Note : Ini hanya cerita biasa. Tentang seorang gadis SMA yang menjadi idola. Tentang bumbu dalam masa remaja. Tentang Pertemanan dan Persahabatan. Juga tentang cinta dan rasa cemburu yang berlebihan.
Grrycia Kiana. Bintang SMA Ghalapagos. Selain pesonanya yang cantik dan memikat, ia juga merupakaan siswi centil yang cukup cerdas meski sering berbuat sesuka hatinya.
Ia bebas membiarkan dirinya menikmati masa SMA-nya tanpa perduli dengan percintaan.
But! Lain ceritanya setelah ia berjumpa dengan Pak Andreas. Guru Fisika muda tampan yang memikat hatinya.
Mampukah pesona Grrcya memikat Guru tampan itu?
Akankah keduanya bersatu dan menepiskan status sebagai seorang Guru dengan Murid?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Yulian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Grrycia Kiana yang Baru
**
Hari ke empat Grrycia sudah kembali masuk sekolah dengan suasana yang baru
kini hatinya sudah mulai tenang
Untuk apa terus berlarut dalam kesedihan, toh itu tidak akan mengembalikan apapun bukan.
Grrycia hanya berfikir bahwa memang seharusnya ia tidak berlebihan. Bukankah sebelum ia berjumpa dengan Pak Andreas semuanya baik baik saja?
Lalu dengan kedatangan pak Andreas yang baru lima bulan dihidupnya, ia jadi kacau?Kalut? Dan berantakan tidak karuan?
Oh tidak, Pak Andreas tidak bisa begitu mudahnya menghancurkan Grrycia begitu saja
Memang Pak Andreas itu siapa?
Sebagai apa dia seenaknya mempengaruhi kehidupan Grrycia?
Heuh, Pak Andreas bukanlah apa apa!
Dia bukan siapa siapa!
Dan Jangan tanya dari mana Grrycia mendapatkan kekuatan tersebut.
Bukan Mario Teguh yang memberinya motivasi. Tetapi dirinya sendiri
Dengan ataupun tanpa Pak Andreas, hidupnya harus tetap berjalan!
"Ma,Grryc berangkat"
Pamitnya setelah melegut segelas susu yang sudah di siapkan.
Mama Dea yang baru muncul dari arah dapur dengan sepiring nasi goreng ditangannya, menghampiri
"Hey, sarapan dulu!" Suruhnya sambil menarik tas Grrycia sehingga ia tidak bisa kabur
"Ahh, udah minum susu" Sahut Grrycia dengan tampang manja
"Sedikit aja!" Paksa Mama sambil menarik Grrycia untuk duduk
Dengan rada ogah ogahan Grrycia duduk dan sarapan dengan menu nasi goreng spesial yang di buat dengan rasa penuh cinta oleh sang Mama
Ahh sepertinya memang hanya cinta seorang ibu kepada anaknya saja yang paling setia.
Grrycia tersenyum ke arah Mamanya yang terus memperhatikannya
Mama Dea senang melihat putrinya ini begitu ceria, sepertinya ia sudah melupakan masalahnya. Baguslah biar dia tidak berlarut larut dalam kesedihannya dan membuat dirinya cemas
"Grrycia lagi semangat sekolah" Sahut Grryc menyadarkan lamunan Mamanya
Mama manggut manggut
"Bagus lah" Sahut sang mama,Dengan Bangga
**
"Jadi, alesannya apa nih tiga hari enggak masuk sekolah?" Tanya Bima. Mengawali pembicaraan, yang kali ini ia gabung dengan Grrycia dan Mona di kantin
Ia tidak sendiri, tapi juga dengan Tama, anggota inti tim basket sekolah dan Arvand.
Rasanya sudah lama Grrycia tidak makan di kantin bersama Arvand
"Sengaja, biar putih" Grrycia menyahut asal,
sehingga mengundang gelak tawa teman temanmya.
Nampak di meja lain, Nasya juga sedang nongkrong dengan teman temannya dan menatap Grrycia dengan tatapan tidak suka.
Grrycia tidak perduli, ia sudah kebal.
Toh Nasya memang tidak menyukainya sejak lama, sama seperti Grrycia yang juga tidak menyukainya
"Udah bening, mulus kaya gini
kurang apa lagi Grryc?"
Sambar Tama yang kemudian melahap baksonya, setelah tawanya selesai
Grrycia merasa beruntung di temani mereka pagi itu
"Udah ah, jangan pada ngoceh terus. Beresin makannya" Suruh Grrycia yang kemudian melegut ninumannya
"Oh ya Mon. Nanti pinjem buku catatan ya"
sahut Grrycia setelah beberapa saat kemudian. Padahal Grrycia malas untuk menyalin catatan.
Tidak penting! Ia tidak begitu perduli dengan UAS. Yang penting tetep lulus meskipun dengan nilai rata rata
Pada kenyataannya, meskipun tidak pernah juara kelas, Grrycia selalu masuk tiga besar.
Seperti yang sudah di katakan, ia memang cerdas, tidak heran jika ia bersikap, cuek, acuh bahkan cenderung angkuh
Angkuh,tidak ada bedanya dengan Pak Andreas
Dengan kecantikan paras wajah dan kecerdasan otaknya, tidak masalah jika ia bersikap sombong.
Biar saja orang berkata apa kepada dirinya,
sampai mulut mereka berbusa. Percuma saja!
Grrycia tidak akan mau mendengarkan
Seusai nongkrong di kantin, Grrycia dan Mona selanjutnya pergi ke kelas.
Bel tanda masuk sudah di bunyikan, pelajaran pertama adalah matematika.
Grrycia sudah siap bertemu dengan Pak Andreas
Di pintu kelas keduanya berpapasan dengan Pak Andreas yang sudah siap mengajar.
Ia tersenyum begitu melihat Grrycia yang sudah masuk sekolah
Dan dengan cueknya Grrycia masuk duluan ke kelas tanpa sapaan kepada Pak Andreas, tanpa mengucapkan selamat pagi atau sekedar senyum saja sebagai bentuk keramahan dan sopan santun siswa terhadap guru
Mona merasa heran tentu saja. Terutama Pak Andreas, ada apa dengan anak centil itu?
"Selamat Pagi Pak" Sapa Mona yang akhirnya menyapa Pak Andreas, dengan agak kikuk karena sikap Grrycia barusan.
Kemudian ia duluan pergi ke kelas menyusul Grrycia
Pak Andreas masih belum sadar atas sapaan yang di lontarkan Mona, sampai akhirnya dia juga ikut melangkah masuk ke kelas
Suasana kelas jadi lengkap karena ada Grrycia, Pak Andreas senang, tapi ia merasa heran atas perubahan sikap Grrycia padanya yang acuh tak acuh.
Sedangkan Pak Andreas belum paham apa permasalahannya, apa yang membuat murid cantik nya itu seolah menjadi membencinya
"Kamu sama dia ada masalah Grryc?"
Tanya Mona setelah keduanya duduk di tempat masing masing
"Enggak" Grryc menyahut seperlunya
"Kamu nggak kebentur kan Grryc?
Nggak amnesia kan?" Selidik Mona yang begitu penasaran dengan sikap Grrycia Kiana di hadapannya ini
"Enggak!" Grrycia menyahut seperlunya dengan jengkel
"Tapi Kok..."
"Udah ahh. Aku gak mau bahas!" Potong Grryc, kemudian membuka tasnya dan mengambil buku catatan
Mendadak ia amat malas belajar hari ini,
terutama melihat Pak Andreas di depan sana
fikiran liarnya mulai bekerja
Ahh apa tidak sebaiknya aku mengeluarkannya saja dari Ghalapagos?
Aku akan memikirkan ini nanti
**
Pak Andreas hanya duduk sambil menyangga dagu nya, mengamati seisi ruangan dengan fikiran yang mengalir kesana kemari
Flashback On
Pak Andreas memijat pelipisnya, pelan
Mas Jordan manggut manggut
nampaknya paham dengan keadaan adiknya ini
"Ndre. Apa kau jatuh cinta pada muridmu itu?"
Tanya Mas Jordan lagi.
Dan lagi lagi itu membuat kepala Pak Andreas berdenyut hebat
Mas Jordan tersenyum sambil menepuk nepuk pundak Pak Andreas
"Kau ini begitu rumit Ndre. Ahh Mas tidak bisa membantu mu. Kau sudah dewasa, kau mampu menemukan jalanmu sendiri "
"Mas, saya harus istirahat" Sahut Pak Andreas mengalihkan pembicaraan.
Dan sebenarnya secara halus juga mengusir kakaknya ini
"Baiklah. Mas Pamit. Istirahatlah!" Sahut Mas Jordan kemudian berlalu meninggalkan Pak Andreas sendiri di apartemennya yang mewah itu
Ruangan besar yang pernah menahan Grrycia seolah hanya untuk menemani makan malamnya
Selanjutnya, hanya suara hujan yang menemani Pak Andreas di ujung malam, di kesunyian dari keramaian Ibu Kota
Flashback Off
**
Grrycia dan Mona masih di dalam kelas, membereskan buku bukunya, anak anak yang lain sudah pada berhamburan seperti tahanan lepas dari penjara saat bel tanda istirahat berbunyi
Pak Andreas yang sudah selesai membereskan buku bukunya mulai berjalan menghampiri meja Grrycia
Mona menyikut pinggangnya, Grrycia malah terus pura pura membereskan buku bukunya
Pak Andreas sudah sampai di samping meja Grrycia, Mona hanya terdiam tidak mengerti dengan apa yang terjadi antara dua sejoli ini,
sedangkan Grrycia memilih tidak perduli dan mengacuhkan Pak Andreas begitu saja
"Ekhemm" Pak Andreas mulai menarik perhatiannya. Dan Grrycia sama sekali tidak menggubrisnya, sampai akhirnya Pak Andreas yang sudah melai geram angkat berbicara
"Grrycia. Kamu ke kantor saya. Ada hal yang perlu kita bicarakan"
"Saya harus nganter Mona ke potocoppy depan sekolah" Grrycia menyahut cepat dengan datar
Pak Andreas menoleh padanya
"Iya kan Mon" Sahut Grrycia sambil menoleh ke Arah Mona dan menatapnya dengan tatapan tajam, seolah siap membunuh jika ia mengatakan tidak
"Iya...., iyaa Pak"
Mona menyahut agak gelagapan.
Risih dengan tatapan maut Grrycia
"Hanya sebentar" Bujuk Pak Andreas dengan suara yang tenang
"Tidak bisa" Elak Grrycia, kemudian berdiri menatap Pak Andreas dengan senyumnya.
Pak Andreas sontak saja mengalihkan pandangannya, entah mengapa ia tidak berani menatap mata Grrycia
"Baik kalau begitu" Pak Andreas menyahut lemah, kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Grrycia yang berdiri terus menatapnya dengan sorot mata yang tidak dapat dibaca
Mona yakin bahwa sebenernya ada sesuatu yang di sembunyikan oleh karibnya ini,
ia nampak melihat dengan jelas perbedaan sikap Grrycia pada Pak Andreas yang padahal Guru pujaannya itu
Grrycia duduk dengan kasar di kursinya, Mona sampe meringis, karena risih pada sikap Grrycia
"Grryc.."
"Jangan tanya. Aku gak mau bahas!" Cela Grrycia yang tau kemana arah pembicaraan yang akan dipertanyakan Mona
***
Grrycia pergi ke perpustakaan, mengambil buku dengan random, kemudian duduk membaca dengan earphone di telinganya,
ia nampak berusaha menenangkan fikirannya dengan mendengarkan musik
Musik selalu bisa menjadi teman dan penenang
Ia ada di perpustakan karena memang tidak benar benar akan pergi ke potocoppy,
itu hanya alasannya saja agar tidak bersama dengan Pak Andreas
Grrycia tidak benar benar membaca buku,
ia hanya membuka lembar demi lembar buku itu.dengan fikirannya yang entah melayang kemana, seulas senyum nampak muncul di bibirnya
Flashback On
Hari itu, sepulang ekskul musik seperti biasa Grrycia sengaja tidak membawa mobilnya agar ia ditawari tumpangan oleh Pak Andreas, kemudian di antarkannya pulang
Itu terjadi 1 minggu setelah Pak Andreas memeluknya di dalam mobil
Seperti apa yang diharapkan oleh Grrycia, Pak Andreas mengajaknya pulang bareng, dan tentu saja tawaran itu diterima dengan baik oleh Grrycia
"Saya antarkan kamu pulang" Sahutnya kalem, sambil menggulung lengan kemejanya sampai ke siku.
Grrycia tanpa pertimbangan langsung mengangguk dengan senyumnya yang mengembang
Padahal ia sudah sering sekali satu mobil dengan Pak Andreas, suduk di sampingnya dan di antarkannya pulang.
Memang itu yang Grrycia inginkan, bersama dengan Pak Andreas. Bahkan kalau tuhan mengizinkan, ia ingin setiap waktu berada di samping Pak Andreas setiap saat
Mobil berhenti ketika sampai di depan gerbang rumah Grrycia
"Makasih Pak" Sahutnya, lalu hendak turun, tapi seketika Grrycia berbalik saat ternyata gelang yang digunakannya menyangkut di arloji Pak Andreas
Pak Andreas juga heran bagaimana itu bisa terjadi, mata keduanya terpaku di pergelangan tangan mereka
Seolah gelang dan arloji itu memberi waktu kepada Grrycia dan Pak Andreas agar lebih lama lagi berada di dalam mobil
Kemudian keduanya hanya saling tersenyum
"Jadi?" Tanya Grrycia sambil menunjuk pergelangan tangan mereka
Pak Andreas menggeleng, kemudian hanya tersenyum
Dan membuat Grrycia sedikit terperangah
Langkah yang Pak Andreas ambil dalam menyelesaikan masalah tersebut adalah
Ia sedikit menunduk, kemudian menggigit benang gelang yang dikenakan Grrycia sambil memegang tangan mungil Grrycia
Tentu saja Grrycia tidak menyia nyiakan hal itu begitu saja, ia dapat sepuasnya memandang Pak Andreas yang sekarang menunduk di hadapannya.
Dia selalu tampan dan sempurna di setiap pembawaannya, tidak perduli kegiatan apapun yang dilakukannya
Jikapun Pak Andreas mengeluarkan air liur dan membasahi tangannya, maka itu tidak masalah untuk Grrycia
Sesaat kemudian benang gelang Grrycia yang menyangkut di arloji pak Andreas itu pun terlepas, nampak pernah pernik dari gelang Grrycia terjatuh berserakan
"Maaf. Nanti saya ganti" Sahut Pak Andreas
Grrycia segera tersadar
"Tidak. Tidak papa Pak, tidak usah!"
Sahut Grrycia, kemudian turun dari mobil. Pak Andreas juga turun
Perasaan Grrycia bagai cerah penuh pancaran, padahal cuaca sore itu mendung, seperti akan turun hujan
Pak Andreas sudah saling berhadapan dengan Grrycia
"Grrycia saya akan tetap.."
Sahut Pak Andreas, tapi kalimatnya terpotong begitu saja saat tiba tiba Grrycia mendekat, dan memeluknya tanpa embel embel apapun
Pak Andreas sedikit terkejut,
sedangkan Grrycia sendiri, ia sedari tadi menahan hasratnya untuk memeluk Pak Andreas yang nampak menggemaskan ini.
Perlahan Pak Andreas, mengangkat tangannya, membalas pelukan Grrycia
Beri mereka waktu sebentar! Jangan di ganggu!
Ok
Sudah
Perlahan Grrycia melepaskan pelukannya,
Pak Andreas tampak tersenyum ke arahnya dengan senyum meremehkan
"Kamu tadi sengaja?" Tanya Pak Andreas kemudian
'Tadi' yang di maksud pak Andreas adalah saat tersangkutnya gelang Grrycia pada arloji nya
Grrycia menggeleng.
Kemudian ia pamit dan melangkah masuk ke gerbang rumahnya
Jangan tanya dimana Pak Engkus. Grrycia pun tidak tau, malah bagus ia tidak ada, karena kalau Pak Engkus itu ada. Maka Grrycia tidak akan berani memeluk Pak Andreas tadi
Setelah Grrycia berlalu, Pak Andreas hanya membalik badannya menghadap mobil, dan memegang dadanya dengan mata yang terpejam, merasakan pelukan Grrycia tadi
Flashback Off
Sudahlah, jangan ingatkan lagi
mengingatnya hanya akan membuat luka di hati Grrycia
Ia sudah terlalu lama berada di perpustakaan, nampaknya anak anak yang lain sudah pada pulang
Grrycia memang sengaja lebih memilih membaca buku dan menghindari pelajaran
**
"Grrycia"
Panggilan itu menghentikan langkah Grrycia
yang berjalan keluar gerbang
"Saya antar kamu pulang"
Sahutnya saat sudah berhadapan dengan Grrycia
Kalian bisa menebaknya sendiri, siapa orang itu
"Saya antar kamu pulang" Sahutnya lagi saat tak mendapat respond dari Grrycia
"Tidak usah" Sahut Grrycia. Acuh
"Biar saya antar" Bujuknya
"Tidak usah" Tolak Grrycia lagi, lembut
"Grrycia. Biar saya antar kamu pulang" Bujuk Pak Andreas lagi. Yah dia memang tidak bisa di tolak
"Bapak bukan sopir saya, saya bukan majikan Bapa. Jadi tidak usah memaksa untuk mengantarkan saya pulang" Sahut Grrycia datar
Pak Andreas menghela nafas, ia sungguh tidak mengerti dengan sikap Grrycia sekarang, ia benar benar jauh berbeda dengan Grrycia yang di kenalnya yang begitu centil, dan suka mencari perhatian padanya, berbeda dengan sekarang
"Saya pulang dengan Arvand" Sahut Grrycia
saat melihat Arvand yang menepikan mobilnya di samping Grrycia
Sebelumnya Arvand memang mengajak Grrycia untuk pulang bareng, dan Grrycia belum memberikan persetujuan
Arvand langsung membukakan pintu mobil saat mengerti bahwa Grrycia menyetuji tawarannya tadi. Ia tak menggubris meskipun Pak Andreas, Guru yang selama ini dekat dengan Grrycia dan seolah merampas Grrycia darinya ada tepat di sampingnya
Begitu Grrycia masuk, tanpa memperdulikan Pak Andreas lagi
Mobil Arvand melaju begitu saja, meninggalkan Pak Andreas yang mematung menatap kepergian Grrycia dengan pasrah
Ia tak bisa menahannya
Entah harus bagaimana ia mengembalikan Grrycia yang dulu
ia mengabaikannya begitu saja, dan membuat Pak Andreas tak mengerti
Membuatnya sesak