NovelToon NovelToon
THE SECRET AFFAIR

THE SECRET AFFAIR

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cintapertama
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Neon Light

Seharusnya kehidupan Serena sempurna memiliki kekasih tampan dan kaya serta mencintainya, dia semakin yakin bahwa cinta sejati itu nyata.


Namun takdir mempermainkannya ketika sebuah malam kelam menyeretnya ke dalam pelukan Nicolás Navarro—paman dari kekasihnya, pria dewasa yang dingin, berkuasa, dan telah menikah lewat perjodohan tanpa cinta.

Yang terjadi malam itu seharusnya terkubur dan terlupakan, tapi pria yang sudah memiliki istri itu justru terus menjeratnya dalam pusaran perselingkuhan yang harus dirahasiakan meski bukan kemauannya.

“Kau milikku, Serena. Aku tak peduli kau kekasih siapa. Malam itu sudah cukup untuk mengikatmu padaku... selamanya.”


Bagaimana hubungan Serena dengan kekasihnya? Lantas apakah Serena benar-benar akan terjerat dalam pusaran terlarang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neon Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

Mata Serena segera menyapu seluruh penjuru kamar yang terasa begitu asing. Dominasi warna perak, hitam, dan putih pada model kamar tersebut menonjolkan kesan modern dan dingin. Tidak ada satu pun barang pribadi berupa foto; yang ada hanyalah desain futuristis dengan fasilitas teknologi canggih.

Kesadaran menghantam Serena bahwa ia tidak berada di kamarnya sendiri, pun bukan di kamar hotel, melainkan di kamar seorang pria. Namun, ini jelas bukan kamar, kekasihnya. Ia sama sekali tidak mengingat mengapa dirinya bisa berada di atas ranjang dengan kondisi yang sangat memalukan.

Serena terisak sendirian di atas kasur. Tubuhnya bergetar hebat ketika pandangannya jatuh pada noda merah yang tampak jelas di sampingnya. Ia berupaya keras mengingat kejadian yang menimpanya semalam.

Namun, nihil. Ingatan Serena terputus. Hanya sepotong kecil memori saat ia berada di sebuah tempat karaoke bersama Gaby, sahabatnya, dan betapa banyaknya minuman yang ia tenggak meskipun sang sahabat telah berulang kali memperingatkannya untuk berhenti.

Setelah itu, Serena pamit kepada Gaby untuk pergi ke toilet. Namun, setelah selesai, ia samar-samar mengingat bahwa ia dibawa paksa oleh dua pria asing yang wajahnya kini pun ia lupa.

"Akh!" teriak Serena tertahan, kembali tenggelam dalam isak tangis yang semakin memuncak. Ia merutuki kebodohannya sendiri.

Andai saja paman dan bibinya tidak menentang hubungannya dengan Gabriel, mungkin ia tidak akan meminta Gaby menemaninya melampiaskan kekesalan.

Serena berusaha keras untuk bangkit dari ranjangnya, merintih kesakitan diselingi tangis. "Sakit... Aduh!"

Tangisan Serena semakin nyaring saat ia terjatuh akibat kakinya terasa lemas dan tidak bertenaga. Dengan sisa kekuatan, ia mencoba bangkit lagi dan berpegangan erat pada nakas di samping tempat tidur.

Tepat saat Serena sedang berjuang menahan segala rasa sakitnya, tiba-tiba terdengar bunyi akses kata sandi pintu ditekan. Pintu terbuka. Seorang pria dengan balutan kaus hitam berjalan memasuki kamar.

Tentu saja pria itu terkejut melihat sang wanita sudah terbangun dan berdiri berpegangan pada nakas, tubuhnya masih terlilit selimut. Jakunnya bergerak naik turun, menelan ludah melihat pemandangan di hadapannya.

"Siapa kamu, hah! Jangan mendekat, atau aku akan berteriak!" tukas wanita itu penuh ketakutan. Ia semakin mengeratkan selimut yang membalut tubuhnya, menatap pria yang wajahnya tertutup oleh masker.

Tanpa menjawab, pria itu justru melangkah mendekat, seulas senyum tipis terlihat di balik maskernya. "Kamu sudah bangun? Ini, aku bawakan makanan, susu, dan buah," ucap Nicholas, seraya meletakkan bawaannya ke atas nakas.

"Aku bilang jangan mendekat!" bentak Serena yang kini menangis histeris. Perkataan dan tangisan itu sontak membuat Nicholas mengerutkan kening.

Mengapa wanita itu justru menangis? Bukankah wanita ini adalah wanita bayaran yang dihadiahkan oleh ayahnya? Lantas, mengapa ia bersikap seolah menjadi korban?

Pria itu lantas melepaskan topi dan maskernya, membuat Serena terkejut bukan kepalang. Bibirnya ternganga lebar, dengan reaksi bola mata yang membesar sempurna.

"Tuan Nicholas?" Serena tidak pernah menyangka bahwa pria yang kini berdiri di hadapannya adalah Nicholas—sosok CEO yang terkenal dingin dan sudah beristri. Ia seraya menepis tangan pria itu ketika Nicholas bermaksud membantunya berjalan menuju kamar mandi.

"Ya, tentu saja. Ini aku, mengapa?" tanya Nicholas, masih diliputi kebingungan. Seharusnya Serena tahu bahwa ia adalah Tuannya, sebab bukankah wanita itu sendiri yang menjadikan dirinya sebagai hadiah untuknya?

"Tuan Nicholas! Apa yang Anda lakukan di sini, hah? Anda..."

Serena yang tampak sangat terkejut seolah tidak mampu merangkai satu patah kata pun. Pikirannya kalut, tak mampu berpikir jernih.

Sontak saja Nicholas benar-benar terperanjat mendapatkan reaksi penolakan dari Serena. Ia mengembuskan napas pendek disertai kekehan kecil. "Ini rumahku. Jelas aku ada di sini, dan terutama, ini kamarku."

Serena menggelengkan kepalanya. Ucapan Nicholas itu sudah membuktikan bahwa pria itulah yang telah merenggut kesuciannya. Ia terus berusaha menghindar, tetapi Nicholas tetap berupaya keras untuk membantunya berjalan.

"Anda ingin ke mana? Biar aku ban—"

"TIDAK! JANGAN SENTUH AKU!" teriak Serena, diliputi rasa ketakutan dan kekesalan.

Nicholas tersentak kaget mendengar bentakan dan penolakan keras dari Serena. "Apa?"

Serena terkekeh sinis melihat reaksi Nicholas. "Apa?” Anda masih bertanya “apa? Anda gila!"

Nicholas menjadi bingung. "Apa salahku? Sampai Anda—"

"Hentikan, Nicholas!" bentak Serena penuh emosi. "Anda masih bertanya apa? Apa Anda tidak sadar? Anda menculik saya dan Anda melakukannya pada saya! Anda sudah punya istri, dan sekarang Anda masih bersikap baik dan seolah-olah tidak tahu apa-apa penyebab saya menjadi seperti ini?"

Nicholas terkekeh mendengar tuduhan Serena. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang dituduhkan wanita itu padanya.

"Siapa yang menculik dan memperkosa Anda! Hah? Anda sendiri yang tiba-tiba datang ke kamarku dan memohon untuk ditolong. Apa Anda lupa?" tanya Nicholas, tidak terima dirinya dianggap sebagai penculik dan pemerkosa.

Air mata yang masih menetes di pipi Serena langsung ia hapus secara kasar. Ia pun berujar dengan ketus. "Saya tidak menyangka Anda memakai trik murahan untuk menjatuhkan Gabriel. Anda sungguh lelaki licik, Tuan Nicholas! Sungguh kasihan istri Anda!"

"Apa?" Nicholas sangat syok mendengar umpatan yang dilontarkan wanita itu. Ia segera memberikan penjelasan dengan memperlihatkan rekaman yang berhasil ia abadikan di ponselnya. "Sekarang Anda tahu? Siapa yang masuk ke kamarku dan memohon kepadaku?"

Serena membulatkan kedua bola matanya dengan sempurna. Apa yang dikatakan Nicholas memang benar; ternyata dialah yang memohon bantuan kepada pria itu. Namun, meskipun demikian, ia tetap enggan mempercayai begitu saja.

"Tidak, ini pasti jebakan, kan? Ya, Anda yang menjebak saya hingga saya masuk ke kamar Anda dan merencanakan semua ini! Anda licik, Nicholas! Saya benci Anda, benci!" Serena memukul dada Nicholas bertubi-tubi seraya menangis histeris.

"Tidak. Untuk apa saya melakukan itu semua? Hah!" Nicholas berupaya menenangkan Serena dengan menahan kedua tangan wanita itu agar ia berhenti memukulnya.

Dalam hati, Nicholas berujar, “Oh, jadi dia kekasih Gabriel?”

Serena menatap tajam ke arah Nicholas dengan pandangan penuh kebencian. "Tentu saja karena Anda tidak menyukai Gabriel, kan? Karena Gabriel adalah musuh Anda! Dasar picik, keponakan sendiri kamu musuhin hanya karena harta?”

"Hei, dengarkan aku! Aku memang tidak menyukai pria itu! Tetapi bukan berarti aku melakukan hal sepicik itu untuk menjatuhkannya." Nicholas membalas tatapan Serena dengan sorot mata yang serius dan tajam.

Hal itu sontak membuat wanita yang bernama Serena itu kembali menangis tersedu-sedu dan tubuhnya melemas. Secara refleks, Nicholas segera menahan tubuhnya agar ia tidak kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

Namun, lagi-lagi Serena berusaha memberontak agar tidak disentuh oleh pria itu, sebab perasaannya masih kalut dan terguncang.

Nicholas berjuang menenangkan Serena. Ia mencoba merangkul dan hendak memeluknya. Akan tetapi, ia hanya mendapatkan penolakan, lagi dan lagi. Bahkan, wanita itu memukuli dadanya dengan sekuat tenaga yang tersisa. Serena terus histeris. Sesekali, ia menjambak rambutnya sendiri saking frustrasinya.

Tak peduli dengan penolakan itu, Nicholas terus berusaha memeluk Serena dengan erat agar wanita itu sedikit dapat mengontrol emosinya. Karena kehabisan tenaga, pada akhirnya wanita itu hanya terkulai lemas di pelukan lelaki itu. Setidaknya Nicholas kini mengetahui siapa kekasih wanita itu. Ya, dialah Gabriel—keponakan Nicholas.

To be continued

1
Haris Saputra
Keren banget thor, semangat terus ya!
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya, trmksh🙏
total 1 replies
Nana Mina 26
Terima kasih telah menulis cerita yang menghibur, author.
riez onetwo
Ga nyangka sebagus ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!