. Arumi berlari semakin kencang dan menyiapkan sebuah alat kecil yang tidak tahu akan muncul senjata apa. Ia tidak ingin Nathalia terbunuh. Wajahnya terlihat panik saat pria tersebut mulai mengayunkan pedangnya ke bawah.

Tttzziiinnggg.....

Arumi masih sempat menahan pedang pria tersebut menggunakan tongkat. Kali ini, ia saling berhadapan dengan pria yang mengenakan armor biru menyelimuti tubuhnya. Arumi tidak dapat melihat wajahnya karena tertutup masker.

"Arumi Belanova. Kau datang di saat yang tepat."

Arumi terkejut mendengar pria tersebut mengetahui siapa dirinya. Ia bertanya-tanya, siapakah pria ini? Arumi masih menahan pedang yang ingin menusuk tubuh Nathalia. Namun, kekuatan pria itu sangatlah besar. Bahkan, tongkat Arumi semakin dekat dengan wajahnya, sekaligus mata pedang yang hampir dekat dengan wajahnya. Tangannya gemetar menahan dorongan pedang pria itu.

Aku tidak boleh mati di sini, sebelum melatih Nathalia hingga ia siap menghadapi takdirnya. Aku harus bangkit!!

Entah mendapat kekuatan dari mana, perlahan-lahan Arumi dapat mendorong pedang pria itu menjauh dari wajahnya menggunakan tongkatnya. Bahkan, pria itu yang kita ketahui adalah Robert, sempat tercengang melihatnya. Dengan kekuatan dari armor-nya yang mencapai 100%, Arumi masih dapat menahannya. Robert semakin tercengang saat melihat Arumi bangkit secara perlahan sembari mendorong pedangnya menjauh. Bahkan, Arumi berhasil menghempaskan Robert ke belakang, walau tidak jauh jaraknya.

Arumi mengatur nafasnya sejenak karena kelelahan. Ia bersiap-siap menghadapi serangan yang akan datang. Sementara itu, Robert masih terheran-heran dengan apa yang terjadi barusan. Arumi yang tidak memakai armor apapun, bahkan senjatanya hanya tongkat saja mampu menghempaskan dirinya yang diselimuti oleh armor.

"The Ghost. Sungguh hebatnya dirimu, hahaha. Tetapi, itu tidak akan lama. Kau!! Akan terbunuh di sini!!" Seru Robert.

"Aku tidak akan mati di sini," balas Arumi walau dalam hatinya tidak yakin.

Robert bergerak menyerang Arumi dengan kecepatan tinggi. Beruntung, Arumi dapat menahannya.

"Ohh.... Sungguh hebat sekali, untuk seumuran dirimu, hahaha!"

Pertarungan antara Arumi melawan Robert tersaji begitu sengit. Arumi menerima beberapa pukulan dan tebasan pedang di pundak dan pinggangnya, namun hal itu tidak membuat Arumi tumbang. Arumi masih berdiri tegap dan mampu mengimbangi serangan Robert. Terlihat Robert sedikit frustasi. Bagaimana tidak, Arumi yang sudah menerima serangannya bertubi-tubi beserta luka-luka ditubuhnya, masih mampu berdiri bahkan mengimbangi pergerakannya.

Kemudian, Robert mempunyai rencana licik.

Robert melempar belatinya ke arah Nathalia. Sontak, Arumi teralihkan pandangannya ke arah belati tersebut. Ditambah, sasarannya adalah Nathalia. Dengan sekuat tenaga, Arumi berlari menuju belati, hendak menangkap belati tersebut. Robert tersenyum melihat hal itu.

Saat Arumi hendak menangkap belati, tiba-tiba Robert muncul di depan Arumi. Arumi membelalakkan matanya, terkejut bukan main dengan kecepatan tinggi yang dimiliki oleh Robert. Bahkan, dengan penglihatan ajaibnya saja ia tak mampu membaca kecepatannya.

"Sampai jumpa."

Robert memukul wajah Arumi dengan kencang menggunakan tangannya yang dibalut armor. Seketika, Arumi berusaha menangkisnya dengan mengarahkan tongkat ke hadapan wajahnya. Namun sayang, hal itu tidak cukup. Arumi terhempas, jatuh berguling-guling dan berhenti di samping tubuh Nathalia.

Arumi tertelungkup, menatap Robert yang berjalan menghampirinya dengan perlahan. Arumi mencoba bangkit namun tubuhnya rubuh seketika, seperti ada yang menginjak tubuhnya.

"Aggghhh!!!"

Arumi berteriak kesakitan. Rupanya, Robert yang menginjak punggung Arumi dengan keras, sehingga dada Arumi menghujam tanah. Robert memutar-mutar telapak kakinya, layaknya sedang membersihkan kotoran di keset. Arumi mencoba menahan rasa sakitnya.

"Apa yang kau harapkan saat datang ke sini, hah!!??? Mencoba menyelamatkan gadis itu?? Hahaha!! Bermimpi lah, Hai Perempuan Tua!!"

Arumi yang mendengar perkataannya, memuncak amarahnya. Dengan segenap hati dan kekuatannya, ia berusaha bangkit dari injakan kaki Robert.

Bagaimana bisa?

Perlahan-lahan, Arumi dapat mendorong kaki Robert yang sedang menginjak dirinya. Sementara Robert sendiri terkejut bukan main. Tekad Arumi begitu besar dan bulat. Walau hanya manusia tanpa peralatan canggih dan berusia ratusan tahun, kekuatannya dan tekadnya melebihi usianya.

Ketika sedang berpikir dengan semua kejadian ini, Robert dikejutkan dengan pergerakan Arumi yang mengayunkan belati dan hendak menyerang kaki Robert. Dengan segera, Robert menambah kekuatan injakannya, namun sepertinya tidak berhasil.

Justru terlihat Arumi mampu memutar badannya sendiri lalu menusuk kaki Robert.

Seketika, Robert berjalan mundur dengan tertatih-tatih sambil melepas belati yang tertancap di kakinya. Lalu, pandangannya beralih pada Arumi yang sudah tergeletak kembali. Lemas tak berdaya. Robert segera mendekatinya dan akan menghabisi Arumi.

Tiba-tiba, armor Robert mengeluarkan percikan api. Ia mendengus pelan. Sepertinya memang mustahil untuk membuat armor 100% tanpa adanya campur tangan dari bangsa Andaraxy, pikirnya.

"Sepertinya pertarungan ini berjalan dengan seru. Namun sayang, kau harus tumbang. Apa ada kata-kata terakhir yang ingin kau ucapkan???" Tanya Robert.

Arumi tidak dapat menjawab karena tubuhnya sudah terlalu lemas. Hanya terdengar nafas Arumi yang terengah-engah. Robert berjongkok karena tidak ada jawaban apapun dari Arumi. Mungkin suaranya terlalu pelan, pikirnya.

Darrr!!

Tubuh Robert terhempas ke udara menjauhi Arumi dan Nathalia. Kemudian, ia mendarat dengan sempurna sembari menatap ke depan. Ada ketiga murid Arumi datang, hendak membantu.

X yang telah menembakkan laser kepada Robert. Namun, itu tidak cukup kuat untuk membunuh Robert. Hanya menghempaskan tubuhnya saja, menjauhi Arumi.

Robert berdiri sedangkan X dan kedua rekannya bersiap-siap menghadapi serangan.

"Pertarungan kali ini belum berakhir. Ke depannya, aku akan membawa pasukan dengan kekuatan penuh. Bersiap-siaplah kalian, Penduduk Bumi!"

Bersamaan dengan perkataan Robert, ada kepulan asap yang menyelimuti tubuhnya. Saat asap itu menghilang, Robert sudah tidak ada.

"Sensei?? Anda baik-baik saja??" Tanya H sembari memeriksa keadaan Arumi.

"Nat.... Nathalia..." Arumi mengarahkan telunjuknya ke tubuh Nathalia yang terbaring lemas tak bergerak.

X mengerti. Ia langsung membopong tubuhnya, hendak membawa ke rumah sakit di kota Jalundra. H dan Al membopong tubuh Arumi.

Di pinggir jalan, X melemparkan sebuah alat. Keluarlah sebuah helikopter. X menyuruh kedua rekannya untuk memasukkan Arumi dan Nathalia ke dalam sementara ia akan mengendarai menuju Jalundra, tepatnya ke rumah sakit Jalundra.

Bertahanlah, Master. Kamu juga, Nathalia.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!