Sebuah kisah tentang seorang wanita bernama Rumondang yang memilih menganut ilmu hitam untuk membalas dendam dan memiliki kekayaan.
Berawal dari sebuah kekecewaan dan penderitaan yang begitu berat, membuat ia harus terjerumus dalam lembah hitam untuk bersekutu dengan sesuatu yang sangat mengerikan.
Ia menempuh jalan sesat dengan memilih memelihara sesosok makhluk mengerikan yang berasal dari daerah suku Batak, Sumatera Utara, yang disebut dengan Begu Ganjang. dimana sosok makhluk ini semakin akan memanjang keatas jika semakin dilihat dan siapa yang bertemu dengannya, maka kematian yang akan ia dapatkan...
Apakah Begu Ganjang? dan apakah Rumondang dapat mencapai tujuannya?
Begu Ganjang, suara yang memanggil dalam kegelapan. Membawa kematian yang sangat mengerikan, teror yang tidak berkesudahan.
Bagaimana kisah selanjutnya, ikuti novel ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teror Yang Datang
"Hah!" Ture tersentak kaget saat menyadari jika ia hanya bermimpi buruk. Sedangkan Opung Boru menatapnya dengan sangat iba, ia membelai rambut Ture dengan lembut.
"Tenanglah, percayalah, Tuhan akan menolongmu," ucapnya dengan lirih, namun meyakinkan pada cucunya jika kegelapan akan kalah dengan Tuhan Sang Pencipta. (Kita hargai keyakinan agama lain).
Ture menggenggam jemari tangan sang Opung, lalu menoleh le arah Rumondang yang keluar dari kamar tanpa menoleh kearahnya.
"Opung, aku melihat bayangan hitam itu kembali datang, dan ia mencoba menerorku," ungkap Ture dengan bibir gemetar.
Ia masih mengingat jika malam kemarin satu sosok tinggi menjulang hampir mencelakainya dan membuatnya hampir meregang nyawa karena terus saja diteror, dan saat tadi, sosok itu hadir dengan membawa teror yang mengerikan.
"Dia sedang menuntut balas atas sebuah perjanjian kegelapan. Ia tidak lagi dapat dikendalikan, ia akan terus meminta dan meminta tanpa dapat dicegah," ungkap Opung dengan tatapan penuh ketakutan.
"Siapa dia, Pung?" tanya Ture, sembari beranjak bangkit dari tidurnya dan duduk dengan posisi mendekati si Opung Boru.
"Dia adalah Begu Ganjang. Sang penguasa kegelapan. Ia datang untuk meminta tumbal nyawa dan menuntut balas atas apa yang sudah diberilan kepada mereka yang mengikat perjanjian padanya," ucap Opung dengan wajah yang semakin memucat.
Ada yang ingin ia ungkapkan, namun ia tak ingin membuat Ture membenci inangnya, dan ia tak ingin itu terjadi.
"Pung, apakah ada rahasia yang sedang opung sembunyikan?" desak Ture dengan meminta jawaban saat ini juga.
Opung Boru memalingkan wajahnya. "Opung tidak dapat menjawabnya. Namun nanti kau akan mengetahuinya sendiri, ada petunjuk yang dapat menuntunmu, ingatlah pesan Opung, jangan pernah mau menerima uang pemberian inangmu, kecuali itu hasil kebun yang ada dibelakang dapur, kau boleh mengambilnya, dan jual lah cabai yang sedang berbuah, sebab itu sudah opung pagar dengan air suci," wanita itu mengingatkan.
Ture semakin merasa penasaran. Mengapa harus kebun belakang? Apakah itu tandanya jika ada diantara mereka yang melakukan perjanjian ghaib tersebut dengan sang penguasa kegelapan?"
"Opung, jujurlah padaku. Katakan siapa yang melakukan perjanjian ghaib itu," Ture terus mendesak wanita lanjut usia tersebut. Akan tetapi, Opung Boru memilih untuk bungkam, dan memilih untuk tidak mengungkapnya.
Ture merasa jika sang Opung mengetahui sebuah rahasia besar yang disembunyikannya. Ia akan mencoba mencari tahu tentang hal itu. Semakin wanita itu diam, maka semakin memperkuat rasa kecurigaannya.
"Andai nanti nyawaku tidak terselamatkan, maka pergilah ke Gunung Pusuk Buhit. Disana ada seorang Opung Silaban. Dia merupakan seorang Datu yang sakti, dan mintalah padanya untuk memutuskan hubungan perjanjian yang sudah merusak tatanan hidup," bisiknya pada Ture, sembari memberikan sebuah sebuah jimat berupa gelang yang terbuat dari kayu pohon trengguli wangkung atau kayu tada-tada yang dipercaya dapat menangkal serangan ghaib dan sudah diberi mantra.
"Itu sangat jauh, Opung, mengapa harus ke sana?" tanya Ture dengan rasa penasaran, sembari melirik gelang ditangannya yang dipakaikan oleh sang Opung.
"Opung Silaban memiliki Tongkat Tunggal Panaluan (Red: sebuah senjata berupa tombak yang terbuat dari kayu Trengguli Wangkung dengan sebuah sejarah peradaban dimana dua orang sedarah kembar menjalin cinta dan mendapat kutukan hingga tertelan didalam pohon Trengguli.
Beberapa Datu yang mencoba untuk menolong ikut tertelan, dan diantara ada seorang Datu sakti yang mencoba mengambil kayu itu untuk dijadikan senjata tombak dan memiliki kekuatan mistis dari para arwah yang tertelan dipohon.
Ture mendengarkan penjelasan sang Opung yang terlihat sangat ketakutan dan wajahnya kian pias dan memucat.
"Apakah aku dapat menemukannya? Sedangkan aku tidak mengenalnya?" Ture terlihat ragu. Namun wajah pucat sang Opung semakin membuatnya ingin bertanya lebih jauh.
"Gelang ini akan menuntunmu kesana," ucapnya dengan meyakinkan sang cucu.
Namun belum sempat mereka berbicara lebih jauh terdengar sebuah tawa panjang dikejauhan, dalam kegelapan malam yang sunyi diiringi hembusan angin yang bertiup cukup kencang.
Terlihat Opung Boru berkomat kamit membaca mantra. Wajahnya sangat serius sembari memejamkan kedua matanya dan berharap jika sosok itu tak mengganggu mereka malam ini.
Sedangkan disebuah rumah yang tak jauh dari tempat tinggal Rumondang, seorang wanita yang sebaya dengan Opung Boru sedang membaca doa untuk pengharapan agar desa ini tidak ditimpa musibah, sebab esok warga akan memanen padi disawah dan sepertinya desa mereka sedang tidak baik-baik saja.
****
Sebagian warga yang bertani menanam padi terlihat sudah bersiap untuk menuju ladang (Padi tanah dataran tinggi dengan varietas padi gogo) karena pagi ini adalah panen raya.
Mereka sudah memberikan ritual Patumona/Matumona pada setiap warga untuk menyisihkan hasil panen pertama mereka untuk dipersembahkan kepada Mulajadi Nabolon dan Leluhur yang merupakan Penguasa Alam sebagai bentuk rasa syukur, dan berharap jika tidak ada kendala dalam panen kali ini, sebab warga sudah dihantui kecemaaan dengan kematian beruntun didesa mereka.
Mereka mengadakan doa bersama. Lalu memulai memanen padi yang sudah mulai menguning dan dan mengetamnya dengan alat sederhana.
Dipundak mereka terdapat keranjang yang dirancang khusus untuk menempatkan hasil ketaman, dan mereka bekerja dengan begitu cekatan, sebab sudah terbiasa dengan pekerjaan mereka.
Namun kejadian tak terduga menyerang warga. Secara tiba-tiba salah satu warga berteriak kesakitan, dan berlari keluar dari tanaman padi dengan melemparkan alat ketam dan keranjangnya.
Kakinya disengat oleh binatang yang tak terlihat wujudnya, lalu mengalami benjolan disekujur tubuhnya dan meraung kesakitan.
Sontak saja hal itu membuat para warga yang sedang memanen tersentak kaget dan meninggalkan pekerjaannya untuk melihat kejadian tersebut.
Warga yang merupakan seorang wanita berusia lima puluh tahun itu tiba- tiba menggaruk benjolan yang terasa sangat gatal tersebut, dan hal itu membuatnya pecah dengan mengeluarkan cairan pekat berwarna merah bercampur nanah dengan aroma anyir yang memualkan.
Saat bersamaan, benjolan itu semakin banyak bertumbuh, dan membuat wanita itu mengerang kesakitan dengan menggaruk kasar yang semakin memperbanyak tumbuh benjolan.
Warga kebingungan, dan mencoba menolongnya untuk membawanya pergi ke klinik.
Akan tetapi, hal mengerikan terjadi. Dimana penyakit aneh itu menular pada siapa yang mencoba untuk menyentuhnya.
Sontak saja hal itu membuat mereka kebingungan, dan berlarian meninggalkan ladang, lalu menuju pulang. Mereka meninggalkan dua orang yang terkena penyakit misterius itu begitu saja diladang. Bahkan kedua mata mereka membuta karena penyakit itu terua bertumbuh tanpa henti, hingga sekujur tubuhnya, dan mata mereka ikut terasa pedih yang mengakibatkan mereka terus menguceknya hingga berdarah.
Kejadian itu menggemparkan desa, dan mereka mulai mengaitkannya dengan peristiwa yang sudah terjadi di desa mereka, jika ada Par Begu Ganjang yang sedang meneror mereka.
berarti JK Harta Kekayaannya ikutan Musnah ,, Rumondang kembali jd Kismin lagi donk yaa ,, kembali ke Kehidupan Awal lg 🤔🤔😱😱
semoga jg Perkampungan yg td nya Mati kembali Hidup lagi dg banyak nya Masyarakat yg kembali ke Kampung Halaman nya lagi 🤗🤗🤗
Semangat Datu Silaban ,,, Kamu psti bisa Mengembalikan Tondi nya Ture lg ke Jasad nya ,, Aku menaruh Harapan Besar pada Mu , Datu 🥳🥳😘😘
Agam nya Selamat dr si Begu nya ,,, tapi Ture nya malah sdh tak berdaya ,, mna sdh di Cekik nya ,,, apakah Ture selamat , kak ❓❓🤔🤔
knp pula tu Tas yg berisi ramuan nya mlh jatuh dn hilang entaah kmna 😤🥺🥺
sumpah Loch aku deg degan bgt bacanya 😱😱
Takut jg si Agam mati di tangan si Begu 🙈🙈🙈
pdhal mereka baru menyatakan perasaan nya masing-masing Loch ,,, masa mo berpisah alam 😔🥺
ahahayyy tp kek mana dgn wrg desa yaaa kira2 akan ngamuk g ya
ogn nyebur aja dehh 🤣🤣🤣
kekasih hati yg blm terungkap secara lisan 🤣🤣🤣
ayo ture pasti berhasil doa tulus seorang anak demi keselamatan ibunya pasti didengar Rumondang berhasil memutus perjanjian pas diujung ture tercekik