Srita(Cinta Manis Berakhir Miris)

Haras berdiri mematung di depan pintu rumah Pak Turio.Ia masih bingung bagaimana memberi alasan pada sang Kakek tentang kondisi yang terjadi padanya.Jika ibunya Ratno dengan begitu mudahnya percaya dengan alasan konyo* yang Ratno berikan,ia ragu sang Kakek akan berbuat hal yang sama.Ia tahu Kakeknya itu.Ia tak jauh berbeda dengan Ayahnya Haras, orangnya kritis dan tak mudah percaya begitu saja,terutama pada sesuatu yang dirasa tak masuk logika.

"Mas,kok belum masuk?!",tanya Ratno saat mendapati Haras belum kunjung membuka pintu.

"Ah lu No!nyuruh sih enak,gua yang jalanin ini yang pusing...",celetuk Haras dengan wajah bingung.

"Lah,kan ini rumahnya Kakek Mas,Yo tinggal masuk wae to Mas..",timpal Haras.

"Lu ini emang bener-bener ya No.!",Haras ingin sekali meremas mulut Ratno yang begitu mudahnya mengucapkan kalimat itu.

Ratno hanya nyengir kuda,dsn berusaha menghindar saat tangan Haras hendak meraup bibirnya.

"Ma..maaf Mas..".

"Maaf..maaf...!,bantu aku berpikir cari alasan..!".

"Oh..kalo soal itu sih gampang Mas!".

"Gampang kata lu?!".

"Iyo.Kalo kakek tanya..ya Mas tinggal bilang alasan yang sama seperti yang saya katakan sama Ibuku tadi..",jawab Ratno dengan percaya diri.

"Gil* lu!lu pikir Kakek bakal percaya gitu?!",Haras mencibir Ratno.

"Lah..ya pasti Mas..!".

"Ratnooo...!gua itu dari kecil kagak pernah manjat pohon!jadi gimana konsepnya Kakek percaya kalo gua jatuh karena manjat pohon?!",Haras kian geram mendengar perkataan Ratno.

"Udah ah!males gua ngomong sama lu lama-lama,bikin gua emosi aja lu!",ucap Haras yang tak bisa lagi menahan rasa jengkelnya.

Ratno hanya nyengir kuda melihat reaksi Haras yang dinilainya lucu itu.

*****

"Ono opo iki?!",Pak Turio melihat-lihat wajah Haras.

Haras ketar-ketir,ia seperti pelaku kriminal yang sedang diinterogasi oleh polisi.Takut dsn serba salah.Tapi,otaknya terus berputar untuk mencari alasan yang tepat agar sang Kakek tak curiga.

"No,Kakek ndak akan tanya sama Haras.Karena Kakek tau..dia pasti ndak akan jujur..".

"Jadi.. Kakek mau tanya sama kamu..!",ucap Pak Turio dengan wajah serius,membuat Haras dan Ratno gusar.

"Koe harus jawab dengan jujur!".

Ratno hanya mengangguk,meski ia sendiri tak yakin apa ia benar-benar mampu untuk menjawab pertanyaan Pak Turio dengan jujur.Karena ia sendiri tak tahu bagaimana reaksi Pak Turio saat tahu kenyataan yang terjadi pada ia dan terutama Haras.

"Apa yang membuat Haras seperti itu?!",tanya Pak Turio dengan nada suara tegas.

Ratno tak langsung menjawab,ia masih bingung harus menjawab apa.Ia takut.

"Ratno??!!".

"I..iya..Kek..iya..",jawab Ratno tergagap.

Pak Turio mengangkat sedikit wajahnya, menandakan ia segera meminta Ratno untuk menjawab.

"Anu Kek..itu..ta..tadi..Mas Haras jatuh. dari motor.",karang Ratno,ia memejamkan matanya,tak sanggup melihat wajah Pak Turio yang entah bagaimana ekspresinya.

"Apaa koe bilang?jatuh dari motor??!!",Pak Turio kaget,entah kaget sungguhan atau hanya berpura-pura kaget untuk memberi kesan bahwa ia percaya dengan ucapan Ratno.

Ratno melirik kearah Haras,Haras tetap diam,ia tak tahu harus bagaimana.Ia juga sana cemasnya dengan Ratno.

"dia kebut-kebutan?!",lanjut Pak Turio.

"Iya Kek.Bener itu!",Ratno seperti mendapat ide,ia terlihat semangat menjawab pertanyaan Pak Turio,sedang Haras justru terlihat cemberut.Alasan yang Ratno berikan itu sangat merugikan dirinya.Meski ia terhindar dari amarah sang Kakek yang tak tahu jika ia baru dihajar oleh anak buah Jeki,tapi alasan yang Ratno berikan bisa membuat ia tetap kena marah oleh sang Kakek.

"Kenapa kamu biarkan No?!,ksn,saya sudah bilang,kalo Haras melakukan hal yang ndak bener koe harus lapor sama saya!".

"Maaf Kek..saya ndak berani..",Ratno cari aman.

"Ndak berani piye?opo Haras ngancem koe?",tanya Pak Turio yang kini melemparkan pandangan pada Haras,sehingga membuat Haras tertunduk takut.

"E.bukan begitu Kek,Mas Haras cuma bilang kalo dia ingin menghibur diri saja,jadi.sata ndak tega Kek..",kilah Ratno lagi.

"Siala* bocah ini,dia cari aman rupanya..awas koe No!!",gerutu Haras dalam hati yang merasa kesal dengan Ratno.

"Oo.ngono..jadi..kalo mau pergi kalian jalan kaki atau naik sepeda wae..",ucap Pak Turio sambil berlalu meninggalkan Ratno dan Haras yang hanya melongo mendengar ucapan Pak Turio.

"Lu ini emang sok-sokan ya.?!",ucap Haras kesal,setelah memastikan Pak Turio pergi.

"Ma..maaf Mas,saya ndak punya pilihan..saya terpaksa..",kilah Ratno.

"Ya .tapi kenapa lu malah jadikan gua korban Noo??!",protes Haras

"Bu...bukan begitu Mas,habis saya ndak tau harus jawab apa.Mas,kan tau gimana Kakek, tatapannya itu loh,bikin ciut nyali..".

"Heleh..alasan aja lu!".

"Tapi..yang penting Kakek ndak tau yang sebenarnya,kan Mas?".

"Iya, Kakek memang gak tau yang sebenarnya,tapi gara-gara lu bilang gua jatuh dari motor..kita jadi gak boleh naik motor lagi No..!",Haras terlihat jutek.

"E..maaf Mas..", lagi-lagi hanya kata maaf yang bisa Ratno ucapkan.

"Hancur sudah!lengkap sudah penderitaan hidup gua!udah ditaruh di tempat aneh kayak gini,gak ada hape,gak ada uang,gak ada kendaraan juga!cocok!",Haras meninju dinding,ia merasa sangat kesal.

Hidupnya kini sudah tak bisa ia nikmati.Semua seolah sudah tak lagi berpihak padanya.Semenjak ia berada di kampung ini,nasib buruk seolah terus mengikutinya.Mulai dari Aydra yang marah padanya,ia yang tak boleh lagi meminjam hape Ratno,lalu ia bertemu Srita yang membuat ia harus berurusan dengan Jeki, dan sekarang gara-gara ulah Ratno,ia juga dilarang mengendarai motor oleh kakeknya.

Haras bangkit dari duduknya,ia ngeloyor masuk ke ruang dalam tanpa berpamitan pada Ratno.

"Loh Mas mau kemana?",tanya Ratno saat melihat Haras pergi.

"Gua mau istirahat No..gua capek ma hidup gua yang kacau ini..",jawab Haras cuek.

Ratno tak berani berkata apapun,ia hanya mampu menelan ludah,ia merasa tak enak pada Haras.Karena alasan yang ia ungkap pada Pak Turio,yang ada kini Haras justru berada dalam masalah yang baru.Meski sebenarnya niat Ratno adalah agar Pak Turio tak curiga pada Haras,tapi yang terjadi justru Haras mendapat sanksi lagi.Setelah sebelumnya ia mendapat sanksi tak boleh meminjam ponsel Ratno karena ketahuan menelpon pacarnya di kota,kini ia harus kena sanksi tak boleh lagi menaiki motor karena alasan kony*l yang Ratno berikan.

Ratno tak tahu bagaimana caranya menjelaskan pada Haras bahwa ia tak bermaksud untuk membuat Haras dalam kesulitan.

******