Persahabatan Audi, Rani dan Bimo terjalin begitu kuat bahkan hingga Rani menikah dengan Bimo, sampai akhirnya ketika Rani hamil besar ia mengalami kecelakaan yang membuat nyawanya tak tertolong tapi bayinya bisa diselamatkan.
Beberapa bulan berlalu, anak itu tumbuh tanpa sosok ibu, Mertua Bimo—Ibu Rani akhirnya meminta Audi untuk menikah dengan Bimo untuk menjadi ibu pengganti.
Tapi bagaimana jadinya jika setelah pernikahan itu, Bimo tidak sekalipun ingin menyentuh, bersikap lembut dan berbicara panjang dengannya seperti saat mereka bersahabat dulu, bahkan Audi diperlakukan sebagai pembantu di kamar terpisah, sampai akhirnya Audi merasa tidak tahan lagi, apakah yang akan dia lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Puluh
Setelah minta bantuan temannya, akhirnya Bimo tahu keberadaan Audi. Melihat tempat gadis itu berada di kota yang sama dengan kota yang akan dia tuju, Bimo jadi semakin bersemangat.
Mama Susi yang telah siap ikut berangkat, bermaksud menginap di rumah Bimo. Dia dan bibi serta Ghita datang sore karena pagi besok mereka sudah harus pergi.
Bimo berencana mengenakan mobil saja menuju kota tersebut. Jarak tempuh sekitar sepuluh jam. Dia mengajak supirnya untuk ikut.
Saat sampai di rumah Bimo, Mama Susi lalu melihat diari Rani yang terletak di atas meja yang ada di ruang keluarga. Dia lalu mengambilnya. Mama Susi ingat jika itu milik putrinya. Kebetulan Ghita sedang di bawa main bibi sehingga dia bisa baca.
Mama Susi membuka satu persatu lembaran diari itu. Dia membacanya dengan teliti. Sesekali tampak wanita paruh baya itu menarik napas.
"Rani, apa yang telah kamu lakukan, Nak? Mama rasanya tak percaya kamu sanggup berbuat begini hanya karena cinta," gumam mama Susi dalam hatinya. Dia tak sanggup lagi membuka lembaran lain.
Air mata tampak membasahi pipi wanita itu. Sepertinya dia sangat terluka mengetahui jika putrinya telah berbohong selama ini.
"Audi, maafkan Rani. Tante yakin kamu anak yang baik. Kamu pasti memaafkan Rani. Tante sangat berharap bisa bertemu kamu dan meminta maaf atas nama Rani," ucap Mama Susi pada dirinya sendiri.
Mama Susi lalu meletakan kembali buku diari itu ke tempat semula. Dia mau pura-pura tak membacanya. Malu rasanya dengan Bimo. Yang membuat mama Susi salut, sikap menantunya itu tak berubah meski telah mengetahui kesalahan Rani.
Mama Susi masuk ke kamar Ghita. Dia termenung memikirkan apa yang telah dia baca. Apakah dia harus menanyakan kebenaran ini pada menantunya atau pura-pura tak mengetahui saja!
**
Di pagi yang cerah, sinar mentari menembus celah-celah daun pepohonan di halaman rumah Bimo. Di luar, suara burung berkicau, seolah-olah ikut merayakan suasana yang ceria hari itu. Bimo, seorang pria dengan tubuh sedang dan wajah bersih, tengah bersiap-siap untuk melakukan perjalanan penting. Hari ini mereka akan berangkat ke kota, sebuah perjalanan yang sudah dinantikan oleh keluarganya.
Di dalam rumah, Mama Susi, mertuanya, sedang berbenah. Wanita berusia lima puluhan itu terkenal dengan sifatnya yang periang dan baik hati. Dia selalu punya cara untuk membuat suasana menjadi hangat, sama seperti masakan yang sering ia buat. Dengan tangan cekatan, Mama Susi mengepak barang-barang yang akan dibawa. “Bimo, sudah siap? Kita tidak mau berangkat terlambat, kan?” serunya sambil mengeluarkan sejumlah camilan dari dapur.
“Iya, Ma! Sebentar lagi,” jawab Bimo sambil menggendong Ghita, anaknya yang berusia satu tahun, ke dalam pelukannya. Ghita, dengan pipi chubby dan mata bulatnya yang cemerlang, terlihat ceria. Dia mengulurkan tangan kecilnya, ingin meraih mainan yang ditaruh di atas meja. Bimo tersenyum melihat gelagat lucu putrinya itu; Ghita adalah sumber kebahagiaannya.
Setelah semua barang siap, mereka pun berangkat. Bimo memasukkan tas dan perlengkapan ke dalam mobil, sementara Mama Susi mengajak Ghita untuk duduk aman di kursi mobilnya. Ghita, yang belum sepenuhnya menyadari perjalanan kali ini, bermain dengan mainan berwarna warni yang ia bawa. Bimo menatapnya dengan penuh cinta, merasa beruntung memiliki keluarga yang bahagia.
Di dalam mobil, Mama Susi duduk di kursi penumpang, di samping Bimo. Pertama kali mereka melintasi jalanan yang familiar, namun kali ini mereka memiliki tujuan yang lebih jauh. Bimo tidak bisa menutupi rasa semangatnya.
"Bimo, Mama minta maaf," ucap Mama Susi dengan suara pelan.
"Maaf untuk apa, Ma. Aku rasa mama tak pernah melakukan kesalahan," jawab Bimo.
Mama Susi sambil menyuapi Ghita dengan cemilan tampak menarik napas dalam. Sepertinya dia agak berat untuk mengatakan sesuatu.
"Mama baru membaca isi diari Rani kemarin. Mama jadi merasa bersalah atas apa yang pernah Rani lakukan padamu," ujar Mama Susi dengan suara semakin pelan.
"Ma, aku tak mau bahas itu. Percuma saja. Rani nya telah tiada. Jadi yang harus kita lakukan adalah memperbaiki semuanya. Aku ingin minta maaf dengan Audi. Selama ini aku telah salah menilainya!" seru Baim.
"Mama juga ingin minta maaf jika Tuhan memberikan kesempatan kami bertemu," kata Mama Susi.
"Ma, saat ini kita sekalian akan mencari keberadaan Audi. Salah seorang temanku mengatakan jika dia berada di kota tujuan kita saat ini," ucap Bimo.
Mama Susi jadi terkejut. Tapi, dia ikut senang mendengarnya. Berarti dia punya kesempatan untuk meminta maaf dengan gadis itu.
"Kamu gak becanda'kan, Bimo?" tanya Mama Susi dengan suara yang cukup terkejut.
"Aku serius, Ma. Jadi aku minta Mama bersabar jika seandainya kita akan lebih lama berada di kota tersebut. Aku tak akan kembali sebelum bertemu dan bicara dengan Audi," ujar Bimo.
"Mama mendukungmu. Mama akan bertahan hingga kita bisa bicara dengan Audi," ujar Mama Susi.
Bimo tersenyum menanggapi ucapan mertuanya itu. Tiba-tiba dia teringat ucapan Audi yang mengatakan jika dia ingin bercerai. Dia memandang ke samping, tampak Ghita sedang bercanda dengan Mama Susi. Dia akhirnya memiliki ide.
"Ma, aku mau minta tolong Mama," ucap Bimo.
"Apa yang bisa Mama bantu?" tanya Mama Susi.
"Aku ingin Mama membantuku untuk meyakinkan Audi jika aku benar-benar telah menyesali semua perbuatanku padanya. Aku ingin kami memulai semua dari awal, dan aku janji akan berubah. Aku akan memperlakukan dirinya sebagai ratu dalam rumah tanggaku," ucap Bimo sambil menerawang.
Bimo sudah tak sabar ingin segera bertemu dengan Audi. Akan dia katakan padanya, betapa dia menyesali apa yang pernah dilakukan selama ini.
**
Selamat Pagi. Sambil menunggu novel ini update bisa mampir ke novel anak online mama di bawah ini. Terima kasih.
lebih baik ma orang lain,ketimbang balikan ma kamu...buat apa pisah toh balikan lagi...pisah ya pisah,cari kebahagiaan masing masing
jangan mau balikan...
kemana harga dirimu,udah di hina hina,udah dicaci maki,dibuat seperti pembokat masiiih juga mau balikan...
haddeuh kamu terlalu berharga untuk laki2 seperti Bimo...