Cerita seorang laki-laki yang terpikat karena aroma yang mirip dengan seseorang di masa lalunya.
Kisah seorang laki-laki yang jatuh cinta pada pandangan pertama setelah bertemu dengannya. Aroma yang menenangkan, aroma yang mengingatkannya bahwa bahagia itu sederhana tapi terasa mewah.
Lalu bagaimana kisah laki-laki itu? apakah berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
"Nih es krim strawberry kesukaan kamu," Marcel memberikan es krim pada Luna. Hal itu mampu memunculkan senyuman Luna.
"Terima kasih," Luna menerima es krim itu dengan senang hati.
Menikmati suasana taman yang begitu ramai dengan satu contong es krim membuat Luna gembira. Berbeda dengan Luna, Marcel menatap fokus yang menarik perhatiannya.
Melihat seorang anak kecil yang bermain dengan ayah dan ibunya, membuatnya merasa iri. Dulu, dirinya tidak pernah melakukan hal itu. Hanya ayahnya yang selalu menemani dirinya, sedangkan ibunya selalu sibuk dengan dunianya sendiri.
Luna yang sejak tadi fokus dengan es krim di tangannya tak sengaja melihat Marcel yang menatap sesuatu merasa aneh. Melihat ke arah pandang yang dituju oleh Marcel, Luna melihat ada satu keluarga yang bahagia dan sepasang kekasih yang bercanda, terlihat sangat bahagia.
Melihat Marcel yang fokus itu, Luna segera memegang tangan Marcel. Hal itu membuat Marcel tersentak karena terkejut.
"Ada apa Luna?"
"Kakak sedang iri yang sama pasangan itu," Luna menunjuk kecil ke arah pasangan yang tampak romantis itu.
Mendengar itu, Marcel tertawa kecil. Kesalahpahaman Luna membuatnya terhibur.
"Iya, sejak tadi Luna hanya fokus dengan es krimnya aja. Aku nya dianggurin," Marcel pura-pura merajuk pada Luna. Luna yang terkejut dengan sikap merajuk Marcel berubah menjadi panik. Luna segera membujuk Marcel dengan berbagai macam rayuan.
Luna berdiri di hadapan Marcel dan berpose lucu agar Marcel tertawa. Marcel yang tak tahan segera menarik Luna ke pelukannya.
"Kenapa Luna itu lucu sekali?" Marcel merasa gemas dengan tingkah Luna yang mencoba membujuknya.
"Ayo pergi dari sini!" Kemudian mereka pergi dari taman sambil bergandengan tangan. Tak lupa, Luna selalu menceritakan banyak hal. Marcel yang mendengar itu hanya diam, sesekali mengangguk.
...****************...
Hari ini adalah hari kelulusan Luna. Wisuda yang selama ini di nanti oleh keluarga besarnya.
Luna tampil cantik dengan kebaya yang ia desain sendiri. Duduk di samping Putri, yang tak kalah cantik pada acara hari ini. Menikmati acara ini adalah bentuk kepuasan diri setiap mahasiswa yang berhasil lulus.
Para orang tua yang melihat acara sakral itu merasa bangga dengan pencapaian anak mereka. Tak terkecuali orang tua Luna.
Selesai acara, keluarga Luna yang menunggu tampak senang saat melihat Luna yang berjalan bersama kedua orang tuanya.
"Selamat ya cucuku yang cantik," ujar Bastian yang memeluk Luna.
Kemudian, satu per satu keluarga besar memeluk Luna dengan hangat. Tak lupa mereka memberikan hadiah serta buket bunga yang mereka siapkan.
Luna yang sejak tadi mencari kehadiran seseorang tak nampak di acara penting baginya. Theo yang menyadari putrinya sedang mencari sang kekasih tersenyum kecil. Dirinya tau rencana Marcel, sehingga keluarganya saat ini harus membuat Luna teralihkan.
"LUNAAA!!" teriak Putri yang berlari ke arah Luna. Kemudian memeluk Luna dengan erat.
"Maafkan anak saya ya pak, bu. Dia lumayan bar bar," ujar ayah Putri yang merasa malu dengan tingkah anak perempuannya itu.
Melihat kepala keluarga Purnomo hadir, Theo segera memberi salam.Keluarga Purnomo adalah keluarga yang bergerak di bidang tekstil, dimana banyak kain yang berhasil diciptakan dari perusahaan Purnomo.
"Tidak masalah pak, Putri sudah seperti keluarga kami sendiri." ujar Jihan menenangkan ayah Putri.
Janendra Agung Purnomo, ayah dari Putri terkejut saat anak gadisnya dekat dengan keturunan dari keluarga Lafluer. Memang nama Lafleur kurang tersorot di Indonesia, namun pengaruh Theodore sebagai seorang arsitek ternama saat ini membuat nama Lafleur tersohor di sini. Namun, di kancah dunia nama Lafleur cukup terkenal di dunia bisnis. Apalagi bisnis yang mereka jalani, selalu sukses besar. Banyak orang yang ingin berkerja sama dengan mereka.
Putri berbincang dengan Luna serta Jihan yang kagum dengan penampilan anggun Putri saat ini. Biasanya Putri akan berpenampilan cukup tomboy, namun sekarang terlihat cukup feminim.
Janendra yang melihat anaknya akrab dengan keluarga Lafleur cukup senang, namun resah di saat yang bersamaan. Lafleur adalah keluarga yang cukup berbahaya, karena itulah dirinya sedikit khawatir.
Brian yang mengamati ayah dari teman cucunya. Terlihat guratan khawatir di wajahnya.
PUK!
"Tenang saja. Selama anak anda berteman dengan baik dengan cucu saya, saya akan memperlakukannya dengan baik!"
Janendra tau itu adalah sebuah peringatan. Jika Putri berbuat macam-macam, dampaknya akan sangat besar bagi keluarganya.
Luna yang asik berbincang dengan Putri, tak menyadari kehadiran seseorang yang berdiri tepat di belakangnya.
"Siapa ini?" Luna meraba tangan yang menutup matanya. Merasa mengenal tangan itu, Luna tersenyum. Apalagi wangi parfum milik lelaki itu sangat mudah dikenalinya
"Kak Marcel," ujar manja Luna.
Marcel senang saat Luna mengenali dirinya. Kemudian Luna berbalik melihat Marcel. Marcel memberikan sebuket bunga mawar merah yang sangat cantik. Luna yang menyukai mawar merasa senang, apalagi bunga. itu terlihat sangat cantik.
Tiba-tiba Marcel jongkok tepat dihadapan Luna. Menyodorkan sebuah kotak perhiasan yamg berisikan sebuah gelang cantik.
"Luna, kita memang baru menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Namun, aku sudah yakin bahwa kau adalah orang sangat tepat untukku. Kau selalu ada bersamaku. Melawati banyak hal bersama. Jadi maukah kau hidup bersamaku selamanya?"
Luna terkejut saat Marcel mengucapkan itu. Dirinya melihat ke arah keluarganya yang tersenyum melihat adegan itu. Luna saat ini merasa malu karena dilihat banyak orang, namun dirinya juga terharu dengan apa yang dilakukan Marcel untuknya saat ini.
Saat menatap ke arah orang tuanya serta keluarga dan teman-temannya mengangguk, Luna kembali menatap Marcel.
"Marcel, aku...."
Jangan lupa follback dan saling dukung ya.
mmpir punyaku juga kakk😻😻