Gejolak Cinta Sang Asisten

Rumah besar bak istana itu nampak sunyi. Tak seperti beberapa tahun yang lalu. Ada tawa,ada kehangatan, ada senyum dan juga ada cinta. Semua sirna dalam sekejap.

Kejadian kelam malam itu telah merenggut segalanya. Karena ambisi untuk membersihkan kota dari tangan orang-orang kotor membuatnya harus membayar mahal. Kebahagiaan keluarga yang awalnya sangat damai berubah menjadi neraka.

Sanjaya menatap pigura besar yang masih tergantung di dinding ruang tengah. Ruang dimana biasanya dirinya dan keluarganya berkumpul. Kini ruangan tersebut sunyi, sesunyi hatinya saat ini.

Ingatan Sanjaya kembali pada kejadian malam itu. Dirinya tengah melakukan penyergapan terhadap seorang gembong mafia yang telah lama menjadi incaran pihak kepolisian.

Sanjaya yang merupakan seorang agen dan detektif ternama kala itu menjadi tombak, karena dirinyalah yang berhasil menemukan markas besar para buronan tersebut.

Tanpa pikir panjang, Sanjaya menerima mandat untuk nya bergerak malam itu juga. Ada sebuah firasat beberapa saat sebelum dirinya pergi. Sanjaya berulangkali berusaha menyakinkan dirinya jika semua akan baik baik saja.

Bersama dengan Ronald, Sanjaya pergi melakukan tugasnya. Namun siapa sangka, dirinya harus menelan pil pahit setelah kembali. Istri tercintanya telah diculik beserta sepupunya. Demi menjaga kewarasan, Sanjaya tetap bersikap tenang dan menugaskan Ronald untuk mencari jejak keduanya.

Dimana Rayyan?

Pemuda 15 tahun tersebut sedang asyik dengan dunianya. Banyak kegiatan yang diikutinya saat itu. Hingga ketidakhadiran sang mama selama hampir sepekan tak disadari olehnya.

Sanjaya tak ingin mengusik bahkan menghancurkan mimpi putra semata wayangnya tersebut hingga pria tersebut memilih bungkam.

Tapi segalanya menjadi bumerang untuk Sanjaya manakala sangat istri kembali beserta sepupunya. Keduanya nampak sangat memprihatinkan.

Intan bahkan menatap kosong sekelilingnya. Tak jauh beda dengan sepupunya, kedua wanita tersebut hanya diam. Dalam keadaan tertekan itulah kabar dari Ronald benar-benar membuatnya hancur.

Kedua wanita kesayangannya telah menjadi budak naffsuuu dari beberapa gembong mafia termasuk Pak Dewo yang menjadi salah satunya.

Rayyan remaja mulai curiga melihat gerak gerik sang mama. Wanita pemilik surganya tersebut tak lagi bersemangat seperti biasanya. Bahkan senyumnya pun telah pudar entah kemana.

Sanjaya bersama dengan Ronald telah mengupayakan hal terbaik untuk mengembalikan keduanya seperti sediakala. Psikiater telah didatangkan dan tentu saja semua itu harus disembunyikan dari Rayyan. Sanjaya mati matian menjaga pikiran putranya agar tidak terpuruk andai saja dirinya mengetahui hal buruk yang menimpa sang mama serta tantenya.

Namun harapan tinggal harapan. Malam itu, Lena, sepupu jauh Sanjaya yang memang tinggal disana guna menemani Intan dalam keseharian nya mulai mengamuk. Wanita muda itu mengalami depresi, bagaimanapun dirinya masih perawan kala itu.

Saat Lena mengamuk itulah, Sanjaya berupaya untuk menenangkan nya. Lena memberontak keras hingga Sanjaya kuwalahan meski berhasil pada akhirnya. Akan tetapi satu hal diluar kendali Sanjaya kala itu. Dia terlalu fokus pada Lena hingga tak menyadari jika sang istri telah keluar dari kamarnya dan menuju dapur.

Saat dirinya berupaya untuk menenangkan Lena itulah Rayyan melihatnya. Posisi Sanjaya kala itu membuat siapapun akan salah paham padanya. Lena yang memberontak dan Sanjaya tak punya pilihan lain selain menduduki kedua kakinya hanya untuk mempermudahnya mengunci pergerakan Lena sebelum pada akhirnya dia menyuntikkan obat penenang yang dokter berikan.

Rayyan nampak sangat marah. Sanjaya tetap berusaha tenang dan berpikir untuk menceritakan semuanya nanti pada sang putra karena sudah tak ada yang bisa dia sembunyikan.

Namun takdir seolah tak memihak padanya. Rayyan yang sedang murka semakin murka kala menemukan sang mama telah bunuh diri sesaat sebelum dirinya sampai ke dapur. Naasnya, para dokter tak mampu menyelamatkan wanita cantik nan lembut tersebut. Intan dinyatakan meninggal dunia.

.

.

Sanjaya mengusap air mata di pipinya.

Menyesalkah dirinya?

Penyesalan terbesar yang Sanjaya rasakan manakala dirinya mempercayai perintah tanpa pernah menyelidiki sebelumnya. Terlalu percaya pada timnya telah membuat segalanya hancur tak tersisa.

Lalu apakah tak ada upaya yang dia lakukan untuk mengatakan yang sebenarnya pada Rayyan?

Malam sebelum kejadian itu, Intan masih nampak tenang dan menunggunya pulang seperti biasanya. Sanjaya tak menaruh curiga apapun hingga mereka berdua saling berbicara dari hati ke hati. Sang istri tak menampakkan gelagat mencurigakan apapun itu.

Wanita yang telah menemaninya dan memberi seorang putra tampan tersebut bahkan mengajaknya bercanda. Sebelum akhirnya Intan mengutarakan keinginannya agar Sanjaya tetap merahasiakan kejadian naas yang menimpa nya pada Rayyan yang kala itu lebih di kenal dengan panggilan Kevlin.

Intan beralasan jika dirinya pasti akan malu saat berhadapan dengan sang putra. Dia juga tak ingin membuat putranya tumbuh menjadi seorang pendendam dan malu memiliki ibu yang telah kotor dan rusak.

Sanjaya menyanggupi semua itu dan meminta sang istri untuk melupakan semua kejadian pahit yang menimpanya. Intan juga mengutarakan keinginannya untuk pindah dari rumah tersebut. Itupun Sanjaya menyanggupinya demi kesembuhan sang istri dari rasa trauma nya. Namun siapa sangka, semua itu hanyalah sandiwara Intan yang telah merencanakan semuanya. Bahkan Lena pun menyusul keesokan harinya.

.

.

"Aku merindukanmu, sayang. Kau tahu, putra kita telah kembali ke kota B kota kelahirannya. Andai saja dirimu masih berada disini, kamu pasti akan bangga. Dia telah tumbuh menjadi pemuda hebat. Aku yakin kamu pasti telah melihatnya bukan?" Sanjaya tersenyum menatap bunga lili yang telah mulai layu dan berubah warna.

Bunga lili adalah kesukaan Intan semasa hidup. Karena itulah Sanjaya akan selalu membawakan seikat bunga lili ketika berkunjung ke makam sang istri. Melihat ada setangkai bunga lili disana, Sanjaya yakin jika putranya tersebut telah datang ke makam sang mama.

"Sampai saat ini aku masih memegang teguh janji yang pernah aku ucapkan dulu padamu. Meski aku harus menerima kemarahan putra kita akan tetapi aku tak ingin mengecewakan mu. Sudah cukup apa yang menimpamu akibat kelalaian ku. Biarlah aku menerima hukuman ini."

Sanjaya membelai batu nisan Intan dengan lembut. Kedua matanya nampak berkaca kaca. Banyak kenangan bersama sang istri yang tak pernah ingin dilupakannya. Intan adalah cinta pertama dan terakhir seorang Sanjaya. Keduanya menikah setelah mengalami banyaknya rintangan.

Ronald yang masih setia berada disisi tuannya tersebut nampak menghela nafas pelan. Dia sangat paham dengan tabiat tuannya yang keras. Namun Ronald tak mampu lagi membendung rasa ibunya, menyaksikan sendiri bagaimana tatapan kebencian yang terpancar dimata tuan mudanya turut membuat hatinya sakit.

Sebagai orang yang mengetahui kebenarannya tentu saja Ronald tak tega dengan apa yang terjadi pada keluarga tuannya.

"Maafkan saya tuan. Saya tahu jika apa yang saya lakukan membuat anda kecewa. Akan tetapi itu lebih baik daripada saya harus melihat tuan muda semakin membenci anda tanpa tahu kebenarannya." Lelaki itu membatin sambil menatap nisan nyonya nya seolah meminta ijin untuk bertindak.