Alvin Mark adalah pengusaha kaya pemilik perusahaan pembuatan Manequin terbesar di Paris dan Indonesia. Sudah lebih dari 10 tahun, ia berada di deretan orang terkaya di Paris. Dan namanya sangat terkenal karena memproduksi Manequin yang selalu mirip dengan manusia. Penjualannya selalu menduduki No. 1 dunia.
Alvin Mark memiliki satu Manequin kesayangan buatannya sendiri yang ia simpan di rumah besarnya. Manequin cantik itu ia beri nama Keke. Setiap ada masalah apapun ia selalu ceritakan pada Keke.
Suatu hari Keke hidup dan menjadi manusia persis seperti dirinya, awalnya Alvin Mark sangat ketakutan dengan kenyataan itu. Keke selalu mengikuti Alvin kemanapun, karena ia tak mengenal dunia manusia. Seiring berjalannya waktu pada akhirnya Alvin semakin mencintai Keke yang hidup sebagai manusia, ia sangat cemburu saat Keke mulai bergaul dengan banyak pria.
Siapakah Keke sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💞💋😘M!$$ Y0U😘💋💞, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30
"Apakah aku mengganggu kesenangan kalian?" tanya Calio.
Alvin terkejut dan melepaskan pelukannya. "Kapan kau datang, kau tidak mengetuk pintu." jawab Alvin.
"Oh ayolah sobat, aku sudah lebih dari sepuluh kali mengetuk pintu." kata Calio. "Selamat malam cantik." sapanya pada Keke.
"Pria ini yang aku katakan tadi sayang." ujar Alvin saat melihat Keke bingung.
"Calio?" tanya Keke.
"Benar, aku Calio." jawabnya seraya mengulurkan tangannya pada Keke.
Keke menyambut uluran tangan Calio, Calio justru sangat lama menggenggam tangannya membuat Alvin kesal dan melepaskannya. Tentu saja Calio tertawa.
"Kau cemburu tuan Alvin Mark." ujar Calio.
"Aku tak ingin kau jatuh cinta pada kekasihku." ujar Alvin.
Calio mengerutkan keningnya. "Apa kau setuju menjadi kekasih pria ini?" tanyanya pada Keke.
Keke mengangguk. "Tentu saja." jawabnya.
Calio kembali tertawa. "Ya Tuhan, jadi wanita ini yang membuat tuan Mark kita tergila gila." katanya.
"Diamlah, kau sangat cerewet. Mana makan malamku?" tanya Alvin.
Calio menyerahkan makanan yang ia bawa pada Alvin. Alvin benar benar kelaparan jadi ia langsung membukanya di meja.
"Temani Keke, tapi jangan menggodanya. Aku ingin makan." pinta Alvin. "Sayang, aku makan malam sebentar." sambungnya dan Keke mengangguk.
"Siap bos." jawab Calio.
Alvin mulai memakan makan malamnya, Calio memang tahu selera Alvin. Sedangkan Calio mulai berbicara pada Keke dan banyak bertanya padanya. Namun Keke sama sekali tak mengingat apapun yang ditanyakan Calio.
*****
Setelah setengah jam, Calio mengajak Alvin berbicara diluar. Keke sangat enggan ditinggal Alvin tapi Alvin berjanji hanya di luar kamarnya.
"Ini sangat aneh Vin, wanita itu manusia biasa sama seperti kita. Bagaimana ia bilang berasal dari dunia lain?" tanya Calio.
"Mungkinkah manusia bisa masuk kedalam sebuah manequin?" tanya Alvin.
"Itu memang tak mungkin, tapi aku tak merasakan aura lain dari tubuh Keke." jawab Alvin.
"Karena kau bertemu dengannya sekarang, aku juga merasakan hal yang sama. Berbeda dibanding saat pertama kali aku bertemu dengannya Cal. Aku bisa menyentuhnya bahkan menciumnya." ujar Alvin.
Calio tertawa. "Jadi kau sudah mencium pasien rumah sakit." godanya.
Alvin menendang kaki Calio. "Bukan itu intinya, sialan." jawab Alvin malu. "Kehilangan ingatannya tiba tiba, itulah yang aku pertanyakan." sambungnya.
"Jalanilah yang sekarang Vin, aku tak tahu harus menjawab apa. Kita tak pernah bisa tahu darimana ia berasal karena ia saja tak mengingat namanya sendiri. Tapi kau beruntung, ia percaya padamu dan menjadi kekasihmu. Setidaknya Karen akan berhenti mengejarmu." jawab Calio.
"Sudah setengah bulan aku tak tahu kabar wanita itu, apa ia malu karena aku mengetahui rencananya saat memanggilku ke apartemennya." ujar Alvin.
Calio mengangkat bahunya. "Tapi kau harus tetap waspada, Karen itu wanita yang sangat terobsesi padamu. Kau harus menjaga Keke, aku takut ia memiliki rencana jahat."
"Ada kau Cal, aku akan menyerahkan Karen padamu." kata Alvin.
"Aku tak tahu Vin, apakah aku bisa menangani wanita itu." jawab Calio.
"Lebih baik kita masuk sekarang, Keke menjadi penakut setelah kehilangan ingatannya." ajak Alvin.
Calio mengangguk dan mengikuti Alvin kedalam ruangan lagi, tapi ternyata wanita itu sudah tertidur dengan lelap diranjangnya. Alvin menarik selimut dan menutupi tubuh Keke dan mengecup keningnya.
"Aku baru melihat sikapmu pada wanita seperti ini. Kau benar benar jatuh cinta pada Keke." ujar Calio.
Alvin mengangguk. "Tapi aku masih bingung dengan perasaanku Cal, apakah aku mencintai wanita ini atau karena manequin Keke." jawabnya.
"Omong kosong, sekarang aku ingin tanya padamu. Jika suatu saat Keke menghilang dan hanya akan meninggalkan manequin yang tak bernyawa, apakah kau tetap senang?" tanya Calio.
"Jangan katakan itu, aku takut ia menghilang." jawab Alvin.
"Dan itulah jawabannya Vin, kau mencintai wanita ini bukan manequin Keke." ujar Calio. "Besok pabrik disini dan di Indonesia bersamaan mulai membuat manequin untuk Australia. Aku akan menanganinya, dan lusa kita ke kota Dinan. Tunggu, apa kau akan mengajak Keke ke kota Dinan?" tanya Calio.
Alvin menggeleng. "Kita hanya akan mengantar bu Farah kesana, kita langsung kembali. Aku tak ingin membuat Keke lelah." jawabnya.
"Vin, apa kau yakin akan mengirim bu Farah selama satu bulan di kota Dinan dan mengurus kebunmu. Bukankah hanya bu Farah pelayan yang bisa mengurus Keke." ujar Calio.
"Aku yakin, hanya bu Farah yang bisa mengatasi masalahku dengan kebun mawar itu. Dan soal Keke, aku akan membawa ia kemanapun aku pergi." kata Alvin.
"Maksudmu, kau akan bekerja dan terus membawanya bersamamu?" tanya Calio.
Alvin mengangguk. "Aku tak akan menyianyiakan waktuku sehari pun tanpanya. Aku masih ingat saat ia mengatakan ia hanya setahun berada di dunia ini. Aku takut akan menyesal saat ia kembali ke dunianya." jawabnya.
"Kau yakin akan siap fisik dan mental saat hari itu terjadi. Aku takut kau tak bisa menerimanya Vin." ujar Calio.
"Mungkin aku akan gila saat itu terjadi, jadi kaulah yang akan menggantikanku di perusahaan." goda Alvin.
"Sialan, aku tak akan membiarkanmu gila. Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menyadarkanmu." jawab Calio.
Alvin menahan tawanya karena takut membangunkan Keke. "Aku tidak akan gila Cal, aku akan bersiap untuk itu. Tapi aku akan melajang sampai aku mati." ucap Alvin membuat Calio terkejut.
"Aku akan menyeretmu ke Altar dan membuatmu menikahi wanita lain." ancam Calio.
"Kau saja masih lajang." ejek Alvin.
"Aku sudah memiliki tunangan." jawab Calio.
"Sebentar lagi Valentina akan meninggalkanmu karena kau tak kunjung menikahinya Cal." goda Alvin.
"Sialan, aku tak akan melepaskan kekasihku. Ia harus bersabar sampai masalahmu selesai." ujar Calio.
"Kau pria yang bodoh, kau menunda pernikahanmu karena aku. Aku sangat menyesal." kata Alvin.
"Kau yang bodoh, akulah satu satunya keluargamu Vin. Masalahmu adalah masalahku juga." jawab Calio.
"Maafkan aku." ujar Alvin menyesal.
"Sudahlah, aku akan pulang sekarang. Aku ta mau terus mendengarkan omong kosongmu itu. Titip salam buat Keke yang cantik itu, jika saja aku tak punya tunangan..."
"Kau tidak akan hidup jika merebutnya." potong Alvin.
Calio tertawa sambil melangkah keluar ruangan. Alvin memang sangat beruntung miliki teman sejati seperti Calio. Ia selalu berdiri disamping Alvin dan membantunya.
Alvin menghampiri Keke, wanita itu tidak bergeming sama sekali, mungkin karena obat yang diberikan suster setelah makan tadi. Ia menggenggam tangan Keke.
Aku tak tahu, apakah aku sanggup kehilanganmu Keke. Baru satu bulan saja kau berada didekatku, kau sudah membalikkan duniaku. Jika setahun kau bersamaku, lalu kau pergi. Aku tak yakin bisa hidup tanpamu. gumam Alvin.
Ia merebahkan kepalanya diranjang itu sambil menciumi punggung tangan Keke. Lama kelamaan Alvin ikut terpejam disamping Keke dengan posisi duduk.
*****
1...
2...
3...
Next Part...
Happy Reading All...😘
