Sebuah kisah tentang seorang yang telah dikutuk menjadi Tua sejak lahir. Dimana segala yang melekat dalam dirinya mengandung misteri di balik apa yang membuatnya berbeda.....
Novel Doris Hart 2 ini merupakan kelanjutan kisah dari Doris Hart yang pertama.
Kutukan, Sihir dan Cinta selalu berkecimpung di dalam kehidupannya.....
Dapatkah Doris hidup dengan Uzda Masson seorang yang telah membuatnya berubah menjadi sosok manusia yang sesuai dengan usianya seperti sekarang ini?
Uzda yang di cintai nya belum pernah dapat bersama dengan Doris karena banyak hal yang menghalangi keduanya. Apakah itu? dan bagaimana kah Doris menghadapi nya?
Baca kisahnya sampai tamat! tinggalkan jejak kalian yang membaca kisah ini dengan cara dukung author melalui vote, nilai, like, subscribe, follow dan komentar.
Disarankan untuk membaca Doris Hart yang pertama dulu ya 😊
happy reading 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seolah Berlari
Keduanya sama-sama terdiam, Houdynn memikirkan apa yang diucapkan Thorn. Bahwa Doris kini mungkin sedang melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya. Namun saat Thorn menoleh pada Houdynn, dan melihat raut wajah Houdynn yang tampak berpikir, Thorn pun langsung tersenyum renyah.
"Lalu... Apa rencanamu, nak? Setelah kau tahu ternyata Doris masih disana?..." Tanya Thorn, membuat lamunan Houdynn pun buyar. Dan ikut tersenyum.
"Mungkin... Aku akan datang kesana, paman. Untuk menghibur saudaraku dan bertemu adikku..."
"Paman rasa.... Bukan hanya itu tujuanmu datang!" Thorn mencoba menebak.
Houdynn kembali tersenyum. "Paman memang benar! Sebenarnya aku ingin melihat kebahagiaan dirasakan oleh Doris dan Uzda...disisi lain, aku ingin menyampaikan kabar gembira untuk Cloe, paman...."
"Bolehkah paman tahu kabar gembira itu?..." Pinta Thorn pada Houdynn.
"Aku ingin Cloe kembali melanjutkan belajarnya, paman." Jawab Houdynn.
"Disana? La Jolla, California..?"
Houdynn mengangguk, sambil tersenyum. Dengan tatapan mata ke langit-langit rumah, membayangkan betapa bahagianya Cloe mendapatkan kabar tersebut.
Sedangkan mendengarnya, Thorn seketika terdiam. Hatinya terus bertentangan dengan apa yang diinginkan Houdynn dari pernyataannya.
"Ada apa, paman?" Tanya Houdynn, setelah menyadari Thorn terdiam setelah mendengar pernyataannya.
Sedangkan Thorn langsung tersenyum dan menggeleng, "Tak apa, nak. Paman hanya sedikit berpikir tentang hal itu, apakah Cloe pernah sekolah sebelumnya?"
"Dia putus sekolah di pertengahan tahun, paman. Karena dia lebih memilih berkelana mengelilingi dunia."
"Dia pernah meninggalkan rumah, sebelumnya?!" Tanya Thorn terkejut.
Houdynn mengangguk. "Sampai sekarang aku tidak pernah tahu alasan dia berkelana saat itu... Karena sebelum dia pergi, dia telah lebih dulu memeluk agama Allah daripada saya...."
Thorn pun mengangguk paham. Lalu meneguk kembali kopinya yang masih mengepulkan asap.
Tok! Tok! Tok!
Tiba-tiba suara ketukan pintu mencairkan keheningan diruangan itu, Thorn dan Houdynn pun seketika bersamaan menoleh ke arah pintu.
...****************...
Di dalam angkutan umum selama perjalanan setelah mereka menyelamatkan dunia, suasananya begitu hening, tak ada yang bicara, dan saat Glynn telah bosan berada di dalam angkutan umum berniat untuk turun, Doris baru membuka percakapan, memecahkan keheningan.
"Kamu mau turun dimana, Glynn?"
Yang seketika membuat Glynn sedikit bingung dengan pertanyaan Doris.
"Ee....." dan tidak bisa menjawab.
"Astaghfirullah!!!" pekik Doris, sambil menepuk keningnya sendiri, membuat ketiga orang yang bersamanya menoleh ke arahnya.
"Aku lupa! Kau kan tak usah ditanya.... Karena hanya dengan satu kedip kemana pun kau ingin temui kau telah sampai, bukankah begitu?..." ucap Doris.
"Darimana kau tahu aku adalah salah satu golongan di dunia sihir?!" tanya Glynn, sedikit terkejut.
"Kak Josef telah menceritakan semua tentangmu dan Circle, saat kau dan dia bertarung di langit." jawabnya.
"Hemmm...." sambil melirik keluar kaca angkutan umum.
"Sepertinya turun disini saja!" ucap Glynn.
Angkutan umum pun langsung berhenti, Glynn pun setelah turun dari angkutan umum, hanya melihati dengan tersenyum. Saat angkutan umum mulai melaju, seolah ada yang dia lupakan, dia berlari mengejar dengan tangan seolah ingin menggapai. Tapi sayang, angkutan umum melaju dengan begitu kencangnya dan tak dapat dia gapai. Glynn pun menghentikan langkahnya. Perlahan dia menggeleng dengan menatap sayu kekejauhan sisa asap dari angkutan itu.
"Mengapa kalian seolah berlari?... Saat kalian akan dipertemukan.... bukan kah selama ini kalian saling mencari? Tapi kalian seolah semakin berlari dari takdir pertemuan... Mungkin memang belum waktunya kalian dipertemukan oleh Tuhan kalian.... Al....."
Glynn mencoba mengingat, "Allah...."
...****************...
Angkutan umum terus melaju, hari yang terang pun sampai berubah menjadi biru, tanda malam akan datang. Si sopir memberitahukan pada penumpangnya seperti biasa.
"Angkutan akan melewati hutan Montrose...." ucap si sopir.
Herman pun menoleh pada Doris yang terus melihat keluar jendela. Sambil menepuk pundak Doris. "Apakah kamu akan turun di hutan Montros?"
Doris pun menoleh dan mengangguk. "Disana telah menjadi rumahku, Herman...." jawabnya.
"Tapi... Aku ingin kau menginap dirumahku.... sebagai balas budiku pada jasamu, wahai Raja!"
.
.
.
Lanjutannya besok 😚
