Dari semenjak lahir Syailendra dipaksa untuk "tak terlihat", dirumah, disekolah dan juga di lingkungan sekitarnya. Namun ternyata seorang perempuan bernama Ratu memperhatikan dan dengan jelas dan tertarik padanya. Perempuan cantik dan baik yang memberikan kepercayaan diri untuknya.
Sedangkan Ratu, Ia sosok perempuan sempurna. Ratu terkenal tak mau berkomitmen dan berpacaran, Ia seorang pemain ulung. Hidup Ratu berubah saat Ia dan Syailendra satu team mewakili olimpiade kimia dari sekolahnya. Mereka tak pernah sekelas, dan Ratu bahkan baru mengenalnya. Tapi sosoknya yang misterius merubahnya, Ratu merasakan sesuatu yang berbeda dengan pria itu, membuatnya merasa hangat dan tak mau lepas darinya.
Namun dunia tak mendukung mereka dan mereka harus berpisah, mereka lalu bertemu sepuluh tahun kemudian. Apakah kisah kasih mereka akan tersambung kembali? Atau malah akan semakin asing?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 - Takut Tak Beralasan
Malam semakin larut, namun mata Ratu enggan terpejam. Saat ini Ratu sudah berada di dalam kamar. Menoleh ke samping, dapat ia lihat Sasa sudah tidur dengan pulas. Berbanding terbalik dengan dirinya yang sampai detik ini tak bisa tidur karena memikirkan banyak hal di benaknya.
Pikiran Ratu tak lepas dari Syailendra. Lebam di wajahnya, latar belakang keluarganya yang menyedihkan, semua itu membuat Ratu merasakan sesak di dada.
Karena sebenarnya Ratu pun juga sama seperti itu. Tak jauh berbeda dari latar belakang keluarga penuh masalah...
Ratu adalah seorang anak dari pemilik klinik kecantikan yang cukup terkenal. Mereka merupakan influencer yang memiliki cukup banyak penggemar di sosial media. Hidup Ratu berkecukupan. Apa pun yang ia mau pasti bisa ia dapatkan. Namun meski begitu Ratu tetap tidak bisa merasakan kebahagiaan dalam menjalani hari-harinya.
Itu semua karena kebahagiaan yang mereka perlihatkan di sosial media itu hanyalah kebahagiaan semu. Alias pencitraan.
Saat di depan kamera Ratu merasa bahwa keluarganya itu sangat bahagia, harmonis dan juga tentram. Semua orang mengidolakan keluarga mereka. Bahkan ada yang terang-terangan mengatakan ingin memiliki hidup yang bahagia seperti Ratu. Ratu hanya tersenyum miris menanggapi komentar-komentar mereka.
Orang-orang itu tidak akan pernah tahu bagaimana hidupnya di belakang layar ... yang jauh dari kata bahagia. Ayah dan Ibunya tidak pernah akur. Yang ada setiap harinya mereka terus saja bertengkar sampai tidak pernah memedulikan Ratu. Yang ada di pikiran kedua orang tuanya itu hanya keuntungan sendiri saja.
Itulah alasan kenapa selama ini Ratu hidup bebas dengan menggebet banyak lelaki. Ya. Ratu kesepian. Ia butuh kasih sayang seorang lelaki karena sejak kecil ia selalu kekurangan kasih sayang. Namun di sisi lain Ratu tidak ingin mengikat orang-orang itu ke dalam sebuah komitmen. Karena ia punya trust issue dengan yang namanya sebuah 'hubungan berstatus'. Takut apa yang ayah dan ibunya alami sampai ke dirinya juga.
Jika ditanya bagaimana perasaan Ratu pada Syailendra, Ratu sendiri tidak tahu pastinya bagaimana. Namun, yang jelas, tiap ia bersama Syailendra, Ratu merasa nyaman dan bahagia. Ia seolah menemukan 'rumah pulang baru' yang ingin ia huni 'selamanya'.
Syailendra berbeda dari kebanyakan lelaki yang Ratu temui. Cowok itu baik, polos, pintar, dan memandangnya bukan sebagai seorang Ratu Anggrianto yang cukup popular di sekolah. Syailendra selalu memandangnya sebagai teman. Sikap Syailendra juga selalu apa adanya. Tidak dibuat-buat seperti laki-laki yang mendekatinya selama ini.
Apa aku salah nggak ngasih kamu komitmen? Batin Ratu, sesak. Sedikit menyesal dirinya menggantung Syailendra dalam sebuah Hubungan Tanpa Status. Padahal Ratu tahu Syailendra sangat menyukai dirinya.
Hidupku nggak seperti yang kamu bayangin, Syai. Aku ... aku takut memulai sama kamu. Aku belum siap.
Ratu memejamkan mata sambil menarik napas dalam-dalam. Sesak sekali rasanya. Jika Syailendra itu cowok lain, setelah mengetahui isi hati cowok itu, pasti Ratu akan jauhi seperti yang terjadi pada Galih dan juga Aldo.
Namun masalahnya, Ratu juga tidak ingin dijauhi Syailendra. Dia membutuhkan cowok itu agar tetap waras di tengah kegilaan hidupnya selama ini.
Ratu tersenyum pahit. Sudut matanya berair seiring rasa sakit di dada. Ratu merasa jadi si egois yang begitu jahat karena mempermainkan perasaan anak orang. Dan lebih dari itu semua, dia tidak mau melepas cowok itu dan berterus terang kalau sebenarnya ... dari awal ia hanya memanfaatkan kepintaran Syailendra agar bisa memenangkan perlombaan olimpiade ini.
Maafin aku, Syai....
Hari ini, perlombaan yang mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba. Badan Syailendra terasa hendak remuk karena kemarin dihajar habis-habisan oleh ayahnya.
Saat bersiap ke kamar mandi, Heri menyeletuk—
"Lo yakin hari ini kuat ikutan lomba dengan keadaan kayak gitu?"
"Nggak apa-apa. Ini cuma luka kecil," elak Syailendra.
"Kecil apanya? Udah biru gitu tuh lebam lo. Apa nggak diobatin dulu?"
"Nggak ada waktu lagi. Kita harus segera ke lokasi lomba. Habis dari sana aja diobatin," kata Syailendra bersikukuh.
Heri yang mendengar hal itu hanya bisa menghela napas. Sejujurnya Heri tahu Syailendra tadi malam dihajar habis-habisan oleh keluarganya. Bukan tanpa alasan lelaki itu tahu. Ratu yang mengirimkannya pesan untuk 'jangan bertanya apa pun yang bisa melukai perasaan Syailendra'. Dari sana Heri bisa mengambil kesimpulan bahwa hubungan Syailendra dan keluarganya kurang baik. Dan sebagai teman, Heri mencoba mengerti hal itu.
"Ya udah, lo siap-siap sana. Mandi duluan aja. Gue mau chat-an sama Sasa."
"Oke."
Dan setelahnya Syailendra melenggang masuk ke dalam kamar mandi. Heri menghela napas panjang. Rasa ilfeel-nya pada Syailendra berganti rasa simpati. Meski tak tahu cerita pastinya, Heri yakin Syailendra begitu menderita tinggal dengan keluarganya selama ini.
"Bapaknya pemilik hotel, tapi dia malah kayak gembel. Emang nggak ada akhlak orang tuanya," celetuk Heri bergidik ngeri.