Menjadi gadis yang bernasab pada ibunya membuat Violet ragu menerima lamaran sahabat kecilnya, bukan karna tak memiliki perasaan yang sama, hanya saja keluarga pria itu adalah Shaka Rahardian Wijaya.
Mampukah mereka bersama diatas bayang masa lalu kelam orang tua Violet?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Little Bride 31
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
...Cek lek...
Violet membuka pintu kamar adik iparnya setelah mendapat izin dari Rubby, ibu m
uda dua anak itu tersenyum dan tak kaget saat melihat Violet datang bersama Nirmala.
"Hai, Vi," sapa Rubby yang langsung melakukan ritual wajib seorang wanita itu yaitu cipika cipiki.
"Hem, aku ganggu gak?" tanya Violet yang duduk di tepi ranjang dengan Nirmala di dekatnya.
"Enggak kok, aku udah tahu juga kalian mau kesini dari Mommy," ujar wanita berhijab itu.
"Baguslah," kata Menantu sulung Rahardian tersebut.
Violet yang duduk di tepi ranjang meminta Nirmala main bersama Akash dan Azzura, karna ia dan Violet tentu banyak yang ingin di bicarakan.
"Bagaimana?"tanya Rubby.
"Sulit, By."
"Kamu pasti bisa, Nirmala anak baik, ia nampak sayang pada Si kembar. Percaya padaku," sahut Rubby lagi, tak ada yang bisa dilakukan oleh wanita bergamis biru muda itu kecuali memberi semangat.
"Ya, akan ku usahakan," jawab Violet.
Tak ada rasa benci, hanya saja untuk terbiasa ada orang lain di antara ia dan Shaka rasanya ia belum nyaman untuk keadaan baru ini.
Karna yang Violet tahu, hanya tangannya yang ia genggam oleh Shaka.
Sedangakan hari yang semakin siang membuat Violet harus pamit padahal begitu banyak keluh kesah yang ingin ia sampaikan pada istri lembaran suaminya tersebut.
"Nanti saat kesini lagi, akan ku cerita kan banyak hal padamu ya," kata Violet sambil berpamitan.
"Tentu, kamu tak sendiri, Vi."
"Hem, aku titip Nirmala ya," ujarnya lagi sebelum kaluar dari kamar. Tak hanya pada Rubby, nyatanya Violet pun berpamitan pada Nirmala. Rubby yang melihat hal tersebut langsung dengan kedua matanya hanya bisa tersenyum, meski katanya belum bisa menerima tapi Violet tak mengabaikan kehadiran Nirmala
.
.
.
Setelah keluar dari kediaman Rahardian dan berpamitan dengan Mommy kini pasangan suami istri muda tersebut bergegas kearah kampus yang kurang lebih satu jam perjalanan.
"Mommy bilang apa tadi? kamu udah cerita dengan ketiga sekolah yang sudah kita datangi pagi tadi?" tanya Violet yang masih melempar pandangan ke luar jendela sampai Shaka sulit melihat ekspresi istrinya tersebut.
"Sudah, kata Mommy lebih baik yang dekat dengan rumah jadi Nirmala bisa pulang ke sana saat kita tak ada," jawab Shaka.
"Kalau begitu, tak perlu ada pengasuh dong," kata Violet lagi saat mendengar ucapan suaminya.
"Kita coba saja dulu tak ada salahnya kan?"
Violet hanya mengangguk pelan, ia juga sebenarnya tak punya jawaban tentang kemana Nirmala akan sekolah karna ketiganya punya lebih dan kurangnya sendiri sendiri.
Sampai di parkiran kampus, keduanya turun dari mobil untuk menuju salah satu gedung yang terdapat kelas mereka. Dari hampir semua mahasiswa dan mahasiswi yang ada di Universitas tersebut tahu jika mereka adalah pasangan halal, dan itu sebenarnya sangat di sayangkan oleh para gadis disana mengingat Shaka adalah pria idaman semua kaum hawa yang pastinya sudah terikat secara resmi oleh negara dan agama.
"Sayang, kamu kenapa? kok tangannya dingin?" tanya Shaka saat baru saja menggenggam tangan istrinya seperti biasa.
"Hem, entah. Kepalaku juga pusing, Kha," sahut Violet yang sejak keluar dari rumah mertuanya terasa berat di bagian kepala.
"Kamu sakit? Vi--, Sayang," panggil Shaka saat mendadak tubuh Violet lemas dan jatuh tak sadarkan diri dalam pelukannya.
