Aku, Kamu, Dan Jarak Yang Tak Kasat Mata

Di malam pergantian tahun ini, aku bermain kembang api dengan teman-temanku di rumah Eve, sekaligus memeriahkan natal yang tiba beberapa hari lalu. Aku, Steven, Eve, dan beberapa temanku yang lain berkumpul di sana. Kami memutuskan untuk memanggang ikan laut malam ini. Para gadis kebagian tugas memasak hidangan pelengkap untuk ikan bakar, dan para anak laki-laki yang membakar ikan di halaman rumah Eve. Drama pemilihan ketua OSIS sudah selesai dan dimenangkan oleh Steven. Dia tampil memukau saat debat dan menyampaikan visi dan misinya sebagai ketua OSIS. Aku tetap golput dan mereka berdua marah besar kepadaku. Terpilihlah Eve menjadi sekertaris OSIS. Aku? Aku bukan anggotanya.

Kami memutuskan untuk merayakan tahun baru dengan memanggang ikan setelah sekian lama rencana itu hanya menjadi wacana belaka. Malam ini sungguh menyenangkan. Kami banyak bercanda dan tertawa bersama-sama. Steven masih belum menyatakan perasaannya kepada Eve, ia bilang dia mungkin takkan pernah menyatakannya. Tak lupa aku mengirimkan foto kegiatan ku kepada Andra dan Brian. Mereka sedang merayakan tahun baru di Pantai Ancol karena Brian benar-benar datang ke Jakarta menepati janjinya saat itu. Mereka juga tak lupa mengirimkan foto dan video betapa meriahnya pantai itu saat malam pergantian tahun. Brian ke sana bersama Andra dan kedua kakaknya. Andra sengaja tak memperbolehkan orang tuanya datang ke Jakarta seperti biasanya untuk merayakan tahun baru karena kali ini dia ingin menghabiskan waktunya dengan kedua kakaknya dan juga Brian. Aku juga ingin berkunjung ke sana suatu hari nanti.

Doaku untuk tahun depan, semoga ayah ibuku selalu sehat, aku bisa meraih cita-cita yang ku inginkan, Steve dapat mengungkapkan perasaannya, Brian semakin bertaubat untuk tidak menjadi playboy, dan Andra selalu diberikan ketegaran dalam menghadapi semua permasalahan yang muncul. Aku harap semua orang yang ku sayangi mendapatkan perlindungan Tuhan di setiap langkah kaki mereka, selalu diberikan rahmat, dan semoga tahun 2017 nanti menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Semoga di tahun ini Andra menjadi lebih bahagia dan semoga Tuhan menghapus segala duka serta luka yang ia miliki.

Untuk ujian semester satu kali ini, aku dan Brian tak meminta bantuan Andra dalam pelajaran. Kami hanya belajar bersama berdua. Tak melibatkan Andra, Andra butuh waktu untuk memulihkan dirinya dan kami tak ingin menambah beban pikirannya dengan mengganggu waktunya. Aku dan Brian tak pernah menghubungi Andra lebih dulu akhir-akhir ini, kami takut mengganggu waktunya. Aku masih meraih peringkat pertama, Brian masuk tiga besar kali ini. Kami belajar dengan bertukar soal dan melihat penjelasan cara mengerjakannya di internet. Andra bilang dia ingin mengundurkan diri dari posisinya sebagai President of Students Council atau Ketua OSIS. Ia lebih senang menghabiskan waktunya di gereja sekarang. Ia masih dalam fase penyembuhan luka dan penghapusan duka. Ia sedang sangat membutuhkan Tuhan saat ini. Pilihannya lari ke Tuhan karena masalah yang ia alami adalah salah satu hal yang sangat ku syukuri, karena sejujurnya aku takut jika dia malah memilih jalan yang malah merugikan dirinya sendiri dan mungkin akan ia sesali kelak. Kata Bri, Andra memang masih ceria, namun sorot matanya menunjukkan jika dia memang sedang terluka.

Di jam sepuluh malam tadi, ada tragedi dimana Ikan yang akan kami bakar dibawa lari kucingnya Eve. Aku dan yang lain bingung mencarinya ke sana kemari ketika kucingnya Eve datang ke halaman sambil terlihat seperti sedang tersedak sesuatu. Tentu kami semua panik, kami kira kucing itu keracunan, namun kenyataannya dia tersedak tulang ikan. Akhirnya tulang ikan itu berhasil keluar setelah kami berusaha mengeluarkannya selama sepuluh menit. Kami tertawa namun sekaligus kasihan kepada kucing itu, ia tersedak karena sudah mencuri ikan yang harusnya kami panggang dan saat tersedak kucing itu betul-betul terlihat kesakitan. Duh, meong...

Aku serta Eve memasak tumis kangkung terasi dan tempe goreng sebagai pelengkap ikan panggang yang nanti akan kami santap. Tak lupa juga sambal yang pedasnya membuat mulut tak berhenti mengunyah, kali ini kami membuat sambal ranti. Ranti adalah sebutan khas Bahasa Osing yang dalam Bahasa indonesia artinya tomat mawar. Setelah semua matang, kami semua langsung makan karena perut kami sudah sangat kelaparan. Rasanya lezat sekali, nasinya nasi jagung. Kami benar-benar menikmati santapan itu dengan nikmat.

Saat jam menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh menit kami memutuskan untuk menonton televisi. Para anak laki-laki langsung berbaring di atas karpet dan para gadis duduk di atas sofa. Kami menonton konser perayaan tahun baru yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi. Saat itu yang paling ku ingat ada Grup Band Noah yang membawakan lagu mereka yang berjudul menunggumu. Kami seketika bernyanyi bersama karena memang lagu ini merupakan lagu favorit sejuta umat. Aku tak tahu kelanjutannya bagaimana. Yang ku tahu kami semua terbangun jam empat pagi. Pupus sudah harapan kami untuk melakukan hitung mundur di jam dua belas malam. Ayahnya Eve bilang kami bahkan meninggalkan pintu depan rumah dengan keadaan terbuka dan beliau tak tega membangunkan kami yang benar-benar kelihatan kelelahan.

Saat aku membuka ponsel, banyak panggilan video dari Andra, Brian, dan juga dari Grup Raditz Squad. Aku benar-benar tak bisa mendengar apapun tadi malam. Mereka mengirimkan banyak video dan ucapan selamat tahun baru. Termasuk Andra dan Bri. Andra mengirimkan fotonya yang sedang duduk berpiknik dengan kedua kakaknya dan Brian. Mereka terlihat tersenyum menatap ke kamera. Sedangkan Brian mengirimkan video kembang api yang sangat meriah dan suara kerumunan orang-orang yang melakukan hitung mundur jam dua belas malam kemarin. Orang-orang di Raditz Squad mengirimkan banyak doa dan harapan di tahun baru ini. Semua berharap tahun ini akan menjadi tahun yang lebih baik dari tahun kemarin. Akhirnya aku juga mengirimkan doa dan harapanku ke grup tersebut jam 8 pagi tadi, di Tanggal 1 Januari 2017. Aku juga membaca doa dan harapan yang Andra kirimkan kepadaku, doa untukku. Dia menulis seperti ini:

Semoga Tuhan selalu melindungi kamu dimanapun kamu berada, mengisi hari-harimu dengan kebahagiaan dan berkah yang tiada tara, memberkahi kamu dan keluarga kebahagiaan dan kesehatan yang takkan pernah ada habisnya. Suatu hari, saya akan mengajakmu ke Pantai Ancol ini, lalu ayo berkunjung ke Tokyo Tower. Kamu pasti suka di sana. Nanti kita ajak Brian dan Tania juga, jika kamu rasa terlalu jauh, kita bisa ke Labuan Bajo, Raja Ampat, atau Banda Neira lebih dulu. Aku beberapa kali berkunjung ke sana dan tempatnya sangat indah.

Aku lalu membalas, "Oke. Lain kali ke sana kita, ya. Apa kamu merasa lebih baik, Andra? Apa ada yang bisa ku lakukan untuk meringankan dukamu?"

Dia membalas, "Saya lebih baik sekarang. Lain kali saya harap bukan hanya Brian yang ada di dekat saya, namun kamu juga."

Aku tersenyum membaca pesannya. Andra, aku harap kamu selalu tegar dan tabah menghadapi semuanya. Aku lalu mengirimkan doaku untuknya, persis seperti yang aku doakan dan harapkan. Semoga Tuhan mengabulkan semua doa kita untuk tahun ini. Aamiin ya rabbal aalaamiin.