" kau wanita yang hebat bunda , kau wanita terbaik yang pernah aku temui"
"maafkan aku bunda
maafkan aku karna telah menyia nyiakan mu"
"aku berjanji ,akan membuatmu bahagia ,aku berjanji tidak akan lagi menyia-nyiakan mu "
kesabaran Hanna telah meninggalkan banyak penyesalan bagi suaminya. Alvin hampir gila saat Hanna pergi tanpa meminta izin darinya.
la hampir mati setelah sekian lama mencari ,tapi Hanna tak juga kembali .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atuusalimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FATIMAH
7 Tahun kemudian
Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Allah menghendaki.Buktinya gadis yang kini berjalan riang itu masih hidup.Bertahan dari rahim sang ibu ,walau pada saat itu ibunya sedang berjuang antara hidup dan mati .
Ya ,waktu itu Hanna koma selama sepuluh hari .
Hanna tersenyum kecil melihat gadis nya tumbuh dengan baik,walau tidak bersama kasih sayang ayah nya.
gadis itu seperti memberi kekuatan tersendiri untuk meniti jalan kehidupan nya .
"Rabbi terimakasih telah mempercayai ku" batin Hanna berucap ,namun permata bening lolos begitu saja di matanya .Ia begitu bersyukur karena Allah telah memberikan kepercayaan untuk memilikinya .
"oh..ya ampun
untuk apa bunda menangis lagi?"
ucap Fatimah cemberut sambil menepuk jidatnya, kemudian melangkah menghampiri sang ibu malas
Hanna tersenyum .putrinya memang sangat rewel jika mengetahui dirinya menangis .
"Bunda hanya kelilipan sayang"Hanna berucap sambil menghapus sisa-sisa air di matanya.
"Apa berbohong itu tidak dosa bunda,bukan kah bunda yang sering mengingat kan untuk tidak berbohong kepadaku ?"
Gadis kecil itu nampak nya kesal dengan jawaban yang sering ibunya katakan .
"Bunda hanya bahagia memiliki putri sepertimu!" Jujur Hanna sambil mengusap rambut putrinya .
"Benar kah bunda ,aku juga sangat bersyukur memiliki bunda sepertimu!"Fatimah mencium pipi Ibunya lembut ,sukses membuat Hanna kembali menitikan air mata nya.
"Bunda ,aku ingin bertemu ayah" mata gadis itu berkaca-kaca, memandang Hanna dengan lekat .kata-kata itu bukan lah sekali dua kali di ucapkan nya
Hati Hanna meringis menahan sakit ketika mendengar pernyataan putri semata wayang nya. Ia tidak tahu apa yang hendak katakan untuk menjawab kata-kata putrinya .
"Segini kejam nya kah aku ini, sudah enam tahun Fatimah lahir ,namun tidak pernah bertemu dengan ayah nya " batin Hanna menyesal .
"Maaf kan bunda sayang ,tapi bunda percaya kau akan bertemu ayah mu suatu saat nanti"
Mira menangis sambil memeluk putri nya .
"bunda apa pertanyaan ku melukai hatimu ,maafkkan aku bunda!"
"kau tidak bersalah sayang"
Hanna memegang ke dua lengan mungil itu sambil menatap nya.
"Jadi apakah kamu sudah siap memulai hari barumu?" Hanna berucap sambil memandang mata putrinya yang kini telah mengenakan seragam merah putih itu lekat.
"Tentu saja bunda,aku hanya perlu do'a dan dukungan darimu"Fatimah mengangguk
***
"semoga hari mu menyenangkan,ibu pergi ya sayang .. kamu jaga diri baik-baik."Hanna tersenyum sambil membelai rambut putrinya.
"Jadi ,apa nanti aku akan pulang sendiri bunda?"
Fatimah memandang ibunya serius,sebenarnya ini hari pertama dia datang ke sekolah nya.
"Tentu tidak sayang ,kamu nanti akan ibu jemput setelah waktu belajarmu sudah selesai"Hanna berucap sambil tersenyum menunjukan lesung pipinya ,ya .. wajah itu memang selalu tersenyum .
"Ah ,baikalah .. bunda hati-hati ya
aku menyayangi bunda"Ucap Fatimah tulus
kemudian memeluk ibunya
"Bunda juga sayang ,ya sudah bunda pergi ya .!!"
"Dahhh"
Fatimah melembaikan tangannya ,saat melihat sang ibu sudah berada di dalam mobil.
Fatimah memandangi mobil yang barusan di naiki ibunya sedih.Jika saja bisa, ia tentu akan meminta ibunya untuk tidak pergi .
Ia berjalan lesu menyusuri rumput-rumput yang masih basah dengan embun pagi .Sesekali nafas nya ia atur untuk mengurangi rasa tegang di hatinya .
Ia melihat lihat sekeliling nya ,memandang satu persatu keluaraga yang menghantarkan putra putri nya di hari pertama mereka bersekolah. Ada rasa sakit yang menyelinap di hatinya .
"Ayah ,andai saja dia ada bersama kami,keluarga ku pasti akan terasa lengakap"Batin Fatimah mengharap .
deg..
Pandangan Fatimah kemudian berhenti ketika melihat seorang gadis seusianya dengan seorang pria berkacamata .
Ia juga melihat wanita dengan dandanan menor menggunakan syar'i mengusap -ngusap kepala purinya.
"Ayah.. "
Ucap nya lirih .
Hatinya koyak , jiwa yang selalu marah ketika melihat ibunya menangis itu,kini mengerti apa yang selama ini ibunya rasakan .Tak terasa ,permata bening itu jatuh di pelupuk matanya .usia nya burulah menginjak enam tahun.
Namun, siapa sangka sakit di hati bisa menyapa gadis seusianya pula .
Ia menghapus air mata nya ,mencoba memberi kekuatan pada hati rapuh nya.
Namun ,usaha nya gagal ketika air mata itu kembali meluncur di pipinya .
Fatimah berjalan pelan menghampiri mereka,hatinya sakit namun ia begitu penasaran dengan apa yang akan ayah nya lakukan.
"kamu harus jadi anak yang pintar sayang,kamu harus jadi putri yang nanti bisa ayah banggakan ."samar-samar suara ayah nyah nya menyemangati.
"iya ayah"gadis itu mengangguk .
"satu lagi ,kamu ga boleh nakal yah di sini"
Alvin berucap sambil mengusap-ngusap pipinya lembut
"Ayah jangan berlebihan,gadis kita ini gadis yang baik"Wanita itu berucap sambil mengelus-ngelus punggung suaminya .
"Ini kah yang bunda rasakan ,sekarang aku mengerti bunda."
Fatimah mencengkram dadanya ,berusaha menahan sakit hingga baju seragam yang ia kenakan nampak kusut .
"apakah gadis itu kakak ku?"batin Fatimah berucap
"Hai,kesini..!!"Alvin melembai lembaikan tangan nya ,seperti memberi isyarat pada Fatimah untuk menghampirinya.
senyum Alvin mengembang ketika melihat Fatimah berjalan pelan menghampirinya.
"Assalamualaikum" Itulah pendidikan pertama yang Hanna terapakan pada putri nya ,mengucap kan salam terlebih dahulu sebelum menyapa.
"waalaikumsalam"suami istri itu menjawabnya bebarengan .
"Kamu kenapa menangis sayang?" Alvin mensejajarkan tubuh nya ,kemudian mengahapus air mata Fatimah lembut.
"Ti,tidak om ,Fatimah hanya kelilipan"
Fatimah mengucek ngucek matanya berusaha untuk tidak menangis .
Alvin tersenyum ketika mendengar alasan gadis yang kini berdiri di hadapan nya .
"mata nya mau om periksa?"
"Aku baik-baik saja terimakasih"
Fatimah menggeleng .
"Maaf om ,tante Fatimah buru - buru
Fatimah pergi ya .. "
Fatimah membalikan badan nya berlari sambil menangis .
sementara Alvin terlihat menautkan alis nya bingung ,dengan sikap gadis kecil yang barusan di panggilnya .
"Ayah aku adalah putri mu,
aku ingin memeluk mu ayah ,sebentar
sebebtar saja"
"Ibu dada ku sakit ibu ,ibu aku mohon peluk lah aku" Badan Fatimah merosot di bangku kelas yang barusan di masukinya .
***