Beside Story Of [SELEPAS KATA TALAK]
"Separah itukah garis takdir sampai aku mendapat gelar istri yang haram disentuh?"
Gevanya Rianti adalah seorang Dokter Muda, dia harus menelan pil pahit disaat dirinya harus berdiri di pelaminan tanpa mempelai pria karena calon suaminya, Loki Ardiansyah lebih memilih pergi bersama selingkuhannya.
Refal Argantara, seorang pria lumpuh kakak dari Loki memilih menjadi pengganti Loki sebagai suami Gevanya, namun siapa sangka dimalam pertama mereka Gevanya mendapatkan fakta bahwa dirinya hamil setelah pernikahan itu yang membuat dirinya menjadi istri yang haram disentuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32. Keyakinan Hati Gevanya
"Baiklah Akad nikah ulang kalian akan dilakukan sore ini juga, sebaiknya Gevanya pulang dulu ke rumah Ayahnya, dan kamu Arga ikut ke rumah Papa, akad nikah akan dilakukan tertutup di kediaman Pak Raden," jelas Papa Ardan yang membuat Gevanya dan Arga mengangguk.
Gevanya langsung berjalan masuk ke dalam kamar mengambil tas yang biasa dia pakai kemudian berjalan keluar fari rumah.
Sementara itu Arga yang berada diatas kursi rodanya langsung menggenggam tangan Gevanya sebelum Gevanya keluar dari luar rumah.
"Ini masih pagi kan? Abang belum bilang selamat pagi istri Abang," Arga tersenyum kemudian mengecup pelan tangan Gevanya.
Wajah Gevanya memerah namun naluri dan hatinya seolah tidak bisa menerima dan saling berdebat liar tentang apa yang terjadi.
"Haruskah aku menerima takdir dan menjadikan Bang Arga suami sepenuhnya, lagipula Agnes sudah tidak ada, apakah semua ini sudah menjadi skenario Allah," Gevanya berdebat dengan batinnya.
Ia berjalan mengikuti ayahnya masuk ke dalam mobil, ternyata Ayah Raden dan Papa Ardan mengendarai dua mobil berbeda, sementara itu Arga dan Ustad Zaky ikut bersama mobil Papa Ardan.
Didalam perjalanan tidak ads percakapan diantara anak dan ayah tersebut, Gevanya masih berdebat dengan isi hatinya sebelum Ayah Raden menatapnya signifikan.
"Ayah sudah tahu Ge, kamu tidak sepenuhnya bahagia dengan pernikahan kamu, kamu takut Ayah drop kan?" Suara Ayah Raden terdengar menusuk membuat Gevanya membalikkan wajahnya menatap ayahnya.
"A-ayah?"
"Sekarang Ayah tanya ke kamu, kamu mencintai Arga apa ndak?" Aksen daerah kental Ayahnya membuat Gevanya sadar bahwa kini mereka dalam mode serius.
"Maafin Gevanya Ayah, Gevanya gak tahu harus bagaimana," Gevanya menunduk, air matanya jatuh di balik wajah terbalut hijab itu.
Sembari menyetir, Ayah Ardan mengelus pundak Gevanya berusaha menenangkan hatinya. "Ayah yang salah nak, Ayah tidak seharusnya begini, hanya demi Ayah kamu harus berpura-pura bahagia, tapi sebelum semua nya terlambat, Ayah kembali tanya, kamu bahagia dengan Arga? Kamu mencintai Arga?"
Gevanya diam, dia kehilangan kemampuan berbicaranya saat ini. "Aku cinta sama Bang Arga, dia cinta pertama Gevanya."
"Lalu kenapa kamu tidak bahagia?"
"Aku bahagia Ayah,"
"Wajahmu mengatakan tidak, Nak, jangan membohongi Ayahmu, kau sudah dua puluh empat tahun menjadi anakku sebelum aku melepasmu dengan pria lain, dan Ayah hapal mana wajah yang menandakan keraguan di hati kamu," Pernyataan Ayahnya benar-benar membuat Gevanya tersentak.
"Ayah tahu jawabannya kan?"
"Agnes? Sahabat kamu itu?"
Gevanya mengangguk.
"Orang yang sudah mati tidak ada sangkut pautnya lagi dengan dunia, Nak, jika kamu mencintai Arga maka katakanlah, karena kesempatan biasanya tidak datang dua kali, jika Arga bisa melupakan Agnes demi kamu, kenapa kamu tidak bisa menerima Arga hanya karena Agnes, sahabat sejati tidak akan marah jika sahabat lainnya menjaga miliknya, lagipula apa yabg salah, mungkin Agnes akan senang mengetahui bahwa suaminya dijaga oleh sahabatnya sendiri daripada wanita lain," Nasihat Ayah Raden menohok begitu pelan tapi menampar batin Gevanya.
Pittt!
Suara klakson panjang membuat Gevanya dan Ayah Raden kaget, Ayah Raden langsung membanting setir membuat mobil mereka terperanjat ke pinggir jalan.
"Astagfirullah! Ayah gapapa?" Gevanya menatap ayahnya sendiri. "Alhamdulillah kita tidak kenapa-napa Yah, aku kira kita tadi tertabrak, rasanya begitu nyata."
Gevanya sempat berpikir karena hal ini mereka berdua harus masuk rumah sakit namun ternyata mereka berhasil menghindar, disaat Ayah Raden menetralkan perasaannya, ponsel Gevanya berbunyi.
"Halo?"
Deg!
Deg!
Deg!
"Papa dan Bang Arga kecelakaan?"
Hening melanda isi kepala Gevanya, bagaimana bisa? Pertanyaan itu menjadi pertanyaan pertama yang ini Gevanya lontarkan jika saja dia tidak lemas duluan.
•
•
•
TBC
Assalamualaikum
Jangan Lupa Like
Semuanya akan baik-baik aja, kalian percaya kan sama Author?