Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #30
"aku dengar liburan kali ini Alvin membawa adiknya, Valeria," ucap Miko.
"Wah seru nih," ucap Bara.
Sementara Aksa melirik tajam ke arah mereka berdua.
"Valeria siapa kak?" tanya seorang gadis yang saat ini duduk di dalam mobil Miko. Ia mengeluarkan kepala setelah mendengar ucapan Miko dan Bara.
"Lah! Kau? Apa yang kau lakukan di mobil ku!" ucap Miko seketika terkejut. Tak hanya dirinya Bara juga juga.
Sementara Aksa terlihat biasa-biasa saja, dia sudah melihat seorang gadis keluarga dari bagasi mobil Bara dan masuk ke dalam mobil.
Bara yang melihat itu segera membuka pintu mobil dan menarik gadis tersebut keluar.
"Astaga Alana! Apa yang kau lakukan di dalam mobil ku? Kapan kau masuk?" ucap Bara menepuk jidatnya.
"Bara, ternyata kau juga membawa adikmu secara diam-diam?" lanjut Miko sambil menunjuk ke arah Alana.
Ya, Alana adalah adik perempuan Bara, sama seperti Alvin dia punya adik perempuan juga dan usia setahun lebih muda dari Valeria.
"Maaf kak, aku kesepian di rumah, akhirnya diam-diam masuk bagasi mobil mu untuk ikut juga, kalau tidak begini bagaimana mungkin kau bersedia membawa ku," jelas Alana yang memang terkenal nakal.
"Sudahlah, biarkan dia ikut, lagipula Valeria juga ikut setidaknya mereka berdua bisa berteman, bukan nya Alvin bilang adiknya belum punya teman di sini?" kata Miko menjadi penengah.
"Yey! Terima kasih banyak kak Miko," jawab Alana terlihat senang karena Miko mengijinkan nya.
"Baiklah kau boleh ikut, tapi jangan sampai mengusahakan ku," kecam Bara kepada sang adik.
"Oke aman," jawab Alana.
Sementara itu Aksa hanya memperhatikan kebisingan mereka, hal ini membuat nya jengkel namun ia hanya bisa menunggu sampai Alvin tiba.
Tiga puluh menit berlalu, mobil Alvin pun akhirnya tiba di persimpangan jalan di mana mereka sudah di tunggu oleh yang lainnya.
"Akhirnya tiba juga," ucap Bara yang lumayan sudah pegal.
"Maaf membuat kalian menunggu lama," kata Alvin sambil keluar dari mobil.
"Adikmu?" tanya Bara hendak mengintip mobil Alvin.
"Hallo semuanya," kaca mobil terbuka dan terlihat Valeria di dalam mobil.
Mata Aksa kini tertuju kepada Valeria, senyum tipis tiba-tiba terlukis di kedua sudut bibir nya.
Alana menatap ke arah Valeria yang ada di dalam mobil.
"Wahhh, jadi dia Valeria? Adik nya kak Alvin yang di sebut-sebut kak Bara tadi, ternyata sangat cantik ya," batin Alana.
"Hay," ucap Bara dan Miko secara bersamaan menyapa dan melambaikan tangan kepada Valeria.
"Valeria, kau sepertinya tidak akan sendiri, ada Alana," kata Alvin sambil menunjuk ke arah Alana.
"Hallo kak Alvin, hallo Valeria, aku Alana adik nya kak Bara," kata Alana dengan ramahnya.
"Hallo, aku senang karena punya teman perempuan," ucap Valeria dengan suara lembut.
"Baiklah, tunggu apa lagi? Ayo brangkat, jangan buang-buang waktu," ucap Miko membuat keputusan.
"Aksa kau mau mengemudi sendiri?" tanya Alvin kepada Aksa yang sedari tadi masih bungkam.
"Sopir bawa pulang mobil ku, aku mengemudi mobil mu," ucap Aksa datar dan kemudian berjalan masuk ke dalam mobil Alvin dan duduk tepat di kursi kemudi di samping Valeria.
"Baguslah, aku tidak perlu mengemudi," ucap Alvin yang kemudian ikut masuk ke dalam a mobil dan duduk di belakang.
"Kak aku pindah ya," ucap Valeria yang jantung nya kini kembali merasakan tidak nyaman karena kini di samping nya bukan lagi sang kakak.
"Kau pikir aku sopir?" kata Aksa dengan tatapan tajam nya.
"Kau di depan saja," ucap Alvin yang seketika menselojor kan kaki nya lalu fokus dengan ponsel.
"Kak Alvin sialan, awas saja aku adukan ke mama," batin Valeria geram.
Miko dan Bara saling pandang satu sama lain, mereka tidak habis pikir Aksa bisa meninggalkan mobil mahalnya di pinggir jalan begitu saja.
"Sudahlah, dia anak orang yang lebih kaya dari kita, sebaiknya jangan berkomentar untuk nya," kata Miko.
Perjalanan pun berlanjut kembali dengan satu mobil berisikan tiga orang.
"Kak, kenapa aku tidak di satu mobil kan sama Valeria saja? Bukan kah seharusnya bagus? Dia jadi punya teman bicara, sepertinya dia sedikit lembut dan agak gugup," kata Alana kepada Bara sang kakak.
Sama seperti Alvin dirinya duduk di kursi belakang sendirian.
"Aku juga berfikir seperti itu, tapi apa kau tidak lihat sperti apa tatapan Aksa, aku jadi takut memberikan ide," ucap Bara sambil fokus mengemudi.
"Sudahlah, Alana sebaiknya kau istirahat, perjalanan masih jauh," sambung Miko.
"Kak Miko sangat perhatian padaku, beda halnya dengan kak Bara," kata Alana sambil cengar-cengir.
"Mulut mu," ucap Bara.
"Tapi kak Bara benar, Aksa itu tidak terlalu asik, aku saja takut ketika melihat wajahnya, meskipun sangat tampan tapi tatapan matanya seperti elang yang ingin mengejar mangsa," ucap Alana lagi.
"Ya memang dia sperti itu, mau bagaimana lagi," sambungan Miko.
Satu jam perjalanan ...
Alvin kini tidur pulas di kursi belakang, sementara Valeria berkedip saja rasanya serba salah karena di samping nya ada Aksa.
Di hadapan Valeria ada sebuah tas kecil, itu adalah bekal makanan dari sang mama yang berisikan minuman dan juga buah-buahan.
Karena bosan, Valeria pun membuka tempat makanan tersebut dan mulai makan.
"Kak Aksa, kau mau?" tanya Valeria memberanikan diri untuk bicara, agar suasana itu sedikit mencair.
"Boleh," jawab Aksa.
Valeria pun menyerahkan sebutir anggur kepada Aksa.
"Ini makan lah," ucap nya sambil menyerahkan itu ke hadapan Aksa.
Namun bukan nya mengambil buah tersebut, Aksa malah memegang tangan Valeria dan memasukkan buah itu ke dalam mulutnya dengan tangan Valeria.
Valeria seketika tercengang merasakan lembutnya bibir laki-laki itu menyentuh jari-jari nya yang memegang buah tersebut.
"Enak," jelas Aksa sambil tersenyum tipis dan kemudian kembali fokus dengan jalan.
"Kak Aksa, kau ini," Valeria tidak berani melanjutkan ucapannya, dia kembali fokus dengan boks buah itu dan memakan nya secara acak.
Tiga jam kemudian ...
Hari sudah hampir gelap dan mereka berenam baru saja tiba di resort keluarga Miko.
"Huh sangat lelah," kata Bara.
"Siapa suruh kau tidak membiarkan ku bergantian membawa mobil.
"Bagaimana dengan mu Valeria? Kau baik-baik saja?" tanya Bara. Dia tidak mempedulikan Miko yang bicara padanya dan malah berbalik menatap Valeria yang berjalan di belakang bersama dengan Alana.
"Kak, kau perhatikan sekal," kata Alana sambil mengedipkan mata nya.
"Brisik," balas Aksa yang sedari tadi berjalan paling depan bersama Alvin.
"Alah biarkan, mereka punya mulut, tapi Bara, jangan coba-coba memperhatikan adikku," kata Alvin mengancam.
"Cukup-cukup, kenapa kalian ini sepertinya tidak ada hari tanpa perdebatan, lama-lama ku dorong ke air juga kalian semua," ucap Miko kesal.
Semuanya akhirnya diam dan melanjutkan langkah masing-masing menuju kamar.
****