Supreme Kultivator

Setelah mengobati Blacky hingga benar-benar pulih sempurna, Kini Yan Hao kembali berkelana meninggalkan provinsi Lunnan untuk menuju provinsi Sichuan, Lokasi harta karun yang ia tuju berada.

Mungkin mulai kini hari-harinya akan menjadi sangat sibuk, Menanti kompetisi kekaisaran diikuti dengan pencarian harta karun dan pemusnahan jalan iblis yang jahat. Ia benar-benar harus melalui semua itu dalam satu waktu, Namun bagi seorang mantan 'Supreme Kultivator' hal itu hanyalah hal biasa yang terjadi setiap harinya.

Ia terus melesat diudara melewati berbagai macam dataran untuk menuju provinsi Sichuan, Terkadang berhenti disuatu kota dan menyewa jasa kereta kuda ketika ia ingin berjalan dengan santai dan menikmati keindahan alam didunia ini.

Hingga akhirnya, Ia telah sampai dikota terdekat dengan lokasi harta karun yang ia tuju.

Provinsi Sichuan, Sebagian dari wilayah ini adalah padang gurun yang luas dan sebagiannya lagi adalah wilayah yang sangat hidup dan subur, Dipenuhi oleh berbagai macam kehidupan disetiap sisinya.

Lalu lokasi dimana harta karun berada adalah dipucuk provinsi Sichuan, Wilayah yang berseberangan tepat dengan wilayah Dinasti Da Zhou.

Lokasi harta karun merupakan pegunungan yang menjulang tinggi, Diapit oleh dua kota sekaligus dikedua sisi dinasti.

Meskipun dikedua sisi adalah padang gurun yang luas, Seakan-akan tidak ada kehidupan kecuali para kultivator dan manusia yang menggunakan berbagai akalnya untuk tetap hidup. Namun pegunungan yang dapat dibilang 'terpencil' ini justru begitu hidup, Membentuk lingkaran yang menjulang-julang tinggi diantara kota-kota gurun yang mengelilinginya.

Oleh karena itulah, Mengapa Yan Hao berani berspekulasi bahwa harta yang berada ditunjukkan didalam peta bukanlah harta biasa.

Namun jika tidak benar-benar seluar-biasa itu, Setidaknya pasti masih akan cukup berguna untuk perjalanannya selama didunia bawah ini.

Yan Hao terus berjalan menyururi jalanan kota, Dimana banyak sekali pedagang disisi kiri dan kanan jalan yang terus menawarkan jualannya pada orang-orang yang lewat.

Setelah sekian lama berada didunia ini, Ini adalah kali pertama Yan Hao merasakan wilayah yang begitu tentram dan damai, Meskipun masyarakatnya masih banyak dikalangan bawah, Namun tidak ada sedikitpun penindasan yang terjadi dari kalangan atas.

Ia mendongakkan pandangannya, Menatap gunung tinggi yang berada tepat diatas kota ini. Artinya, Kota ini berada dikaki-kaki gunung lokasi harta karun berada.

Yan Hao pun melesat, Setelah merasakan kilauan energi yang begitu luar biasa tepat dipuncak gunung. Ia terbang dengan kecepatan tinggi, Menuju lokasi kilauan energi itu berasal.

Namun, Ia tidak mendarat dipuncak ketika melihat banyak sekali kultivator dikaki gunung ini yang juga terlihat akan segera mendaki. Tidak hanya disatu sisi, Namun juga disatu sisi lainnya yaitu dari wilayah Dinasti Da Zhou.

Hanya dalam sekejap mata, Pada kultivator itu benar-benar menerjang mendaki gunung dengan kecepatan tinggi. Tidak hanya para kultivator muda, Namun juga banyak orang tua diranah martial ancestor yang ikut menerjang keatas gunung.

"..." Yan Hao terdiam sejenak mengamati pergerakan mereka. Meskipun bukan ancaman, Namun akhirnya Yan Hao memutuskan untuk menyelesaikan perburuan harta karun ini dengan cepat tanpa meninggalkan masalah sedikitpun.

Tap! Ia pun mendarat, Tepat dipuncak gunung tertinggi. Mulai meraba-raba menggunakan inderanya untuk mengetahui lokasi harta itu,

Sriingg!!! Kilatan energi kembali terasa, Ia berbalik dan mendapati bahwa terdapat sebuah goa yang begitu gelap disana.

Ia melangkah dengan tenang, Perlahan-lahan tapi pasti, Melangkah masuk kedalam goa yang begitu gelap. Namun ketika baru menginjakkan satu langkah kedalam, Pemandangan didalam goa itu berubah menjadi begitu fantastis.

Dimana dinding-dinding goa dipenuhi oleh tanaman-tanaman bersinar yang membuat seisi goa begitu terang nan indah. Ia pun terus melangkah maju, Hingga sampai pada ujung goa dimana terdapat sebilah pedang yang tertancap begitu dalam diatas batu. Tidak hanya tertancap, Bahkan juga terlihat rantai-rantai spiritual yang mengikatnya untuk terus menyatu seakan-akan melarangnya untuk lepas dari cengkraman batu itu.

Namun inti permasalahannya bukanlah sebuah batu, Melainkan pedang itulah yang sengaja disegel pada sebuah batu dengan menggunakan rantai-rantai spiritual tingkat tinggi.

"Akan tetapi dilihat dari penampilannya, Sepertinya pedang ini sudah disegel disini selama ratusan tahun lamanya, Bahkan rantai-rantai inipun sudah mulai retak secara perlahan-lahan." ucap Yan Hao mengamati kondisi pedang dan rantai yang mengikatnya.

Yan Hao menyentuh pegangan pedang itu, Dimana ia merasakan energi yang sangat besar nan murni. Namun pedang itu tidak melakukan penolakan sedikitpun pada sentuhan Yan Hao, Seakan-akan memang terdapat catatan takdir yang dikhususkan untuk memilikinya.

"Energi yang begitu besar! Jika pedang ini melakukan penolakan sedikitpun, Mungkin tanganku sudah hangus sejak tadi..." gumam Yan Hao dengan setetes keringat yang keluar, Entah mengapa ia merasa gugup ketika berada didekat pedang ini.

Tiba-tiba, Kepalanya terasa begitu sakit dan seakan-akan ingin melayang. Entah apa yang terjadi, Namun didalam otaknya seperti ada sesuatu yang mengalir masuk sesaat setelah ia menyentuh pedang itu.

Seseorang yang familiar terlihat pada ingatannya, Namun ia tidak bisa mengingatnya meskipun telah mencoba sekeras mungkin.

Membelah matahari dengan satu ayunan pedang, Memerintah ribuan makhluk hanya dengan satu lambaian pedang. Pedang agung yang mengatur semua jalan, Tak terhentikan dan terbendung oleh segala kekuatan!

Yan Hao terdiam, Melihat ingatan itu yang seolah mengalir dari dalam pedang kedalam dirinya, Seperti ingatan masa lalu?

"Sungguh sebilah artefak yang mengerikan..." ucap Yan Hao dengan keringat yang terus mengucur deras, Dengan tatapan yang tak pernah beralih sedikitpun pada pedang itu.

Srrrkkk...

Yan Hao berusaha untuk menariknya keluar, Rantai-rantai yang mengikatnya pun mulai terkikis perlahan-lahan.

Padaa saat itu pula, Pada saat ia benar-benar telah mencabut pedangnya dengan sempurna. Secara tiba-tiba tangannya bergerak sendiri mengikuti arah pedang, Mengangkat pedang itu tinggi-tinggi dan menyebabkan ledakan cahaya yang menjulang tinggi ke langit.

Blammmm!!!

Semua kultivator yang sedang berusaha menggapai tempat itu terdiam, Bertanya-tanya apakah sudah ada orang lain yang mencapainya lebih dulu. Mereka pun menambah kecepatannya, Terus bergegas untuk mencapai puncak gunung secepat mungkin.

Pada saat yang bersamaan, Ingatan yang tak dikenal kembali mengalir masuk kedalam pikiran Yan Hao sesaat setelah ia berhasil mencabut pedangnya dengan sempurna.

Kali ini ribuan bagian kecil yang terpotong, Hanya membahas satu hal terpenting yang membuat seakan-akan kepalanya ingin meledak.

"Aaarrrghhhh!!!"

Reflek, Seketika Yan Hao mengeluarkan Heavenly Box Treasure dan membentuknya menjadi sebuah domain yang tak terkalahkan. Ia meningkatkan kemampuan otaknya sendiri hingga ratusan kali dengan bantuan Heavenly Box, Membuatnya pada akhirnya dapat kembali bersikap normal dan tenang. Tidak hanya itu, Ia bahkan kini dapat mencerna setiap ingatan yang mengalir masuk kedalam dirinya dengan begitu mulus dan sempurna.

"Sword of Destroyer Hell and Heaven!"

Yan Hao terdiam, Setelah mengetahui dengan jelas nama pedang itu berkat ingatan yang masuk kedalam pikirannya. Ia tertegun dalam diam, Menyaksikan pedang didalam genggaman tangannya dengan nama yang begitu mengerikan.

Namun mengingat berbagai kejadian masa lalu pedang ini, Membuatnya yakin bahwa nama itu tidak berlebihan.

Pedang itu bersinar, Membuat Yan Hao kembali bertanya-tanya apa yang terjadi kali ini.

Bersinar begitu terang hingga membuat Yan Hao tidak dapat melihatnya dengan jelas meskipun sudah menggunakan bantuan Heavenly Box sekalipun.

Cahaya itu perlahan-lahan menghilang, Lalu sarung pedang muncul secara tiba-tiba menutupi bilah pedangnya, Bahkan menutupi aura pedang itu yang begitu luar biasa, Menjadikannya seolah-olah hanyalah sebuah pedang biasa bagi orang luar yang tidak mengetahuinya.

Yan Hao tersenyum, Lagi dan lagi ia mendapatkan keberuntungan tanpa sengaja. Bukankah dengan senjata ini, Seorang martial emperor pun dapat terbelah hanya dengan satu lambaian?

Ia berjalan perlahan menuju pintu goa, Melihat kembali sinar matahari setelah beberapa saat terhalangi oleh dinding bebatuan goa.

Namun, Hal pertama yang ia perhatikan bukanlah cahaya matahari yang bersinar dengan terik. Melainkan ratusan kultivator dari berbagai generasi yang sudah menantinya diluar goa.